Thirty One

742 90 6
                                    

"Huaaaahhhmmm"

Jungkook membuka mulutnya lebar-lebar karena menguap. Pagi ini ia terbangun lebih pagi dari biasanya. Jantungnya juga berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia memegang dada kirinya, mencoba menenangkan detakannya yang sangat lantang dan cepat dengan masih setengah sadar.

"Kenapa sih?" Tanyanya pada diri sendiri.

Setelah itu ia mulai bangkit dari kasurnya. Dilihatnya jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi.

Ia bergerak ke arah dapur untuk menggambil minum. Lalu menenggak nya barangkali dengan begitu detakan jantungnya akan kembali normal.

Selanjutnya ia hendak berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidur. Namun kemudian ia tersadar jika ia belum melihat mama nya. Biasanya jam segini mama nya sudah bangun untuk menyiapkan sarapan. Karena setiap Jungkook bangun tidur sekitar pukul 09.00, maka makanan pasti sudah tersedia di atas meja makan.

Alhasil Jungkook merubah arah jalannya ke arah kamar wanita itu. Ia ketuk kamar mamanya beberapa kali. Namun tak ada jawaban. Ia pun memastikan keberadaan mama nya dengan membuka pintu kamarnya yang tak terkunci.

"Mama?" Ucapnya sambil membuka pintu kamar.

"Mama!!"

Betapa terkejutnya ia saat melihat mama nya telah tergeletak di atas lantai yang dingin.

Ia menghampiri mama nya, meletakkan kepala wanita itu di atas pahanya. Lalu menepuk-nepuk pipi mama nya untuk menyadarkannya.

"Ma... Mama.... Ma, bangun ma... Maaaaaaa bangun!"

Namun wanita itu tak merespon panggilannya dan tak lekas sadar. Membuat Jungkook yang sebelumnya masih mengantuk, kini sudah tersadar sepenuhnya. Ia terlihat sangat panik dan wajahnya pun berubah pucat. Matanya memerah dengan air mata yang bergelinang di ekor mata nya. Jungkook hendak menangis, namun di saat seperti ini ia harus tenang dan memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Terlintas di kepalanya untuk menelpon ambulans. Dengan gerakan perlahan, Jungkook meletakkan kembali kepala mama nya ke lantai. Lalu berlari menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya dan menelepon ambulans. Setelah itu kembali ke dalam kamar mamanya dan menunggu hingga ambulans datang untuk membawa mamanya ke rumah sakit terdekat.

"Mama, Jungkook takut. Jangan sakit ma"

*******

Jungkook terduduk di kursi tunggu rumah sakit dengan perasaan tak karuan. Wajahnya nampak begitu cemas. Bahkan jejak air mata masih terlihat di pipinya. Saking paniknya, ia bahkan tak dapat mengontrol air matanya. Cairan tersebut jatuh begitu saja dari kelopaknya tanpa di minta. Jungkook sangat takut saat melihat para petugas medis membawa mama nya ke ruang UGD sementara dirinya di suruh menunggu di ruang tunggu.

Ia tadi sudah menghubungi papa nya yang saat ini berada di luar negeri karena dinas kantor. Memberitahu tentang kondisi sang ibunda kepadanya. Jungkook diminta untuk jangan panik sementara papa nya sedang bersiap-siap untuk datang ke Indonesia sesegera mungkin.

Namun bagaimana bisa Jungkook tidak panik? Wanita yang melahirkannya sedang terlelap tak sadarkan diri di dalam sana. Jungkook pasti sangat cemas.

"Mama...." Gumam Jungkook lemah. Menjambak rambutnya sendiri sembari tertunduk lesu menyembunyikan wajah.

Jungkook takut sekali. Dia takut sendirian. Tak ada siapapun yang dapat menemaninya saat ini. Bahkan kekasihnya sendiri. Ia telah berkali-kali menghubungi wanita itu. Namun tak ada satupun panggilannya yang diangkat. Ia juga tak dapat menghubungi Jaehyun maupun Youngjae karena hubungan mereka yang sedang bersitegang. Apalagi Jimin. Pria itu pasti masih sangat membencinya.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now