XXXVI

6.1K 978 6
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

"Sekian presentasi dari saya dan Aludra."

Suara tepukan tangan pun memenuhi kelas XI IPS 1. Mereka salut dengan presentasi yang mereka sampaikan saat itu. Terperinci dan jelas. Bu Olive pun ikut bertepuk tangan sambil tersenyum.

"Bagus sekali presentasinya. Kalian berani membuat gerabah yang tingkat kesulitannya tinggi. Hanya kalian saja yang membuat itu. Kalian akan saya beri nilai 100," kritik Bu Olive.

"Terima kasih Bu," ucap Aludra dan Kamal bersamaan.

Mereka bertatapan sebentar lalu kembali ke tempat duduk masing-masing. Aludra tersenyum tipis, akhirnya tugas ini berakhir dengan baik dan sesuai harapannya.

"Bagus banget, Al, presentasi lo," puji Dara.

"Biasa aja." Aludra merendahkan dirinya.

"Ih beneran bagus tahu. Gak usah merendah begitu," sindir Dara.

Aludra membalasnya dengan kekehan. Ia kembali memperhatikan orang selanjutnya yang presentasi. Tersisa dua kelompok yang presentasi saat itu. Aludra akui bahwa kelompok dirinya yang membuat gerabah. Kebanyakan dari mereka membuat kerajinan berbahan kain.

Teng  ... teng ... teng ....

"Baiklah, terima kasih kepada kelompok yang sudah memprestasikan hasil karyanya. Saya apresiasi hasil karya kalian. Semua itu bisa kalian pajang di belakang kelas kalian. Kalau begitu, saya pamit dulu."

Bu Olive melangkahkan kakinya keluar kelas. Mereka meletakkan karya mereka di spot terbaik di dalam kelas itu. Setelah meletakkannya, mereka berpencar keluar kelas.

Aludra hendak pergi ke kantin, namun ada seseorang yang memanggilnya. Ia menoleh.

"Kenapa?" tanya Aludra.

"Gue mau ikut ke kantin bareng kalian," jawab Kamal.

Tunggu, apakah Aludra tidak salah dengar? Kamal ingin ikut ke kantin dengannya dan Dara? Padahal tugas mereka sudah selesai dan Kamal sudah bebas dari perjanjiannya.

"Tumben banget lo bareng kita?" tanya Dara.

"Eumm ... itu ... ya ...." Kamal berusaha mencari alasan supaya bisa ikut dengan mereka.

"Yaudah kalo mau ikut," jawab Aludra dengan wajah datar.

Aludra berjalan duluan dengan gaya santainya. Sedangkan Dara dan Kamal mengikutinya di belakang. Aludra tidak berpikiran kalau Kamal akan berbuat hal buruk kepadanya.

Sesampainya di kantin, mereka memesan makanan. Kamal mengatakan bahwa ia akan membayar makanan mereka. Mereka berdua pun langsung bersemangat untuk memesannya. Setelah pesanan tersedia, mereka duduk di meja kantin yang kosong.

"Tumben banget lo baik sama kita?" tanya Aludra menyeruput minumannya.

Dara mengangkat garpunya dan menunjuk Kamal, "Atau lo lagi rencanain sesuatu ke Aludra?" sinisnya.

Kamal menyingkirkan garpu di hadapannya, "Suudzon mulu. Gue disini juga punya maksud baik," ucapnya.

Aludra mengerutkan keningnya, "Maksud baik?"

Kamal mengangguk, "Setelah gue jalanin tugas kemarin bareng lo. Rasa benci gue mulai surut. Dan bisa dibilang, gue sudah gak benci lagi sama lo. Gue mau minta maaf sama lo," ucapnya tulus.

Aludra menatap bola manik Kamal, tersirat bahwa Kamal benar-benar tulus meminta maaf kepadanya. Ia tidak menyangka bahwa perkataan itu akan keluar dari mulut Kamal. Dirinya pun juga tidak menganggap serius tentang apa yang dilakukan oleh Kamal.

Cassiopeia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang