XXVIII

6.4K 971 6
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Aludra dengan teliti mengisi kertas jawaban miliknya. Waktu sudah berjalan selama satu jam, masih tersisa setengah jam lagi dari waktu pengumpulan. Hari itu adalah hari terakhir ulangan tengah semester. Tidak terlalu sulit baginya untuk mengerjakan soal yang diujikan, itu semua sangat mudah.

Mata pelajaran yang ia kerjakan saat ini adalah seni budaya. Pasti selalu mata pelajaran yang mudah ditaruh di hari akhir, mungkin untuk menandakan bahwa semuanya sudah selesai. Hanya sisa lima soal yang belum ia kerjakan. Aludra sengaja untuk membiarkannya sambil menunggu waktu habis.

Ia melihat jam dinding yang terpampang jelas di depan kelas, menyisakan waktu lima menit. Aludra segera mengisinya dengan begitu cepat sampai tidak menyisakan celah kosong di antara nomor tersebut.

"Waktu kalian sudah habis." Guru pengawas menghentikan kegiatan ulangan itu. "Kalian bisa keluar dari ruangan dan pulang. Biarkan saja kertas ulangan di atas meja kalian, akan saya ambil," suruh pengawas itu.

Aludra membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia memanggul tasnya di salah satu bahunya dan berjalan menuju luar kelas. Ia senang karena ujiannya telah berakhir dengan baik. Itu artinya ia bisa pergi ke markas.

Ia sangat merindukan tempat itu. Tempat yang bisa dikatakan sebagai tempat tinggal keduanya setelah indekos. Aroma tanah bercampur buah yang tersebar di sudut ruangan karena dipasangkan penyemprot di dalamnya. Ia sudah bertekad untuk kesana sejak pagi tadi.

Aludra berjalan gontai di lorong panjang tersebut. Ia mendengar suara sorakan dari setiap sisi lorong tersebut. Ia sudah menduga bahwa banyak sekali yang senang karena ujian telah berakhir. Setelah berjuang selama seminggu untuk belajar, akhirnya hari terakhir telah tiba.

Seseorang merangkul lengannya. Aludra menoleh. Ia sudah tahu siapa orang yang sering merangkul lengannya secara tiba-tiba. Dara. Gadis itu tersenyum berseri-seri tanpa mengatakan apa pun.

"Lo kenapa? Senyum lo beda," tanya Aludra kebingungan.

Dara membisikkan sesuatu kepada Aludra, "Gue seneng. Hari ini hari terakhir ujian, sekaligus hari pertama gue jalan sama crush gue," beritahunya.

Aludra ikut senang mendengarnya, akhirnya ia tidak lagi mendengar teriakan Dara yang meneriakkan seseorang dari layar ponselnya, "Emang siapa sih crush lo? Gue jadi penasaran." Aludra menanyakan hal itu karena Dara tidak pernah memberitahunya.

"Kak Vano. Kakak kelas," jawab Dara.

"Nanti lo ditinggal lagi karena sebentar lagi dia lulus," ucap Aludra. Ia pernah mendengar cerita Dara yang menyukai kakak kelas namun sayangnya ditinggal karena sudah lulus.

Dara menggeleng, "Gue pastiin kali ini gue bisa dapetin dia," jawabnya meyakinkan.

Aludra tertawa kecil, "Yaudah. Sekarang lo pergi deh, nanti dia nungguin lo."

Dara mengangguk, ia melepaskan rangkulan tersebut. Ia berlari menelusuri lorong tersebut sambil melambaikan tangan kepada Aludra. Aludra hanya membalasnya sebentar lalu melanjutkan perjalanannya.



***



"Akhirnya."

Aludra merebahkan dirinya di sofa yang empuk itu. Ia benar-benar merindukan sofa tersebut. Biasanya ia tiduran disana kemudian tertidur dengan nyenyak karena menikmati keempukannya, sama seperti ranjang miliknya di indekos.

Cassiopeia ✔️Where stories live. Discover now