XXVII

6.9K 985 10
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Aludra sedang memperhatikan buku yang ia baca sejak empat jam. Besok adalah hari pertama ulangan tengah semester di sekolahnya. Sudah hampir dua minggu ia lewati untuk pemulihan lengannya dan sudah membaik. 

Di depannya ada sebuah laptop miliknya yang terhubung videocall dengan Keenan dan Rio. Mendadak kedua orang itu meminta dirinya untuk menjadi guru privatnya. Ia merasa tidak terganggu jika harus mengajarkan mereka berdua, hanya saja mereka selalu meributkan hal yang tidak penting sampai menghabiskan banyak waktu secara percuma.

"Nan, paham gak sama yang gue jelasin barusan?" tanya Aludra.

"Paham sedikit. Lo nya jangan buru-buru jelasinnya," jawab Keenan.

Aludra menghela nafas, padahal penjelasan tersebut sudah tiga kali ia ulang namun Keenan selalu menjawab hal yang sama.

"Boncel, kelamaan kalau lo terus yang diajarin. Gue nya gak kebagian buat diajarin sama Aludra," keluh Rio.

"Nan, mending lo cari latihan soal. Kerjain sepuluh soal, nanti gue lihat," suruh Aludra disambut anggukkan Keenan. Ia melirik Rio, "Sekarang lo. Apa yang lo gak ngerti?" tanyanya.

"Matematika. Invers Matriks Ordo 2x2. Gila otak gue pusing banget sama materi itu."

"Memang susah sih menurut gue. Nih perhatiin gue."

Aludra memberikan salah satu contoh untuk dikerjakannya. Detail-detailnya pun ia ajarkan supaya Rio mengerti. Rio memperhatikannya sangat serius lalu mengangguk mengerti.

"Udah paham?" tanya Aludra.

Rio mengangguk. "Kalau diajarin lo, gue lebih paham dibanding Pak Wisnu."

Aludra tertawa kecil. Kelasnya memang diajar oleh Pak Wisnu dan apa yang diomongkan oleh Rio ada benarnya.

"Al, gue udah kirim jawabannya. Coba lo cek deh," ucap Keenan.

"Sebentar."

Aludra mengecek ponselnya. Ia membuka pesan yang dikirimkan oleh Keenan dan mengecek jawaban miliknya. Ia tersenyum tipis.

"Cuma salah satu. Jawaban nomor 9 itu D. Homo Rhodesiensis, karena memiliki tonjolan di bagian belakang tengkorak. Untuk jawaban lainnya, udah bener semua kok," jawab Aludra.

Keenan menunjukkan mata yang berbinar-binar. Ia tidak percaya jawabannya hanya salah satu saja, "Yang bener lo?"

Aludra mengangguk.

"Ada yang masih mau kalian tanyain gak?" tanya Aludra. Ia melihat jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Mereka berdua kompak menggeleng.

"Akhirnya. Goodluck buat besok!!" seru Aludra tersenyum.

"Lo juga," jawab Rio.

"Thanks, Al. Gue matiin ya," pamit Keenan.

Keenan memutuskan panggilan video itu, dilanjutkan oleh Rio.

Aludra beranjak dari duduknya. Ia meregangkan bagian tubuhnya yang kaku, sudah cukup lama ia duduk di kursi itu sambil mengajarkan sesuatu kepada mereka. Aludra tersenyum tipis, hal ini sebelumnya belum pernah terjadi olehnya. 

***

Gadis itu berjalan sendirian di lorong. Baru saja menyelesaikan ujiannya di hari ke satu. Beruntunglah tangan kanannya sudah membaik. Kalaupun masih sakit, ia masih bisa menahannya.

Cassiopeia ✔️Where stories live. Discover now