XIX

7.5K 1K 2
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Banyak yang menginjakkan kakinya di gerbang sekolah dengan girangnya bersama teman mereka. Mungkin karena besok hari yang paling ditunggu yaitu hari libur. Berbeda dengan Aludra yang lebih memilih berjalan dengan menyumpalkan headset untuk meredakan suara bising dari kendaraan yang mulai masuk ke parkiran.

Betulan apa yang ia prediksi tadi malam, ia tidak bisa tidur sama sekali. Baru bisa tidur jam empat pagi, itu pun berkat ayam yang berkokok karena malam sudah lewat. Walaupun hanya tidur 2 jam, setidaknya ia memiliki sedikit asupan energi untuk bersekolah hari ini.

Seseorang menepuk bahunya, Aludra refleks menoleh. Dengan terburu-buru, ia melepaskan headset-nya karena orang yang menepuk itu adalah Aruna. Tidak hanya Aruna, tapi juga ditemani oleh sahabatnya sendiri – Resha. Aludra segera membalas senyumannya ketika Aruna tersenyum kepadanya.

"Sudah kuduga ini dia. Kupikir akan salah orang," celetuk Aruna.

"Gak mungkin Kak Runa bakal salah orang. Kenapa Kak?" tanya Aludra. Tidak biasanya ada orang yang menyapanya.

Aruna menggeleng. "Aku hanya ingin menyapamu. Kamu sendirian?" tanyanya.

Sepertinya orang selalu menganggap orang yang berjalan sendiri itu adalah hal yang tidak wajar. Baginya, itu lebih nyaman karena bisa menghabiskan waktu untuk diri sendiri.

"Iya Kak. Temen gue udah dateng duluan katanya ke kelas." Tetap Aludra jawab walaupun berbohong.

"Kamu masih marah dengan Aruna karena telah menuduhmu? Saya meminta maaf karena Aruna memang suka curiga dengan siapa pun."

Aludra sudah mengira bahwa ekspresi wajahnya tidak bisa bohong jika dirinya masih agak asing di antara mereka. Tapi bukan berarti ia masih sedikit kesal dengan Aruna.

Ia menggeleng. "Gue gak masalah, Kak. Lagian wajar kalo Kak Runa curiga sama gue." Sedikit sadar dengan penampilannya sendiri. "Tapi adik Kak Resha gimana?" Aludra belum mendengar kabar sedikit pun untuk kelanjutannya.

Resha tersenyum tipis. "Dilaporkan ke polisi. Orang tua saya juga mendukung keadilan. Setidaknya Aruna dapat keadilan setelah apa yang terjadi sama dia sebelumnya," jawabnya.

Baiklah, Aludra lebih terkejut dengan berita ini. Bahkan tidak terpikirkan olehnya jika kejadiannya akan sampai ke kepolisian.

"Sekarang Aruna tinggal di rumah saya. Daripada Aruna tinggal sendirian karena orang tuanya sudah tidak ada, lebih baik tinggal di rumah saya untuk menemani saya."

Aludra berdecak kagum. Kedua orang ini sangat baik sampai tidak menyimpan rasa dendam satu sama lain. Ia berpikir bahwa Aruna akan marah kepada Resha dan bertengkar hebat. Nyatanya tidak, mereka semakin dekat seperti kembaran.

"Tenang aja, kumpulan kalian akan aku rahasiakan. Aku berterima kasih sekali lagi karena sudah membantuku," ujar Aruna tulus.

Gadis itu mengangguk. Berkat Aruna juga, ia bisa diterima di tim ini. Sebelum kasus mereka diselesaikan, mereka berdua harus merahasiakan adanya perkumpulan mereka dan harus ditaati karena sudah dibantu.

Mereka saling berpamitan ketika berpisah di lantai tiga setelah banyak berbicara satu sama lain. Aruna sudah masuk dari kemarin, memang cukup mengejutkan warga sekolah sampai saat ini masih dibicarakan. Tapi Aludra senang jika Aruna sudah bisa tahu siapa yang menculiknya.

"Al."

Baru saja Aludra mau duduk di kursinya, Dara memanggilnya. Awalnya menatap layar ponsel, lalu beralih menatap Aludra.

Cassiopeia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang