Eighteen

799 85 6
                                    

Sepasang sepatu hitam putih bergerak bersamaan dengan langkah kaki seseorang. Gerakannya cepat namun jaraknya tidak terlalu lebar. Melangkah menuju ke sebuah tempat yang biasa ia duduki saat jam pelajaran berlangsung. Dimana lagi kalau bukan di barisan paling pojok.

Ia lalu terduduk dan meletakkan tasnya di atas meja. Sementara kepalanya di rebahkan di atas tas miliknya. Rasa-rasanya hari ini ia sangat tidak bersemangat untuk pergi bersekolah---tak seperti biasanya. Energinya seolah terserap habis dari tubuhnya hingga ia merasa sangat lemas. Ia tidak sakit, hanya saja ia tak begitu berselera untuk menikmati hari.

"Kau kenapa Jimin?" Tanya Jungwoo, teman sebangkunya.

Jimin pun menoleh ke arah pria manis itu. "Entah, aku hanya lelah saja"

"Sakit?"

Jimin menggeleng. "Tidak, tapi aku lelah. Tak tau lah rasanya hari ini tidak membuatku bersemangat" ucap Jimin.

Matanya kemudian mendongak menatap pemandangan didepannya. Terlihat seorang perempuan yang tengah terduduk di atas meja dengan Jungkook yang terduduk di bangkunya sendiri.

Inilah alasannya mengapa Jimin sangat tak berselera. Hari ini masih begitu pagi, namun kedua orang didepannya malah sudah menebar kemesraan di kelasnya. Semangat Jimin luntur begitu melihat senyum Jungkook yang hanya tertuju untuk Yuqi. Apalagi ketika tangan kekar pria itu menggenggam jemari tangan milik kekasihnya, lalu diciumnya punggung tangan si wanita dengan bibir tipisnya.

Jimin tak suka. Ia sangat tak menyukai nya. Namun Jimin tak dapat melakukan apapun. Ia bukan siapa-siapa. Dan Jimin juga tak ingin membuat Jungkook malah semakin tak menyukainya. Jimin takut Jungkook akan terasa semakin jauh.

Makanya ia pun lebih memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dalam lekukan tangan. Lebih baik ia tak melihat mereka daripada harus menelan rasa pahit. Meski ia tau jika inilah hasilnya apabila ia mencintai kekasih orang. Ini lah hasilnya jika ia mencoba untuk menjadi seorang pelakor. Hanya kepahitan saja yang akan ia dapatkan. Sedikit rasa manis pun tak berhak untuk ia harapkan.

"Sayang~~~ kau hanya menyukai ku saja kan?" Ucap Yuqi dengan suara melengking. Jimin yakin jika wanita itu sedang berusaha untuk membuat dirinya merasa panas.

"Aku hanya menyukai mu sayang" balas Jungkook.

"Waktu itu ada seseorang yang bilang padaku jika dia akan membuatmu menyukainya.... Tapi kau benar-benar hanya menyukai aku saja kan sayang?" Yuqi mengelus wajah tampan Jungkook dengan sebelah tangannya.

"Iya sayang... Aku hanya menyukai mu saja. Jangan khawatir" ucap Jungkook.

Dan benar saja. Yuqi berhasil menyulut amarah Jimin. Pria itu sudah tidak kuat untuk mendengar percakapan omong kosong mereka.

Maka dari itu lah Jimin memilih untuk bangkit dari duduknya. Lalu berjalan menjauh dari tempatnya. Ia memilih untuk duduk di samping bangku ketua kelasnya agar bisa menghindar dari dua sejoli itu sejenak.

"Huh? Ada apa kau duduk disini Jimin?" Tanya Taehyung yang kebingungan.

"Aku numpang disini sebentar sampai Jaehyun datang ya?" Ucap Jimin meminta izin pada Taehyung yang duduk sebangku dengan Jaehyun.

Dan Taehyung tak dapat menolak. Toh meja dan kursi ini bukan miliknya sendiri. "Yasudah silahkan saja" ucap pria dengan senyum kotak itu. Lalu kembali melakukan aktivitasnya.

Jimin lantas merebahkan kepalanya membelakangi meja Jungkook. Sengaja ia melakukan itu karena matanya telah memerah seolah hendak menangis. Padahal sebenarnya matanya itu membara karena marah. Ia marah dengan dirinya sendiri karena tak memiliki hal menarik sedikitpun pada dirinya. Jika saja ia secantik Yuqi, atau jika saja ia seberani Yuqi maka Jungkook pasti akan menyukai dirinya. Tapi Jimin hanya lah seorang Jimin, ia bukan Yuqi yang begitu menarik di mata Jungkook.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now