Twenty Three

882 93 8
                                    

Senin pagi menjelang siang adalah waktunya bagi siswa siswi SMA Nebula mendapatkan waktu istirahat. Saat ini saja Jimin tengah duduk menatap makanannya di atas meja kantin sementara dirinya sendiri sedang mencoba untuk mengatasi rasa gugup dan canggung di hatinya.

Bayangkan saja, tadi saat bel istirahat baru berbunyi, tiba-tiba Jungkook langsung mengajaknya untuk makan bersama di kantin. Jadi lah Jimin seperti sekarang. Bingung dan tak tau harus apa.

"Kenapa tak dimakan Jimin?" Tanya Jungkook yang dengan santai memakan makanannya tanpa canggung sedikit pun.

"Ah iya ini aku makan kok" ucap Jimin lalu mulai memasukkan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

Dan Jungkook pun tersenyum. Ia lantas kembali fokus melanjutkan makannya.

Meja mereka adalah yang tersunyi dari setiap sudut kantin yang ramai ini. Jangan salahkan Jimin karena ia memang belum menyiapkan hati dan pikiran nya untuk momen yang sangat dadakan seperti ini.

"Ekhem Jimin, aku ingin tanya sesuatu boleh?"

Jimin mendongak, menatap ke wajah Jungkook. "Boleh"

"Sampai kapan kau akan menyimpan namaku didalam hatimu?" Tanya Jungkook. Jujur saja, kemarin seharian penuh ia memikirkan ucapan Jimin padanya. Hatinya sedikit bergetar mendengar pernyataan tulus dari pria itu. Dan kini dirinya sedang goyah. Itu lah mengapa ia memutuskan untuk mengajak Jimin makan bersama. Ia ingin melakukan sedikit test pada hatinya. Apakah hatinya benar-benar bergetar karena ia mulai menyukai Jimin, atau hanya karena perkataan pria itu yang sangat menyentuh hingga hatinya pun jadi terenyuh.

"Tak tau. Tergantung bagaimana perlakuanmu kepadaku Jung" jawab Jimin.

"Perlakuan bagaimana maksud my Jim?"

"Ya... Jika kau terus membuatku sakit hati, mungkin aku juga akan berhenti"

Jungkook mematung. Apakah ia siap jika Jimin memilih pergi?

Percakapan terhenti sejenak. Mereka pun hanya saling memandang. Namun pikiran keduanya tak henti berputar. Mereka hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Jimin, boleh aku menggenggam tanganmu?" Ucap Jungkook.

Jimin menenggak ludahnya sendiri. Hatinya berdebar tak karuan saat matanya tak sengaja bertatapan dengan mata tajam Jungkook ketika pria itu meminta sesuatu yang tak terduga. Meski gugup setengah mati, namun Jimin tetap mengiyakan permintaan Jungkook sebab ia pikir ini adalah sebuah kesempatan juga untuknya.

"Hmm" ucap Jimin sambil mengangguk.

Lalu dengan perlahan, tangan Jungkook bergerak maju mendekati tangan Jimin. Pria itu sama gugupnya dengan Jimin. Bahkan tangannya sedikit gemetar ketika mencoba untuk menggapai tangan lelaki di depannya. Jungkook sampai menahan nafasnya sejenak hingga akhirnya dapat menyentuh tangan Jimin.

Anehnya, seketika itu juga tangan Jungkook terasa seperti tersetrum. Aliran listrik seolah menjalar dari tangannya, mengalir hingga ke jantung. Memompa benda tersebut untuk bergerak lebih cepat dari biasanya. Berdetak lebih cepat dan semakin cepat hingga seutas senyum akhirnya terpatri di sudut bibirnya tanpa ia sadari.

Begitu juga dengan Jimin. Pria mungil itu merasa berbunga tat kala Jungkook mengusap lembut tangannya yang kemudian kedua tangan mereka dikaitkan untuk saling menggenggam.

Tanpa keduanya sadari, rupanya sebuah kuncup mulai tumbuh di hati mereka.

Namun sayang, nampaknya salah satu kuncup tersebut belum siap untuk mekar karena sebuah parasit yang hidup di hatinya dan menghisap nutrisi dari tubuhnya. Dan parasit itu ialah yuqi, kekasihnya sendiri.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now