BINTANG || KOOKMIN [✓]

Eleven

Jimin terduduk di meja belajarnya ditemani dengan alunan musik yang berasal dari ponsel miliknya. Terputar sebuah lagu berjudul 00:00 menemani malamnya yang cukup sibuk. Saat ini ia tengah bergulat dengan tugas-tugas sekolahnya. Memusatkan seluruh fokusnya ke arah buku dan pulpen yang tak berhenti untuk bergerak sedari tadi.

Sejak tadi ia masih belum menyelesaikan tugas PKN ini. Alasannya tentu karena jawabannya memerlukan pendapat dari dirinya sendiri. Juga materi yang sebenarnya belum pernah diajarkan oleh guru mereka.

"Ada-ada saja sih, masa materi yang belum diajarkan tapi sudah dikasih tugas? Kan jadi ribet" keluh Jimin.

Meskipun ia adalah murid pintar di kelasnya. Namun jika begini ceritanya maka Jimin juga akan merasa kesulitan. Jangan lupa, jika dirinya juga seorang murid biasa. Perbedaannya dengan yang lain hanya soal rajin atau tidak rajin saja. Jimin bukan Albert Einstein yang memiliki IQ yang begitu tinggi. Ia hanya seorang anak biasa.

"Huh... Istirahat sebentar deh" ucapnya.

Kemudian, tangannya mengambil ponsel yang tergeletak di samping bukunya. Lalu mulai membuka grup kelasnya yang sudah ramai dengan keluh kesah teman-temannya. Wajar saja jika mereka begitu kesal, karena Jimin pun juga sama kesalnya. Hanya saja ia tak menunjukkan nya pada mereka. Karena ia berpikir, daripada sibuk mengeluh menurutnya lebih baik jika ia mencoba untuk mengerjakannya terlebih dahulu. Mengeluh tidak akan membuat tugasmu selesai. Ya meskipun pasti tidak mungkin untuk tidak mengeluh. Namun paling tidak, lebih banyak berusaha daripada mengeluh akan lebih baik.

Setelah puas melihat grup kelasnya, ia kemudian mulai menscroll kolom chat pribadinya. Lalu dilihatnya sebuah nama yang mampu membuat dirinya menegakkan tubuh.

"Jungkook?" Gumam Jimin setelah melihat kolom pesannya dengan Jungkook memiliki angka 1 di pojok kanan atasnya.

Ia lantas meng-klik pesannya tersebut, lalu melihat jika Jungkook mengirimkan sebuah chat kepadanya.

Tak berapa lama, munculah panggilan telepon dari Jungkook hingga mengejutkan Jimin. Ini pertama kalinya ia ditelpon oleh seseorang yang ia sukai.