XVIII

7.2K 1K 4
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

"Maaf."

Alisnya tertaut, Aludra sama sekali tidak paham mengapa Ace meminta maaf kepadanya. Dan sorot matanya hanya tertuju kepadanya.

"Untuk ... apa ...?" tanyanya hati-hati.

"Kalian bertiga, tolong kerja samanya ya." Masa hanya Ace saja yang berhadapan dengan Aludra untuk bicara, sedangkan teman-temannya sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Lo yang kasih ide, lo yang ketua. Semangat ngomongnya," jawab Kai mengangkat setengah tangannya untuk menyemangati Ace.

Ace berdesis, semua kesalahan mereka harus dirinya yang menanggung. Padahal ia hanya mengambil jalan tengah karena dua anggotanya dulu tidak setuju.

"Kenapa sih?" tanya Aludra penasaran yang mendaratkan bokongnya di salah satu kursi. Duduk di depan Ace.

"Mau minta maaf."

"Iya kenapa? Emang lo salah apa?" Gadis itu semakin tidak paham dengan ucapannya.

"Dari awal lo disini, kita semua ngetes lo. Karena Rio sama Keenan gak setuju, jadinya kita kasih kesempatan untuk lo di kasus pertama. Setelah kasus pertama terlewati, kita semua udah terima lo kok. Kalo lo mau marah, gapapa," izinnya.

Aludra dengan santainya meniup lilin yang masih menyala. "Gue tau gak semudah itu untuk terima gue secara tiba-tiba. Tapi dengan kalian kasih gue kesempatan, setidaknya kalian bisa tau kemampuan gue. Justru gue gak sih yang makasih ke kalian?" tanyanya.

"Buat?"

"Udah jagain gue. Kai udah bilang kalo gue mau cerita sesuatu?"

Ace menggeleng.

Aludra tersenyum tipis. "Waktunya kebetulan banget ya. Kalian nerima gue disini dan gue mau nerima kalian di hidup gue." Ia menyilangkan tangannya di depan dada. "Jujur gue juga sebenarnya gak ada niatan untuk tutupin masalah pribadi gue, tapi waktu itu gue baru kenal kalian. Gapapa 'kan kalo gue cerita?" Suaranya terdengar getar, tapi ia harus menahannya.

"Kebalik, harusnya kita yang nanya. Lo gapapa ceritain itu? Padahal lo sendiri yang ingin kita tutup mulut," sambung Rio menyusul mereka berdua.

"Gue udah pikirin mateng-mateng. Setidaknya kalian tau kondisi gue, gak perlu sampe dikasihani. Anggap aja gue Aludra yang kalian kenal sebelum ceritain ini."

"Kalo lo merasa nyaman untuk cerita, silakan. Kita gak akan pernah larang orang untuk cerita apa pun masalahnya walaupun itu masalah pribadi." Ace dapat menangkap raut wajahnya yang ingin sekali bercerita.

Sebenarnya Ace dan Rio pun tidak pernah mendengarkan inti permasalahannya. Yang mereka tahu hanya Aludra kabur dari rumah karena ada masalah dengan mamanya di mana jika ia emosi, selalu menyakiti telapak tangannya.

Mulailah ia bercerita tentang perceraian kedua orang tuanya sampai ia diurus oleh mamanya. Semuanya berawal saat ia menginjak kelas 9 SMP. Di mana ia tahu bahwa mamanya berpacaran – padahal mamanya sudah janji kepadanya untuk tidak berpacaran – sampai mamanya depresi karena percintaannya yang tidak semulus yang dia inginkan, bernasib sama seperti papanya.

Tidak melupakan untuk bercerita tentang papanya yang tidak pernah ia temui sama sekali. Bahkan ia tidak tahu rupanya sama sekali sampai pada akhirnya ada seseorang yang bertemu dengan dirinya saat kelas 10 yang mengaku sebagai asisten papanya. Diberikan kartu debit yang akan diisi setiap bulannya dengan nominal yang tidak masuk akal. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk kabur dari rumah dan menggunakan uang papanya untuk sementara waktu sampai ia bisa menggantinya suatu saat nanti.

Cassiopeia ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora