- R 16 : New? -

9.9K 915 150
                                    

“Malam tadi ada empat orang, mereka semua berjubah, seolah memang ingin menutup identitas mereka, dan masing-masing membawa satu anjing. Mereka lagi-lagi berada di tepi pelabuhan, aku sangat yakin kau juga berpikir bahwa mereka sedang membuang atau melakukan sesuatu di sana,” jelas Vernon yang sedang melipat kedua tangannya di depan dada, melihat pada Enzo yang meminum sedikit demi sedikit whiskey di gelasnya.

Dia terlihat berpikir, belum menyatakan pendapatnya dengan pembahasan orang-orang misterius yang diceritakan Austin beberapa bulan lalu. Masih menunggu Chris dan Martez—orang yang tinggal dan melihat langsung orang-orang itu menambahkan cerita masing-masing.

“Di dekat dermaga, mereka terlihat berpencar dan terus melihat-lihat pada air pelabuhan,” tambah Chris—pria paruh baya yang terlihat ada satu atau dua helai rambut yang memutih di kepalanya dengan sedikit jenggot yang telah ia cukur.

“Kami berdua terbangun bersamaan pada malam itu walau di ruang terpisah, Chris mendatangi kamarku dengan tak menimbulkan suara yang sedang mengintip di jendela. Ketika kami membuka pintu luar, kami lagi-lagi tak bisa menangkap mereka ketika satu di antaranya menyadari keberadaan kami dan serempak semuanya berlari ke arah mobil yang ada dekat dengan dermaga.” Penjelasan dari Martez, membuat sebelah tangan Enzo yang menggenggam short glass itu merenggangkan jari-jarinya yang melingkar di sana. Menggerakkan ujung jari tengahnya di satu titik permukaan gelas untuk bisa ia maju mundurkan secara perlahan ketika ibu jari dan jari kelingkingnya digunakan sebagai poros, dan kedua jari lainnya sebagai penyangga.

Memutar gelasnya dengan gerakan maju dan mundur secara perlahan di tangannya. Membuat isi whiskey di sana yang tak lebih dari satu mili liter itu ikut terputar secara perlahan seiring gerakannya.

Chriz meraih minuman dari botol lain dengan jenis alkohol berbeda di sebuah insulasi ruangan di sebuah kelab milik Enzo—Hero—tempat di mana masyarakat Liverpool dan orang-orang Redrum sering pergi. Terlebih Enzo sebagai ketua mereka dan bawahan yang sering bersamanya untuk berdiskusi. Mereka akan pergi ke ruangan di lantai dua di lorong paling ujung untuk membahas suatu hal secara runtut yang perlu dibahas, atau yang terjadi di kota itu untuk memastikan semuanya baik-baik saja di bawah kendali kelompok mereka.

“Jelas itu bukan pembuangan barang,” ucap Enzo masih terlihat berpikir di kepalanya yang selalu dingin untuk membahas sesuatu. Enzo masih memutar gelas di satu tanganya membuat isinya berputar berirama seiring gerakan pelan yang ia lakukan.

“Mereka sedang mencari sesuatu.” Setelah perkataan itu, Enzo menghentikan gerak gelasnya—aktivitas yang semua orang di ruangan itu sangat kenal, jika itu selalu dilakukan Enzo ketika dia berpikir dan gelas ada di tangannya. “Sesuatu yang terpaksa mereka buang berbulan-bulan lalu, kemungkinan untuk menyembunyikan dari suatu pihak. Dan setelah itu selesai, mereka mencarinya untuk diambil kembali.”

Enzo menandaskan sisa isi gelasnya dengan sekali teguk lalu meletakkan di atas meja bundar setinggi lutut yang berada di tengah-tengah sofa yang mengelilinginya. Meja dan sofa yang hampir penuh diisi oleh bawahan Enzo itu adalah inti dari mebel yang ada di ruangan ini yang bernuansa modern, sesuai dengan tema klubnya yang berada di lantai bawah sedang mendentumkan musik nyaring dengan penuh lautan orang-orang.

Enzo menyandarkan punggungnya ke badan sofa kembali, menumpu siku kanannya di gagang.

“Sangat terlihat mereka telah merencanakannya jauh sebelum mereka ke dermaga dengan mobil itu di dekat mereka, sudah siap untuk kabur ketika ketahuan. Sejak Chris melihat mereka pertama kali, itu bukanlah yang pertama. Itu yang kedua, setelah sebelumnya mereka membuang sesuatu di pelabuhan dan tak ada yang mengetahuinya. Mereka tak dapat menemukan benda itu kembali ketika Chris memergoki. Dan datang ketiga kali dengan persiapan dan lebih banyak orang untuk menemukan apa yang telah mereka sembunyikan,” jelas Enzo seperti biasa namun dengan isi pikirannya yang tak biasa yang selalu masuk akal di telinga mereka semua.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Where stories live. Discover now