- R 20 : Stunning -

8.8K 974 248
                                    

Dior berbalik arah menghadap ke meja kembali, menoleh pada artikel-artikel itu lagi. Tak peduli pada wanita di belakang sana yang melihatnya terus, bahkan dia belum berjalan dari tempatnya terpaku tadi.

Vernon yang masih berjalan itu menatap ke arah wanita di belakang sana sekilas, tersenyum miring lalu berhenti di samping Enzo. Menatap lembaran artikel dan potongan koran di atas meja juga.

“Bernard mengatakan pestanya akan diadakan lumayan terbuka,” ucap Vernon sembari mengeser salah satu lembaran artikel di depannya agar makin mendekat.

Perempuan yang masih berada di dekat pintu itu akhirnya berkedip sembari menatap ke arah lain, merasa dirinya memperhatikan cukup lama tanpa sadarnya.

“Vernon.” Vernon mengucapkan perkenalan dengan menatap Dior sembari tersenyum simpul.

“Mercy.”

“Dia menahan barangku di Pelabuhan London,” ucap Enzo, mengerakkan tangan kirinya melewati belakang pinggang ramping Dior, nyaris menyentuhnya untuk menarik kursi di sisi perempuan itu untuk menariknya keluar dari dalam meja.

“Kau akan bertemu dengan dia di rumahnya nanti, masuk ke acara yang selalu dia selenggarakan untuk memperingati hari ketika dia bergabung di kepolisian,” ucap Enzo seraya menarik kursi di samping kanannya dan duduk di sana disertai selesai perkataannya. “Dan itu berlangsung sejak sembilan tahun belakangan. Kau akan ada di sana, sebagai orang yang dibawa oleh komisaris untuk bisa masuk.”

Dior yang melihat kursi di sampingnya sudah tertarik menyeringai miring. Duduk dengan menyilangkan kakinya, julukan Dark Queen itu masih ada di kepalanya ternyata. Dior kemudian bersender di kursi sembari bersedekap dada.

Orang yang dibawa? Yang kau maksud pasangan, Dominic? Dan apa tadi, komisaris? Kau pasti suka bercanda,” ucap Dior tegas bercampur seksi karena nada suaranya. Dia menaikkan sebelah alisnya sekilas dengan seringai yang tak hilang dari wajah cantiknya.

Wanita seksi dan rupa memikat itu hari ini memakai tank top hitam yang tertutup dengan blazer abu-abu yang di pinggangnya terlihat ramping sebab diikat dengan belt. Membentuk lekuk tubuhnya yang sempurna dengan memakai jeans hitam yang agak ketat sehingga menampilkan kaki jenjangnya yang tak kalah ramping. Seperti hourglass.

Suara nyaring satu kursi ditarik dari dalam meja dengan kasar terdengar oleh mereka semua. Satu perempuan tadi dengan kasar mendaratkan bokongnya di kursi sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

“Oh, jadi kau orang luar yang dikatakan oleh Enzo?” ucap perempuan itu terdengar sedikit kasar nadanya, memperlihatkan bahwa ia tak suka dengan kehadiran Dior.

“Kau bisa memanggilnya Mercy, Carol.” Vernon menatap ke arah perempuan itu. “Dia bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa kau lakukan.”

Carol tertawa sinis, menatap ke arah Vernon dengan tajam. “Sesuatu yang tidak bisa kulakukan? Dia tidak sebaik itu, aku hanya sudah dikenal oleh Magnus maka tidak bisa melakukan tugas tersebut,” ucapnya angkuh. Terlihat bahwa amarahnya datang dari perlakukan Enzo pada Mercy, entah apa yang terjadi di antara mereka berdua sebelumnya sampai membuat Enzo menarik kursi untuk seorang wanita.

Dior menaikkan kedua alisnya sok tersinggung dengan pernyataan wanita yang dipanggil Carol itu. Melirik mengejek sekilas ke arahnya sebelum ke arah lain. “Sebab itu kau tidak bisa digunakan.”

Enzo menggelengkan kepalanya pelan. “Kau tak salah dengar. Komisaris di kepolisian Metropolitan, Mike Davis. Aku beraliansi dengannya,” ucapnya melanjutkan diskusi untuk menengahi, sebelum drama itu makin berlanjut yang akan membuatnya malas.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Where stories live. Discover now