- Epilog -

9K 841 496
                                    

🚯 PLAGIAT JAUH-JAUH! 🚯

"Aku mendengar sirene, apa yang telah terjadi?! Polisi mengejar siapa?!" Mateo yang muncul secara tiba-tiba membuat Enzo dan Finn menatap ke arahnya.

"Kenapa kau di sini?! Tidakkah kau tahu di luar sedang berbahaya?" seru Enzo. Namun, dia tidak memiliki banyak waktu mengingat situasi sekarang.

Enzo menyerahkan ponselnya pada Finn. "Lacak dia!" perintah Enzo lalu berlari masuk ke mobilnya.

Diikuti oleh Finn yang menatap ponsel yang diserahkan padanya dan Enzo secara bergantian dengan bingung. Finn duduk di kursi tengah belakang. Sedangkan Mateo duduk di samping pengemudi ketika Enzo menyalakan mobilnya.

"Putuskan hubungan dengan mereka, FBI juga sedang mencari keberadaan kalian." Perkataan Enzo membuat Finn makin kehilangan ekspresinya.

Finn terdiam selama beberapa saat, terkejut bukan main dengan pernyataan Enzo barusan. Sial, mereka juga dijebak! Dia dengan cepat mengutak-atik laptop satunya di ransel sekaligus mengambil ponsel lalu menghubungi Esme untuk menyuruhnya pergi dari kawasan Britania!

 Sial, mereka juga dijebak! Dia dengan cepat mengutak-atik laptop satunya di ransel sekaligus mengambil ponsel lalu menghubungi Esme untuk menyuruhnya pergi dari kawasan Britania!

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Kain hitam yang menutupi kepala Dior akhirnya dibuka ketika mobil mereka masih melaju sangat cepat di tengah hutan.

Medan jalan tidak mulus, jalan di hutan itu dari tanah dengan banyak bebatuan dan akar pohon besar lumayan banyak keluar dari tanah. Dior memandang sekeliling, di sekeliling mereka hanya ada pepohonan tinggi dan menjulang begitu besar, hanya ada satu jalan lurus yang sedang mereka lewati. Dior tidak dapat melihat dengan jelas karena tidak ada pencahayaan yang dapat membantu dia menatap sekitar di mana mereka kecuali lampu mobil.

Yang pasti dia tahu, sejak lumayan lama kepalanya ditutup dengan kain. Mereka sudah keluar dari kawasan Liverpool.

Dior menatap kedua tangannya yang sudah diikat dengan tali, dengan pistol yang masih tertodong di samping kepalanya oleh salah satu tangan Alarico, yang satunya tampak mengutak-atik ponsel.

"Lihat, orangku sudah tangkap," ucap Alarico menyodorkan ponsel yang dia pegang ke depan Dior. Menunjukan berita ditangkapnya lebih dari 20 bawahannya, dan sekarang nama Alarico berada di daftar burnonan teratas yang sedang dicari di kawasan Britania Raya.

Dior tampak tidak peduli, bahkan tidak menoleh pada apa yang ditunjukan. Membuat bawahan Alarico yang ada di samping Dior mencengkeram kuat rahang wanita itu untuk memaksa dia menoleh ke ponsel bosnya.

Kekerasan itu membuat Dior melihat berita tersebut dengan tertawa hina. "Kau juga akan ditangkap, tunggu saja."

Alarico kemudian balas tertawa sinis. "Kau berarti belum melihat ini." Alarico menunjukan kembali ponselnya. Membuat pria yang mencengkeram rahang Dior makin kuat untuk menghadapkannya kembali ponsel Alarico.

Dior melihat namanya juga ada di daftar buron membuat senyum licik Dior kembali terukir. "Kau pikir aku benar-benar percaya pada mereka?" Dior melirik sekilas pada Everardo yang masih mengemudi dengan kecepatan kencang.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt