XLIV [Roccia (6)]

5.7K 881 8
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

"Minggir lo semua. Ntar gue jelasin. Gue janji," usir Aludra dengan halus.

Tidak ada satu pun tersirat di benaknya bahwa mejanya akan penuh dengan banyak orang, menunggunya hadir dan menjelaskan semuanya.

Hanya usiran itu, Aludra yakin mereka akan pergi. Omongan saja, Aludra tidak benar-benar ingin menjelaskannya, toh mereka lebih penasaran dengan keempat anak itu dibandingkan dirinya.

Apa Aludra bilang.

Mereka membubarkan diri, membiarkan dirinya untuk duduk di kursinya dengan tenang. Menyisakan dua orang temannya dengan raut wajah yang ingin menanyakan sesuatu kepadanya.

"Gue tahu kalian mau tanya sesuatu. Tanya aja." Aludra mengizinkan mereka berdua bertanya.

Dara terkekeh. "Peka banget lo. Gue mau tanya. Udah berapa lama lo di tim itu?" tanyanya.

"Sejak kemarin." Tidak ada yang salah 'kan dengan ucapannya?

"Gila, gue iri sama lo, Al," ucap Dara berdecak kagum.

Aludra mengerutkan keningnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Bisa dikelilingi cowok ganteng kayak mereka."

Kerutan di keningnya semakin menghiasi, sedang menelaah bagian mana yang paling tampan di antara mereka. Jujur, tidak ada visual yang menarik perhatiannya sama sekali. 

"Kalian gak tanya soal gue kemarin yang ngamuk itu?" Aludra ingin mendengar pendapat mereka saja.

Mereka berdua menggeleng. "Pertanyaan orang itu kelewat batas. Wajar kalau lo marah," jawab Kamal disambut anggukan Dara.

Dilanjutkan omelan dari Dara yang merasa geram dengan pertanyaan kemarin membuat Aludra hanya bisa mendengar ocehannya itu. Kamal pun semakin mengomporinya. 

Seingatnya kemarin, ia mendapat kertas di kolong mejanya. Saat ia merogohnya, ternyata masih ada kertas itu. Berbeda dari kemarin, sekarang ada dua kertas di tangannya. 

Pertunjukkan yang kalian tampilkan kemarin, tidak memenuhi ekspektasi saya. Untunglah saya memiliki rencana lain dan berhasil.

Aludra mengerutkan keningnya. Ekspektasi apa yang diharapkan oleh pengirim ini? Rencana lain? Ia tidak mengerti maksud dari kertas tersebut. Ia segera beralih ke kertas kedua.

Clue : curigai sekitar kalian karena saya adalah bagian dari mereka. Goodluck.

Lagi-lagi ia dibuat bingung dengan isi petunjuk disana. Bagian dari mereka? Temannya? Aludra mengalihkan pandangan ke mereka berdua. Ia menggeleng, tidak mungkin temannya melakukan itu semua. Ini pasti jebakan.

Ia segera mengabari mereka untuk berkumpul di markas sekarang. Aludra rasa ini harus diskusikan sekarang supaya mereka mendapat jawabannya.



***



"Cuma Aludra doang yang dapet kertasnya?"

Mereka terdiam. Ternyata hanya Aludra saja yang mendapat kertasnya. Kertas yang diyakini merujuk dengan kejadian kemarin. 

"Kita bahas kertas pertama dulu," ucap Kai.

"Maksudnya ekspektasi orang ini apa?"

"Mungkin karena kita tidak menyebutkan nama kelompok kita?" tebak Rio.

Cassiopeia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang