- R 53 : (Don't) Believe

5.5K 644 250
                                    

"Dior, apa yang kau lakukan di sini? Apa kau tidak mau ke hotel?" Finn berucap sinis, dengan melirik sesekali ke belakangnya. Pada Mateo yang terus mengikutinya ke mana pun dia pergi, dengan kucing hutan itu yang kini sedang dielus kepalanya oleh Mateo.

Mateo menatap Finn ketika dia melihatnya. Mateo tersenyum tengil karena dia tahu sedari tadi Finn merasa jengkel diikuti. Dia tahu Finn ingin menjelajah, dan mencari kesendirian di mansion Enzo ketika Dior mengajaknya ke sana, entah setan apa yang merasukinya mengapa mengiyakan. Dan sekarang dia harus berada dalam satu wilayah lagi dengan penguntit satu itu.

Finn menyesalinya, lalu memutar bola mata menatap pada Dior kembali yang sedang ada di depan pintu. Menunggu seseorang ketika sudah menjelang malam.

"McKenzie tidak bisa dihubungi, aku akan tinggal sebentar lagi di sini untuk menunggunya. Kau bisa pulang terlebih dahulu," ucap Dior cemas. Karena Enzo tidak mengangkat teleponnya, bahkan hari sudah malam, dan dia tidak mendapatkan informasi apa pun tentang pria itu.

"Baiklah! Aku pergi," ucap Finn kesal lalu mengeratkan tangannya di tali ransel yang ia pakai di salah satu pundaknya. Memakai kembali headphone-nya.

"Be careful."

"Dior, apa aku boleh menginap di hotel?" Mateo berucap setelah berdiri di samping wanita itu.

Dior menunduk untuk menatap anak laki-laki itu. Melirik sekilas ke arah Finn yang berjalan menjauh dari sana, namun bisa mendengar permintaan Mateo walau ada musik di telinganya. Finn membalikkan kepala sembari menggelengkan kepala kuat, mengisyaratkan agar tidak memperbolehkan permintaan Mateo. Yang ia tahu sekali hanya ingin mengganggunya.

Dior menatap ke arah Mateo lagi, tersenyum simpul. "Kau bisa memanggilku Mercy saja." Dior sempat terkejut anak itu memanggil nama aslinya, namun melihat Mateo yang melirik sekilas ke arah Finn lalu ke arahnya lagi dengan bingung sembari mengangguk. Dia yakin dia sebelumnya tidak mengetahui, atau tidak ingin mengetahui namanya. Dan dia mendengar Finn tadi memanggilnya menggunakan nama tersebut.

"Dan, tentu saja kau boleh menginap di kamar hotelku. Ini kartunya," ucap Dior menyerahkan kartu akses pada Mateo.

"Terima kasih, Mercy." Mateo menyeringai miring pada Finn yang kemudian terlihat makin kesal rautnya. Lalu mempercepat jalan.

"Aku akan menginap di hotel lain!" kesal Finn.

"Kalau begitu aku akan tepat di belakangmu, karena aku juga punya uang, sebab bisa kau lihat dengan jelas bagaimana mansion sepupuku di belakang. Tidak mungkin aku tidak punya uang, bukan?" ucap Mateo sengaja mengejek makin memperparah kekesalan Finn.

Dior gemas melihat kedua anak laki-laki itu yang menjauh, namun kecemasan masih menghampirinya. Tapi tidak lama, setelah melihat lampu mobil Enzo begitu menyorot di sinar malam, masuk ke gerbang melewati Finn dan Mateo yang tidak mempedulikan kedatangannya.

Dior berdiri diam di depan pintu mansion, namun melihat kondisi Enzo yang baru keluar dari mobilnya yang ia parkirkan di bawah tangga depan beranda. Membuat Dior melangkah lebih dekat untuk melihat luka di wajah Enzo dengan jelas.

"Apa yang terjadi?" Dior mengerutkan keningnya, kekhawatirannya tadi muncul kembali.

Enzo menutup pintu mobilnya, namun tidak menaruh perhatian pada Dior. Tapi pada kedua bocah yang bahkan tidak berbalik untuk menengok kehadirannya.

"Ke mana mereka?" tanya Enzo tanpa menjawab pertanyaan Dior.

Pintu mobil di samping pengemudi terbuka menunjukkan sosok Austin yang keluar dari sana. Dior menatap mereka, kesamaan yang terjadi di antara keduanya adalah, mereka sama-sama memiliki luka yang sudah mereka lap dengan asal-asalan.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Where stories live. Discover now