XII [Fleuve (2)]

8.3K 1.1K 14
                                    

ఇ ◝‿◜ ఇ

Happy Reading

ఇ ◝‿◜ ఇ

Seorang laki-laki yang sedang duduk di kelas XII IPS 1 pun termenung, tidak memperhatikan layar ponselnya di depannya yang sudah mati karena tidak kunjung dilihat pemiliknya.

Tatapannya kosong, sibuk berkecamuk di dalam pikirannya setelah mendengar ucapan ayahnya malam tadi. Bagi Ace, sekhawatir ayahnya kepada seseorang, pasti tidak akan sekhawatir itu dengan anggota timnya.

Malam tadi, Ace memberitahu tentang kasus pertama yang akan dijalankan Aludra, beserta rencana Keenan yang harus terjadi sebentar lagi. Justru ia mendapat perkataan yang cukup aneh.

"Kita dapat sebuah kasus, Yah," beritahu Ace.

Pak Carlos yang awalnya sedang bercengkerama dengan kertasnya, mendongakkan kepalanya dengan raut wajah yang cukup senang. Ia berjalan menghampiri anaknya untuk mendengarkan ceritanya lebih lanjut. "Baguslah jika begitu. Bagaimana kalian mendapat kasusnya?" tanyanya.

"Aludra selamatin klien yang hampir tenggelam. Kliennya—"

"Aludra tidak apa-apa 'kan?" tanya Pak Carlos dengan nada khawatir.

Alisnya tertaut. Sebenarnya tidak apa-apa jika ayahnya mengkhawatirkan Aludra, tapi seharusnya juga menanyakan Aruna yang lebih dulu berada di sungai.

"I ... iya. Aludra baik-baik aja," jawab Ace hati-hati.

Terdengar suara helaan nafas lega dari Pak Carlos. "Syukurlah dia baik-baik saja," jawabnya.

"Kenapa Ayah gak ikut khawatir dengan kliennya?" 

"Tentu saja Ayah khawatir. Tapi menurut ayah, Aludra masih anggota baru. Oleh karena itu Ayah mengkhawatirkannya," jawab Pak Carlos. Terlihat dari wajahnya yang tersirat kecurigaan kepadanya. "Lanjutkan ceritamu." 

Aneh 'kan? Ace sudah tidak bisa lagi berbicara tentang khawatirnya yang berlebihan begitu jika ayahnya mengalihkan pembicaraan. Bisa-bisa rencana Keenan tidak akan maju karena tidak mendapat restu.

Rencana Keenan benar-benar membuat mereka langsung menyetujuinya. Menyuruh Aruna untuk tinggal di tempat kosong yang ditunjukkan oleh mereka dan tidak akan memunculkan diri sebelum mereka menemukan pelaku sebenarnya.

Pikirannya pun langsung bercampur dengan kasusnya kali ini. Untuk memastikan apa yang Aruna lihat itu benar, Ace sudah melihat kebenarannya dari rekaman CCTV yang Keenan dapatkan berdasarkan akses dari Pak Carlos. 

Terlihat seseorang berjalan dengan santainya di lorong, orang itu membelakangi CCTV sehingga tidak terlihat. Jaket kulit, itu benar.  Pikirannya langsung berpikir bahwa orang itu sangat kaya, jaket kulit seperti itu tidak mudah didapat di negaranya.

Saat beralih di CCTV kelas Aruna, orang itu menyekap Aruna menggunakan sebuah kain. Aruna diseret oleh orang itu keluar dari kelas. Tidak ada lagi penampakannya di CCTV mana pun, seakan mereka lenyap dari sekolah. Ace meyakini bahwa orang ini adalah anak sekolahannya dan paham letak CCTV di SMA Arcthurus. Tetapi ia bingung, kenapa dirinya menampakkan diri di kelas Aruna dan di lorong tersebut? 

"Pagi anak-anak."

Lamunan Ace terbuyarkan ketika ada wali kelasnya masuk ke dalam kelas. Ponselnya itu pun ia taruh di kantung bajunya. Sekarang harusnya adalah momen yang ditunggu olehnya. 

Keenan sudah bersiap di markasnya, ia sengaja untuk membolos karena ia mendapat tugas dari Ace. Tugasnya cukup rumit sekarang, memeriksa semua tayangan CCTV saat ini di setiap kelas dan mengamati ekspresi mereka satu per satu, dibantu Rio juga.

Cassiopeia ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن