Twenty Six

899 88 8
                                    

"Hufht... Jungkook itu sangaaaaatttt pelit" ucap wanita yang sedang memasukkan belanjaan nya ke dalam mobil.

"Ada apa sih datang-datang langsung marah-marah seperti ini hm?" Kata si pria yang mengusak rambut wanita.

"Sayang kau tau? Tadi aku meminta Jungkook untuk membelikan aku tas, lalu tebak apa responnya?"

Pria itu berfikir sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku tak punya uang?"

Si wanita menjentikkan jarinya. "Benar. Benar sekali. Padahal dia memiliki kartu kredit dari ayahnya, tapi dia sama sekali tidak menurutiku sayang" ucapnya dengan wajah cemberut.

Si pria pun tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan darinya. "Hahaha sudah ku katakan jika dia adalah pria yang seperti itu. Kau malah tak mempercayaiku dan memilih berpacaran dengannya"

Yuqi pun semakin bete. Ia memutar bola matanya jengah. "Huftt seball!!"

"Lagian, kenapa juga kau harus berpacaran dengannya?"

"Kau kan juga berpacaran dengan wanita-wanita itu, masa aku tidak boleh berpacaran dengan yang lain?" Ucap yuqi.

"Sayang... Aku kan berpacaran dengan mereka karena ada untungnya, toh kau juga kecipratan untungnya kan? Kalau Jungkook? Apa yang kau dapatkan darinya coba?" Ucap pria yang saat itu mengaku menjadi sepupu yuqi, padahal jelas-jelas dirinya adalah kekasih utama dari wanita itu. Yup, Yuqi dan kekasihnya ini memiliki kesepakatan. Mereka sama-sama boleh menjalin hubungan dengan orang lain selama keduanya bisa saling menguntungkan masing-masing pihak.

"Paling tidak followers ku di sosial media langsung meningkat pesat. Kepopulerannya di sekolah benar-benar luar biasa"

Pria yang bernama Jeongseob itu menggeleng tak habis pikir. Bagaimana bisa wanita matre yang ia sayangi ini merasa puas hanya dengan penambahan followers saja?

"Terserah kau saja lah" ucapnya, kemudian menyalakan mesin mobil untuk mengajak kekasihnya belanja.

***********

Srekk....srekk...srekkk

Terdengar suara lembaran - lembaran kertas yang di buka dari sebuah buku dengan sangat kasar. Pelakunya ialah Jungkook yang tengah terduduk manis di depan meja belajarnya dalam kamar. Setelah pulang sehabis berpergian dengan kekasihnya tadi, sang mama langsung mendikte nya untuk segera duduk didepan buku dan membacanya dari A sampai Z.

"Sial! Aku lelah sekali jika harus seperti ini terus. Bisa gila aku" ucap Jungkook mengusak rambutnya dengan kasar.

Ia membenamkan wajahnya di lekukan tangan di atas meja. Kepalanya terasa sangat berat dengan semua beban yang ia tanggung. Meski beban itu sendiri hanya terbatas pada tuntutan dari mama nya, namun rasanya terlalu berat dan sesak. Bahkan sepertinya Jungkook membutuhkan inhaler untuk melonggarkan rongga dadanya yang terasa menghimpit, meskipun dia tak memiliki riwayat asma sedikitpun.

"Arrgghhhh kenapa hanya aku anak di rumah ini sih?"

Terkadang, Jungkook berharap jika ia memiliki seorang kakak ataupun adik. Paling tidak, ia bisa berbagi beban ini dengan saudaranya. Namun sayang dirinya adalah anak tunggal di keluarga ini, jadi ia sama sekali tidak bisa membagi beban bahkan perasaannya kepada siapapun. Jungkook hanya sendirian. Dia kesepian.

Seketika kepalanya berdenyut nyeri karena terlalu banyak berpikir. Oleh karenanya, ia pun memutuskan untuk mengistirahatkan sejenak pikirannya dengan membuka ponsel miliknya untuk mencari penghiburan. Ia berselancar di sosial medianya. Jarinya asik mengusap dari bawah ke atas layar ponselnya sementara matanya terfokus pada setiap gambar yang ada di sana. Hingga seketika, ibu jari Jungkook berhenti bergerak. Membeku pada sebuah postingan yang dibagikan oleh teman dekatnya, Jaehyun.

BINTANG || KOOKMIN [✓]Where stories live. Discover now