Twenty Two

840 79 5
                                    

Pria tampan nan tinggi dengan kaos oblong dan celana pendek sedengkul itu berjalan menenteng beberapa Snack di tangannya. Ia lalu membuka pagar sebuah rumah dan beranjak memasuki kediaman satu lantai tersebut.

Dilepasnya sendal jepit swallow berwarna biru untuk diletakkan di atas sebuah rak sepatu. Bersanding dengan beberapa sepatu kepunyaan sang pemilik rumah.

Setelah itu ia mulai masuk ke dalam bagian rumah. Berjalan santai tanpa beban hingga tangannya bertengger di sebuah gagang pintu kamar seseorang. "Jimin... Aku datang" ucapnya sembari memasuki kamar temannya.

Namun langkahnya tiba-tiba terhenti secara mendadak saat lima kepala yang ada disana serentak menoleh ke arah nya dengan tatapan heran.

Nafas Seokjin terhenti sejenak karena tatapan mengintimidasi dari mereka. Suaranya pun jadi tergagap. "A-ah ma-af... A-ku akan kembali lagi nanti" ucapnya berniat pergi dari tempat tersebut.

"Seokjin"

"Ya?" Langkah Seokjin terhenti karenanya.

"Tidak apa-apa, kau disini saja" ucap Namjoon.

Dahi Seokjin pun mengkerut. "Tidak, aku tak ingin mengganggu"

Namjoon kemudian bangkit dari duduknya, lalu menarik sebelah tangan Seokjin. Di arahkannya pria itu untuk duduk di atas kasur Jimin. "Duduk disini tidak akan menganggu" ucapnya.

Sama hal nya dengan Seokjin, yang lain pun terheran dengan kelakukan Namjoon. Namun tak ada satupun dari mereka yang menolak gagasan dari pria itu, sebab mereka berpikiran hal yang sama dengannya. Seokjin tak akan menganggu. Toh mereka hanya perlu untuk menyatukan materi saja ke dalam ppt.

"Iya kau sudah terlanjur datang dan kami sebentar lagi juga akan selesai. Jadi lebih baik kau menunggu disini saja" ucap Jaehyun.

"Eum baiklah jika kalian tidak merasa terganggu. Kalau begitu, aku akan duduk disini dan tak akan mengeluarkan suara" ucap Seokjin.

Setelah nya, mereka mulai kembali berfokus pada tugas mereka. Memerhatikan setiap detail materi yang nantinya akan mereka presentasikan di depan kelas. Setiap baris kata mereka baca dengan seksama, kalau-kalau ada informasi yang tak sesuai dengan kebenaran yang ada maka bisa mereka revisi kembali.

"Next" ucap Jungkook.

Jimin kemudian membuka slide selanjutnya untuk mereka koreksi.

"Itu, ada yang salah. Senyawa air itu harusnya H2O, bukan HO2" ucap Jungkook lagi.

"Oke" Jimin langsung mengubah kata yang salah tersebut menjadi benar.

Mereka terus memeriksa hasil pekerjaannya hingga beberapa menit kemudian, tugas mereka pun telah selesai di koreksi.

"Selesai juga akhirnya" ucap Jungwoo merenggangkan kedua tangannya ke atas.

"Euh guys nanti jangan pulang dulu ya... Ibuku sudah menyiapkan makan sore untuk kita" ucap Jimin. Untung saja pada hari Sabtu ibu nya tak ada jadwal mengajar bimbel jadi paling tidak, Jimin bisa memberikan suguhan makanan kepada mereka.

"Yaampun padahal tak perlu repot-repot Jimin" ucap Jaehyun.

"Tidak repot kok, ibuku malah senang dengan kehadiran kalian" ucap Jimin tersenyum. "Yasudah kalau begitu kita langsung ke dapur saja"

"Seokjin? Tidak ikut?" Tanya Namjoon.

"Ah tidak, tadi aku sudah makan. Aku tunggu disini saja"

"Baiklah"

Mereka kemudian berdiri dan berjalan rapih ke arah dapur untuk menyicipi masakan buatan ibu Jimin.

"Hmmm enak banget wanginya" ucap Jungkook sesaat setelah memasuki dapur.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang