VII [Hole (2)]

8.8K 1.1K 0
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Kamis, 15 September 2016

E baru saja menginjakkan kakinya di area sekolah. Ia melangkahkan kakinya menuju kelas. Tetapi banyak murid yang berlarian ke ruang guru, bahkan sampai menyenggol bahu E. E penasaran dengan apa yang terjadi di ruang guru, ia pun memutuskan untuk ke ruang guru.

Sesampainya disana, ia bertemu dengan kedua temannya yang sudah lebih dulu berada disana. Ia menghampirinya sambil melihat ke dalam ruang guru.

"Ada apaan sih?" tanya E.

"Orang tua Farrel dateng," beritahu L.

E membulatkan mulutnya menjadi 'O'. Ia pun mencoba mencari celah untuk melihat kejadian itu.

"Kalian ini jadi guru bagaimana sih?" tanya papanya Farrel.

"Maaf pak, ini diluar kendali saya. Saya–"

PLAK!

Semua murid terkejut mendengar suara tamparan dari dalam sana. Mamanya Farrel menampar seorang guru yang sedang menjelaskan tentang Farrel. Kelihatan dari raut wajah mamanya Farrel, ia menahan tangisnya karena anaknya belum ditemukan.

"Kamu!" Mamanya Farrel menunjuk guru itu. "Tidak pernah 'kan kehilangan seorang anak? Makanya kamu menyanggah semua pernyataan kami!" marahnya. Ia menangis sambil menangkupkan wajahnya di pelukan suaminya.

Murid yang berkumpul di luar ruang guru pun merasakan gundah gulana. Di satu sisi, mereka kasihan kepada guru yang tidak mengetahui apa-apa tentang keberadaan Farrel. Tetapi di satu sisi, mereka juga kasihan kepada orang tuanya yang sudah membesarkan anak mereka dan tiba-tiba saja menghilang. Mereka ikut merasakan sedih di luar sana.

M mengajak mereka berdua untuk pergi ke kelas karena waktu sebentar lagi menunjukkan waktu masuk pelajaran pertama. Mereka pun beranjak dari ruang guru menuju kelasnya. Di perjalanan, mereka masih merasa sedih dengan apa yang terjadi.

"Gue jadi sedih ngeliat orang tuanya Farrel," ucap E.

"Itu bisa jadi semangat buat kita untuk cepat menemukan Farrel biar orang tuanya gak sedih lagi. Kita gak boleh pantang menyerah sampai Farrel ditemukan!" seru L.

M dan E tersenyum. L memang sahabat mereka yang paling mengerti tentang situasi. Mereka beruntung memiliki L diantara mereka.



***



Teng ... teng ... teng ....

Bel istirahat berbunyi. E, L, dan M pun berkumpul dalam satu meja. Mereka ingin menyusun rencana mereka disana tentang apa saja yang akan mereka tanyakan. Mereka yakin bahwa petunjuk lainnya berada di ruang OSIS.

Setelah semuanya tersusun rapi, mereka langsung beranjak menuju ruang OSIS. Mereka tidak yakin bahwa ada OSIS yang berada disana, apalagi di jam istirahat seperti ini, mereka pasti memanjakan dirinya untuk makan sesuatu yang enak.

Sesampainya mereka di ruang OSIS, ternyata dugaan mereka salah. Justru anak OSIS sedang berkumpul disana. Sekitar ada dua belas orang sedang berdiskusi sesuatu. Mereka bisa melihatnya dari kaca yang tertempel di pintu masuk.

Cassiopeia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang