Thirty

832 77 5
                                    

Hari Sabtu ini, Jungkook hanya berdiam diri di rumah. Ia membolos latihan basket karena sedang malas untuk berkegiatan. Ia juga tak memiliki rencana malam mingguan dengan Yuqi karena hubungan mereka yang semakin merenggang sejak saat Jungkook memergoki wanita itu tengah berangkulan dengan Bangchan.

Jungkook heran, padahal wanita itu yang berbuat salah. Namun justru wanita itu juga yang mendiamkan Jungkook hingga saat ini. Dan Jungkook tentu saja tak ingin mengalah, ia tak pernah memulai obrolan tapi tak juga menyudahi hubungan. Ia masih saja mempertahankan hubungan mereka meski hubungan tersebut hanya diam di tempat.

"Harus ku apakan hubunganku dengannya?" Gumam Jungkook menatap ruang obrolannya dengan Yuqi.

Ia menatap nama Yuqi yang tersimpan di dalam ponselnya dengan sebutan Yuqi sayang beserta tanda love di ujungnya. Setelah itu ia tekan lama nama tersebut dan memilih pilihan untuk melepaskan pin obrolan. Ia menghapus ruang obrolan Yuqi dari prioritas nya. Lalu menggantikannya dengan ruang obrolan milik Jimin.

Dibukanya lah ruang obrolan Jimin. Masih terlihat tanda ceklis satu di pesannya. Menandakan jika Jimin masih memblokir nomornya sampai saat ini. Lalu terbesit di kepalanya untuk mengirimkan Jimin pesan meski pria itu tak akan pernah membalasnya. Namun setidaknya perasaan Jungkook bisa tersalurkan meski tak akan pernah tersampaikan kepada pria itu. Jungkook hanya butuh wadah untuknya mengungkapkan isi hatinya. Tak perlu didengar, cukup dikeluarkan saja seluruh perasaannya. Ia hanya ingin merasa sedikit lega.

Ia baru menyadari seluruh perasaannya kemarin, saat Yuqi memilih membela pria lain. Ia tak merasa sakit, berbeda kala Jimin membela Jaehyun daripada dirinya. Jungkook merasa tak terima.

Jungkook menghela nafasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jungkook menghela nafasnya. Menghembuskannya dengan sedikit berat. Ia belum bisa jujur akan perasaannya. Jungkook belum siap. Ia terlanjur merasa malu, setelah berkali-kali ia menyangkal perasaannya lalu kini ia harus jujur pada Jimin jika dirinya menyukai pria itu?

"Bagaimana caranya aku mengungkapkan kepadanya?"

Jungkook meringkuk di atas kasurnya. Termenung memandang tembok kamarnya sembari pikirannya melayang-layang membayangkan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang akan terjadi apabila ia mengungkapkan perasaannya pada Jimin.

Hal yang paling memungkinkan adalah Jungkook akan ditolak mentah-mentah oleh Jimin. Sekarang saja Jimin sudah menjaga jarak darinya dengan membuat beton tinggi sebagai penghalang diantara mereka. Ditambah lagi kini Jimin telah menjadi kekasih dari Jaehyun yang mana kesempatan Jungkook untuk diterima oleh Jimin pun hanya sebesar nol persen.

"Kenapa aku telat menyadari perasaanku sendiri sih? Kalau aja aku sadar sebelum Jaehyun bergerak, maka sekarang pasti Jimin telah menjadi milikku"

Jungkook menyesali seluruh keputusannya. Kesalahan pertamanya adalah sejak saat ia mengatakan hanya ingin memanfaatkan Jimin kepada Jaehyun. Akibat perkataannya itu, ia pun jadi kehilangan teman baiknya. Lalu kesalahan lainnya adalah saat ia melupakan pertemuannya dengan Jimin, juga saat ia tak membela Jimin didepan banyak orang waktu itu. Banyak sekali kesalahan yang telah ia perbuat. Dan ia sangat-sangat menyesali seluruh perbuatannya.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now