XXXI [NISN (3)]

6.1K 945 2
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

BRAK! BRAK!

Bu Olive tersenyum mengerikan. "Kan enak kalau kalian diam seperti ini," ucapnya setelah melihat muridnya di tertibkan. "Kalian memiliki tugas kelompok. Untuk menentukan kelompoknya, ibu sudah menuliskan nama kalian di dalam kotak ini. Jadi seseorang yang ibu panggil, kalian maju ke depan dan mengambil nama ini. Paham kan?" Kotak itu sudah ada di pelukannya sejak tadi.

"Paham Bu."

"Baiklah. Untuk absen pertama, silakan maju."

Absen pertama maju untuk mengambil nama yang dijadikan teman sekelompoknya. Begitu pula selanjutnya sampai absen keempat yaitu Aludra.

Aludra maju ke depan sambil berharap bahwa teman sekelompoknya bisa diajak kerja sama. Namun harapannya kandas saat melihat nama seseorang yang muncul di kertas itu.

"Siapa Aludra?" tanya Bu Olive.

"Kamal Bu," ucap Aludra tersenyum walaupun sedikit terpaksa.

"Baiklah, silakan kamu duduk kembali."

Aludra mengangguk lemah, ia kembali ke tempat duduknya. Ia menghela nafas kasar. Dari sekian banyaknya murid di kelas, kenapa dirinya harus bersama Kamal.

Dara menyenggol lengan Aludra. "Cie sekelompok sama musuh," godanya.

"Diem lo," suruh Aludra tajam. Ia mengintip sedikit nama siapa yang menjadi teman sekelompok Dara. "Lo dapet siapa?" tanyanya.

"Gue sama Aga. Masih lumayan dibandingkan sama Kamal," ucap Dara yang masih menggoda Aludra.

Aludra mendengkus kesal. Ia bisa sama siapa pun, asalkan tidak bersama Kamal.

"Baiklah. Kalian silakan berdiskusi dengan teman sekelompok kalian. Tugas kalian adalah membuat salah satu kerajinan. Ingat, hasil karya adalah milik kalian sendiri. Jika ada yang mencuri atau membeli, nilai di rapor kalian akan ibu kasih 0," ancam Bu Olive.

Semuanya mengangguk paham dengan ucapan Bu Olive. Mereka mulai berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Disinilah Aludra sekarang dihadapkan dengan seseorang yang dari awal ia masuk ke kelas itu, orang itu sudah membencinya.

"Oke. Gue to the point aja ya. Kita mau bikin apa?" tanya Kamal.

Aludra menghela nafas. "Sebelum itu, kita selesaikan dulu masalah di antara kita. Gue gak mau ngerjain tugas kalau lo masih ada masalah sama gue," ucapnya.

"Yaudah. Apa yang lo mau denger dari gue?" tanya Kamal pasrah.

"Alasan lo. Kenapa lo benci banget sama gue?"

Kamal berpikir sejenak. "Gue juga sebenarnya gak tahu hal apa yang bisa buat gue benci sama lo. Gak ada alasan," ucapnya santai.

Aludra mengerutkan keningnya. "Maksud lo, lo benci gue karena emang mau benci gue aja?" tanyanya.

Kamal mengangguk. "Bisa dibilang begitu."

Jawaban Kamal bagi Aludra sangat aneh, namun dilihat dari ekspresinya, Kamal seperti sudah mengatakan hal jujur kepadanya.

"Gue bisa ngajuin permintaan ke lo?" pinta Aludra.

"Apa?"

"Jangan benci gue selama tugas kita belum selesai. Lo bisa?"

Kamal terdiam mendengar permintaan Aludra. Permintaan yang cukup mudah namun agak sulit untuk dirinya. Tetapi demi tugasnya, ia rela menyingkirkan rasa benci kepada Aludra.

Cassiopeia ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن