Six

1K 116 1
                                    

Butiran partikel-partikel air terpampang nyata di kamar seorang pria. Bersatupadu dengan oksigen dan karbondioksida yang ada disana. Sekali lagi butiran itu tersembur keluar dari sebuah botol kaca yang berukuran sedang. Diikuti dengan si pria yang memutar tubuhnya untuk menangkap partikel air tersebut.

Pria itu menghirup dalam aroma parfum dengan memejamkan kedua matanya. "Hmmm wangi" gumamnya ketika menyelesaikan aktivitasnya.

Setelah menyemprotkan parfum ke tubuhnya, Jimin mengambil tas totebag putih berbahan kanvas yang sudah ia siapkan sejak semalam. Totebag yang berisikan kumpulan buku pengetahuan tentang science itu disampirkan di bahu kanannya.

Tangannya menyambar ponsel android di atas meja rias. Tak lupa dengan powerbank dan kabel data berwarna putih.

Setelah itu kakinya melangkah keluar dari kamar. Mencari keberadaan ibu nya untuk pamit.

"Bu" panggil Jimin. Kakinya menyusuri setiap sudut rumah. Namun ibu nya tak lekas ketemu. Mulai dari dapur hingga kamar sang ibu tetap tak ditemukannya sosok yang telah melahirkannya itu.

Akhirnya Jimin pun memutuskan untuk pergi keluar rumah tanpa pamit. Nanti ia bisa mengabari ibunya melalui Whatsapp.

Sebelum pergi, Jimin mencari sepatunya di rak sepatu depan pintu. Lalu memakai salah satu sepatu favorite nya yang memiliki warna putih dengan corak biru di salah satu sisi.

Sekali lagi ia perhatikan pakaiannya. Membenarkan jaket carduro beige yang tersampir di pundaknya. Tak lupa merapihkan poni rambutnya yang ia biarkan menutupi sampai pangkal dahinya.

"Semoga penampilanku tidak terlalu buruk" ucapnya.

Setelah memastikan jika penampilannya sudah cukup oke. Jimin lantas membuka kenop pintu rumahnya. Namun pemandangan pertama yang ia lihat adalah ibu nya yang sedang menyiram jalanan panas dengan selang air yang tersambung ke keran rumahnya.

"Ibu, aku cari kemana-mana ternyata ada disini" ucapnya. Menghampiri sang ibu.

"Iya habis cuaca sedang terik-teriknya. Jadi ibu siram saja biar mengurangi sedikit suhu panas"

"Ooh"

"Kamu mau keluar?" Tanya sang ibu ketika melihat putranya sudah berpakaian dengan rapi dan tentunya wangi.

"Iya bu, aku ada belajar bersama di sekolah. Aku pamit ya bu"

"Yasudah sayang, hati-hati di jalan ya"

"Iya bu"

*******

Jimin sampai di sekolahannya. Ia memutuskan untuk menunggu Jungkook di dalam kelasnya saja karena cuaca yang sedang panas sekali. Jika dikelas, ia bisa ngadem dengan AC yang ada disana.

Jimin menurunkan bangku dari atas meja. Biasanya para petugas piket memang mengangkat bangku dan diletakkan di atas meja terlebih dahulu sebelum mulai menyapu dan menge-pel lantai. Agar lebih cepat dan jangkaunnya pun lebih luas katanya.

Ia kemudian duduk di bangku tersebut. Totebag nya di letakkan di atas meja sambil mengeluarkan sebuah buku science berwarna merah. Memutuskan untuk membaca buku tersebut sambil menunggu Jungkook datang. Daripada ia menscroll ponselnya lebih baik baca buku kan? Tentunya akan ada banyak manfaat yang ia terima dari membaca sebuah buku.

Waktu semakin berlalu, Jimin pun sudah mulai bosan membaca buku sciencenya. Jika seperti ini terus sama saja Jimin belajar sendiri bukannya belajar bersama. Lagian Jungkook kemana sih? Sudah pukul setengah 2 siang namun laki-laki itu masih belum datang juga.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now