LVI [Founder (3)]

5.6K 869 13
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Jujur, Aludra tidak bisa mengatakan apapun ketika perempuan yang tiba-tiba muncul sebagai Founder Cassiopeia dan ... kakaknya? Tidak pernah sedikit pun tersirat di pikirannya jika dirinya punya kakak. Toh mamanya juga tidak pernah mengatakan apa pun.

Mereka berempat yang ikut bersamanya pun ikut terdiam. Melihat beberapa kali wajah mereka satu per satu secara bergantian. Memang sedikit ada kemiripan, tapi lebih banyak ketidakmiripannya.

"Kakak kelas 'kan maksudnya?" Aludra masih tidak ingin berprasangka buruk.

"Engga dong. Kalo gitu, gue sambut kalian semua sebagai adik kelas gue." Raut wajah Leoni langsung berubah menjadi datar ketika Aludra mengatakannya. "Oke, gue maklumin kalo lo masih kaget. Mau gue kenalin diri lagi atau engga nih?" tawarnya.

Jadi dugaannya tadi benar. "Gak mungkin lo kakak gue. Mama gak pernah cerita apa pun kalo gue punya kakak," tolaknya sambil memundurkan langkahnya.

Pak Carlos menghampiri mereka yang berada di belakangnya sejak tadi. Memukul bahu Leoni cukup kuat. "Leoni, sudah saya bilang kalau itu ide yang sangat buruk," cibirnya. Ia bisa melihat raut wajah Aludra yang bingung dengan kenyataannya. "Ajak dia ke kamarmu dan bicarakan berdua. Saya akan berbicara dengan mereka," suruhnya. Leoni dan Aludra pasti membutuhkan tempat privasi untuk membahas itu semua.

Leoni memaksa senyumannya. "Ikut gue ke kamar," pintanya.

Aludra menggeleng cepat. "Gak mau." Masih ada rasa ragu di hatinya, tidak ingin meninggalkan dirinya kepada wanita itu.

"Mumpung gue masih sabar, jadi lebih–"

"Leoni. Kamu sadar sikapmu itu menakutinya? Jika kamu berbicara seperti itu kepadanya, dia semakin tidak ingin berbicara denganmu," omel Pak Carlos. Ia beralih melihat Aludra yang menyembunyikan tubuhnya di balik Rio. "Bicaralah dengannya sebentar. Teriak saja jika dia macam-macam atau memarahimu seperti tadi," bujuknya tersenyum. Padahal ada kaki Leoni yang secara sukarela diinjak olehnya.

"Sejak kapan Oni marahin dia, Pak? 'Kan – aw, iya Pak. Oni yang salah, Oni yang minta maaf." Leoni tidak sanggup lagi kakinya diinjak oleh Pak Carlos, bisa-bisa menjadi kaki geprek jika begini rasanya.

"Ikutlah dengannya," bujuk Pak Carlos sekali lagi.

"Gapapa, Al. Lo minta penjelasan sejelas mungkin biar lo bisa tau semuanya. Gak mungkin lo minta kejelasan ke mama lo." Rio pun ikut membujuknya.

Bibir Aludra tersungut, ia tidak punya pilihan lain jika Rio berkata seperti itu. "Yaudah." Mana mungkin ia mencari mamanya, meminta kejelasan. Itu sama saja seperti mencari mati.

Sembari Leoni yang berjalan tertitah-titah, Aludra mengikutinya ke dalam suatu ruangan yang disebut sebagai 'kamar'. 

Sedangkan mereka berempat dipersilahkan duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Masih tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

"Ayah bisa jelasin ini maksudnya apa?" Ace butuh penjelasan ayahnya saat ini juga. 

Pak Carlos berdeham. "Acara penyambutan untuk anggota Cassiopeia kepada Founder sebenarnya. Setiap angkatan, Leoni akan membuat ini semua," jelasnya. Ia teringat sesuatu. "Apakah kalian mengingat kotak di lemari markas?" Mereka mengangguk. "Di kertas itu sudah tertulis bahwa Leoni akan mengundang kalian," beritahunya.

Mereka sedikit mengerti sekarang, mengapa semua petunjuk tersebut terpaut dengan kasus yang mereka hadapi selama ini.

"Jadi selama ini Pak Carlos bukan pendiri Cassiopeia?" tanya Keenan.

Cassiopeia ✔️Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum