Fifteen

872 76 5
                                    

"Jimin, kau habis darimana? Aku mencarimu daritadi" ucap Seokjin didepan kelas Jimin.

Dilihatnya wajah Jimin nampak murung. Lalu matanya beralih ke arah belakang Jimin. Ada Jungkook dengan wajah datar berlalu melewati dirinya dan juga Jimin untuk masuk ke dalam kelas.

Seokjin pun jadi bertanya-tanya. Apakah Jimin habis pergi dengan Jungkook hingga mereka harus kembali ke dalam kelas bersama? Tapi jika memang begitu, seharusnya wajah Jimin terlihat senang dong, bukannya malah murung seperti ini.

"Kenapa?" Tanya Seokjin bingung.

Jimin bersandar di dinding kelasnya. Menghembuskan nafas dengan lelah.
"Jungkook. Dia tau jika aku menyukainya Jin" ucap Jimin. Tangannya menjambak rambutnya dengan frustasi.

Seokjin langsung memelotot ketika mendengarnya. "Apa? Jungkook tau jika kau menyukai nya?" Tanya Seokjin memastikan. Gila.

Jimin pun mengangguk. Wajahnya makin terlihat menyedihkan. Ia tak tau harus bersikap bagaimana didepan Jungkook nanti. Dengan bodohnya ia malah begitu percaya diri dapat menaklukkan hati pria itu. Jika memang ia bisa melakukannya, lalu kenapa tak sejak dulu saja ia lakukan itu? Bukankah dia menyukai Jungkook diam-diam karena ia sendiri pun tak yakin dapat membuat Jungkook menyukainya? Bisa-bisanya dia begitu percaya diri mengatakan hal yang tidak mungkin seperti tadi. Dasar bodoh kau Jimin.

"Bagaimana bisa? Kau gila Jimin? Lalu bagaimana dengan respon Jungkook?" Seokjin masih tak dapat mempercayainya. Jimin itu seorang pengecut. Bagaimana mungkin ia bisa menyatakan perasaannya pada Jungkook?

Pria itu tak menjawab, ia malah menyembunyikan wajahnya di balik kedua telapak tangannya. Lalu kepalanya menggeleng.

Seokjin mengerti. Sepertinya Jungkook tak dapat membalas perasaan Jimin padanya. Oleh karena itu, Seokjin pun menggenggam bahu Jimin untuk menghiburnya. "Sudahlah Jimin, lupakan saja Jungkook. Masih banyak yang lain" ucap Seokjin menyemangati temannya yang malang itu.

Jimin pun menampakkan wajahnya yang terlihat semakin lusuh. "Masalahnya aku sudah terlanjur mengatakan kepadanya jika aku akan membuatnya menyukaiku balik Jin.... Hueeee bagaimana ini?" Rengek Jimin. 

Mulut Seokjin menganga lebar mendengar kabar mencengangkan ini. "Hah? Kau... bagaimana?"

"Aku mengatakan padanya jika aku akan membuatnya menyukaiku balik Jin" Jimin memukul bibir tebalnya dengan tangan kirinya. "Mulut bodoh! Bodoh dasar bodoh...." Ucapnya kesal pada dirinya sendiri.

Lantas Seokjin juga ikut memukul dahinya sendiri. Tak habis pikir dengan temannya yang sangat gegabah ini. "Hadeuh... Lalu kau akan bagaimana sekarang?"

"Itu dia yang sedang aku pikirkan. Sekarang aku harus bagaimana?"

Seokjin berpikir sejenak. "Ya sudah, kalau begitu lanjutkan saja. Kali ini kau bisa menunjukkan perasaanmu pada Jungkook dengan terang-terangan. Toh dia juga sudah terlanjur mengetahui hal itu" usul Seokjin.

Jimin malah diam. Ia merenungi nasibnya yang begitu sial.

"Lagian, kenapa kau bisa sampai mengatakan hal tersebut coba? Ada-ada saja. Dan juga, kenapa kau bisa sampai menyatakan perasaanmu padanya? Kau kan pengecut, jadi dapat keberanian darimana kau?" Tanya Seokjin.

Teng...teng...teng... Waktu istirahat telah berakhir

"Ceritanya panjang. Akan aku ceritakan saat pulang sekolah nanti" ucap Jimin.

"Yasudah, kalau begitu aku kembali ke kelas" Seokjin pamit.

Lantas mereka berdua pun segera masuk ke dalam kelas masing-masing karena bel istirahat telah berbunyi.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now