Nine

1K 103 5
                                    

Lapangan SMA Nebula tengah penuh dengan barisan siswa-siswi dari ujung ke ujung. Saat ini sekolah mereka sedang melakukan upacara bendera yang sebentar lagi akan selesai dilaksanakan.

"KEPADA PEMIMPIN UPACARA HORMAT... GRAK!!" ucap seorang dangton yang berdiri di pojok paling kanan barisan.

Semua siswa mengangkat tangan kanannya yang diletakkan di samping alis. Memberikan penghormatan kepada sang pemimpin upacara yang memakai atribut lengkap dari ujung kepala hingga kaki.

"TEGAK.... GRAK!!"

Serentak semua peserta upacara menurunkan tangan kanannya kembali. Memposisikannya pada samping rok dan celana abu mereka.

"Upacara selesai, pengumuman-pengumuman" ucap sang MC.

Setelahnya, naiklah seorang guru wanita ke atas mimbar. Ia mengambil sebuah mic untuk memberikan beberapa pengumuman sebelum akhirnya membubarkan barisan untuk masuk ke dalam kelas masing-masing.

"Anak-anak, ibu tidak ingin berlama-lama karena ibu tau pasti kalian sudah lelah berdiri disini selama satu jam. Jadi, langsung saja kita ucapkan selamat kepada teman-teman kalian yang telah berhasil membawakan medali kemenangan untuk sekolah kita yang tercinta ini. Selamat kepada Jungkook dan Jimin yang telah berhasil menyumbangkan medali emas dalam kejuaraan science nasional mewakili sekolah kita. Beri tepuk tangan untuk mereka"

Jungkook dan Jimin lantas maju ke atas mimbar diiringi dengan suara tepukan yang meriah dari teman-teman sekolahnya. Senang rasanya bisa dijadikan kebanggaan oleh sekolahnya. Ini lah alasan mengapa Jimin suka sekali mengikuti kejuaraan. Ia sangat suka disanjung. Lagian, siapa juga yang tak suka dengan sanjungan? Jimin yakin, jika ada kesempatan untuk mendapatkannya, semua orang pasti akan mengambil kesempatan itu dengan senang hati.

"Terimakasih ya nak Jungkook dan nak Jimin. Semoga kalian bisa terus berprestasi di masa depan" ucap Bu guru.

Jimin dan Jungkook pun tersenyum. "Iya Bu, terima kasih kembali" ucap Jimin.

"Baiklah pengumumannya sudah selesai, kalian bisa kembali ke kelas masing-masing" ucap Bu guru tersebut kepada khalayak ramai.

Satu persatu murid pun mulai berhamburan meninggalkan lapangan. Begitu juga dengan Jimin dan Jungkook yang mulai menuruni mimbar berbarengan.

"Hati-hati" ucap Jungkook. Memposisikan sebelah tangannya di belakang Jimin sebab laki-laki itu malah asik memperhatikan medalinya daripada anak tangga yang cukup tinggi didepannya.

Seketika itu juga Jimin berdebar. Perhatian kecil begini saja sudah mampu membuatnya terbang hingga ke langit ke tujuh. Rasa-rasanya ingin sekali ia melompat ke dalam pelukan pria ini. Merasakan tangan kekar itu mendekap hangat tubuhnya. Terlebih lagi ia ingin sekali menempelkan kupingnya pada dada Jungkook, seolah tengah membelahnya hanya untuk mendengarkan irama detak jantung yang sepertinya akan bisa membuatnya merasakan kedamaian yang hakiki.

"Iya makasih Jung. Pantas saja kau punya banyak penggemar ternyata kau memang se-caring itu. Aku tak heran" ucap Jimin seolah-olah ia bukan merupakan bagian dari sekerumunan manusia pemuja Jungkook.

Jungkook tiba-tiba tersenyum. Kali ini bukan hanya senyum tipis yang terlihat manis, melainkan sebuah senyum lebar yang mampu membuat siapapun bergetar. Melambangkan jika ia begitu bahagia mendengar penuturan dari Jimin. "Hahaha aku ini bukan apa-apa. Hanya seorang pria beruntung yang dapat menguasai banyak hal dan juga memiliki wajah yang begitu rupawan ahaha" Jungkook narsis.

Seokjin benar. Ternyata Jungkook ini tipe orang yang sangat suka di puji. Baru mendengar sedikit pujian saja ia sudah merasa bahunya meninggi. Berarti Jimin memang harus selalu memuji Jungkook agar bisa dekat dengannya. Masa bodoh dengan pacar si pria. Selama janur kuning belum melengkung, dan surat undangan belum tersebar. Maka Jungkook masih belum menjadi milik siapapun.
"Iyaa aku akui kau itu tampan Jungkook"

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now