LXV

3.7K 522 2
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Dukung pembubaran Cassiopeia!

Petisi untuk pembubaran Cassiopeia.

Adanya Cassiopeia, semakin banyak petaka yang berdatangan!

Pak Carlos memijat kepalanya setelah melihat headline berita yang tidak pernah berhenti untuk membubarkan Cassiopeia. Padahal sudah hampir dua minggu berlalu, tapi masih tetap saja banyak yang ingin mengusut ini sampai tuntas.

"Diminum dulu, Pak."

Ia tersenyum tipis ketika Leoni memberikan sebuah gelas berisikan kopi. Membiarkan asap mengepul ke udara, menunggu sedikit dingin sambil melihat-lihat kembali berita yang sebenarnya bisa ia turunkan dengan bantuan Keenan.

"Jangan dilihat terus, Pak." Leoni mendaratkan bokongnya di sofa di ruang kerja Pak Carlos di rumahnya. "Semua itu ulah orang tua yang merasa Cassiopeia adalah sebuah ancaman. Mereka gak bakal tau perjuangan kita untuk sampai kesini itu gak mudah," ujarnya.

"Justru itu yang bikin saya berpikir ulang, Leoni." Ia melepaskan kacamata bacanya, meletakkan di samping gelasnya. "Jika saya membiarkan terus menerus Cassiopeia, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Banyak nyawa yang meregang karena ulah kita," ucapnya pasrah.

"Itu ulah mereka sendiri, Pak. Cassiopeia disini cuma membantu orang yang membutuhkan bantuan kita, itu aja," elak Leoni. "Oke kalo kita pernah buat kesalahan fatal, tapi gak pernah meregang nyawa orang. Oni sebagai Founder pun bertanggung jawab dengan kesalahan itu dan gak pernah lari."

"Saya membicarakan masa depan, Leoni. Bukan masa lalu."

Leoni terdiam. Ia bukan cenayang yang bisa memprediksi masa depan bahwa di masa depan pun Cassiopeia akan baik-baik saja.

"Saya lebih mengkhawatirkan masa depan berdasarkan kesalahan-kesalahan fatal yang pernah Cassiopeia alami. Mungkin jika kita tidak bertindak sekarang dan terjadi kesalahan seperti ini, kita bisa terancam oleh pidana yang berlaku. Saya tidak mau itu terjadi."

"Harusnya dari dulu Pak Carlos gak bikin Cassiopeia," gumam Leoni.

"Kamu yang memaksa saya, kamu juga yang membuat Cassiopeia dengan tanganmu sendiri. Disini saya hanya sebagai supervisor Cassiopeia, tidak lebih," ralat Pak Carlos.

Leoni bungkam, tidak lagi beradu mulut dengan Pak Carlos yang terkadang ucapannya bisa tajam kepadanya saja.

Tok ... tok ....

Leoni menoleh, melihat seorang wanita yang umurnya yang tidak terpaut jauh dari Pak Carlos. Memakai celemek dapur dengan rambut diikat sempurna ke belakang. Ia kenal sejak dulu, Bi Moi. Pembantu yang sudah lama bekerja di rumah Pak Carlos.

"Maaf menganggu Tuan. Ada Neng Yola mau ketemu sama Bapak," izin Bi Moi.

Pak Carlos tertawa kecil. "Izinkan saja dia masuk, Bi. Tidak perlu izin dengan saya jika anak-anak itu akan bertemu dengan saya," ucapnya lembut.

Setelah Bi Moi menghilang dari balik pintu, barulah perempuan yang seumur dengannya pun masuk dengan elegan. Berpakaian seperti orang kantoran, padahal jelas Leoni yang lebih tua darinya.

"Males banget gue ketemu sama lo. Masih pundung gue karena gak diajak waktu itu," cibir Yola yang duduk di depan Leoni.

"Heh bocil, harusnya lo bersyukur karena gak keseret. Ini malah sengaja mau ikutan, sok banget." Leoni memang sengaja tidak mengajaknya karena tidak ingin seluruh anggota Cassiopeia terseret masalah itu.

Cassiopeia ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon