X

8.7K 1.2K 14
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Tok ... tok ....

Pak Carlos mendongakkan kepalanya, melihat seseorang yang memunculkan diri di pintu masuk ruang kerjanya di rumah. "Baru pulang?" tanyanya kepada Ace yang masih memakai baju sekolah.

Setelah masuk dan menutup pintunya, Ace duduk di salah sofa yang tersedia di tengah ruangan. Ruangan kerja dengan berbagai furnitur daun mint kesukaan ayahnya. Ruangan yang lebih besar dibandingkan ruang kerjanya di sekolah.

"Ace mau ngomong sama Ayah."

Pak Carlos sedikit membenarkan kacamata yang dipakainya. "Kamu mau bicara apa? Ini sudah malam. Besok kamu masih sekolah," ucapnya menangkap raut wajah Ace yang sedikit serius.

"Alasan Ayah rekrut Aludra ke tim kita. Ace mau tau alasannya."

Sepanjang perjalanan pulang, Ace memikirkannya. Yang biasanya ayahnya memberi alasan yang cukup valid untuk merekrut ketiga orang itu, tapi berbeda dengan Aludra. Alasan yang belum pernah ia dengar sama sekali.

"Agak sederhana. Dia cukup memenuhi kriteria Ayah," jawab Pak Carlos simpel.

Ace berdecak. "Maksudnya kriteria Ayah tuh gimana?" Jawaban yang agak rancu untuk ia terima mentah-mentah.

"Dia pintar, mampu bela diri–"

"Pintar? Ada Ace sama Kai disana. Bela diri? Ada Rio juga. Ayah lihat sendiri 'kan? Gak ada kurang sama sekali."

"Tidak biasanya kamu seperti ini, Ace." Pak Carlos menghampirinya, duduk di sampingnya. "Kamu mau dia dikeluarkan? Kenapa?" Ace yang ia kenal adalah orang yang selalu menuruti permintaannya.

"Ace gak bisa bilang alasannya." Sudah terlanjur ia berjanji dengan gadis itu.

Pak Carlos tersenyum. "Sama seperti alasan Ayah. Ayah tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya. Tapi sampai kapanpun, Ayah tidak akan membiarkan Aludra keluar dari tim. Kedatangannya bukan sebuah malapetaka bagi tim kalian, justru sesuatu yang perlu kalian syukuri. Butuh adanya seorang perempuan supaya perspektif pikiran kalian berbeda. Seiring berjalannya kasus, kalian bisa merasakan apa yang Ayah katakan saat ini," paparnya.

Mungkin yang dikatakan ayahnya sedikit ada benarnya. Padahal baru dua hari mereka bertemu dengannya, tapi sudah banyak spekulasi buruk untuk membuat Aludra keluar dari sana.

Ace pintar dalam bidang akademik, tapi tidak untuk perasaan.



***



Cahaya lampu mampu membuatnya mengerjapkan matanya. Kepalanya sedikit terasa pusing. Setelah mengubah posisinya menjadi duduk, ia baru tersadar jika masih memakai seragam sekolahnya.

Kejadian kemarin ya?

Tidak akan pernah ia lupakan bagaimana ia mempermalukan dirinya di depan orang yang baru ia kenal selama tiga hari. Pikirannya terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama, ia malu dan tidak ingin bertemu mereka lagi. Kubu kedua, memaklumi keadaannya yang sedang panik dan melupakan semuanya.

Jika dipikir-pikir, penyebab paniknya dikarenakan ia tidak pernah lagi mendapat atensi berlebih dari orang lain selain tetangganya dulu. Untuk permintaan Ace, masih belum ia jawab. Sungguh, ia tidak bisa berpikir lagi pada malam itu karena sudah keburu panik.

Cassiopeia ✔️Where stories live. Discover now