35. Pernikahan

35.8K 1.7K 21
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya. Thank you...

Instagram : @ellechelle_


***


"Iya, kalau nanti dia mau minta ditemani ya temani saja. Habisnya mau bagaimana lagi, dia juga pasti ngerti lah." Mentari mondar-mandir di kantornya sambil menerima telepon. Siapa lagi kalau bukan dari Melvin.

Hari ini adalah hari pertama Kai bertemu dengan Adrian, setelah hampir empat bulan lebih membujuk putranya dengan rayuan maut agar mau bertemu dengan Adrian. Mentari sedikit bersyukur karena Adrian tidak memaksa dan mengerti kalau Kai butuh waktu.

"Oke, see you, kabari aku kalau ada apa-apa." Mentari menutup sambungannya, kemudian kembali duduk di atas kursi kerjanya.

Mentari jadi merasa bersalah sendiri. Harusnya dia menunggu sedikit lebih lama untuk memberitahu Kai tentang Adrian. Kai memang kelihatannya bisa menerima, tapi dia tahu kalau putranya bingung dengan semua yang terjadi. Sayangnya Mentari juga belum bisa menjelaskan semuanya secara detail, belum berani lebih tepatnya.

Hari ini, setelah perjuangannya dan Melvin membujuk dan merayu Kai, akhirnya Kai mau bertemu dengan Adrian, dengan satu syarat. Melvin atau Mentari harus menemani. Jelas Mentari akan menyerahkannya pada Melvin. Sebisa mungkin dia tidak ingin terlalu sering bertemu dengan Adrian, terlebih lagi dua minggu lagi adalah hari pernikahannya dengan Melvin.

Sepulang dari Solo, Melvin langsung bergerak cepat meminta ibunya melamar Mentari. Mengingat Arimbi juga tidak ingin berlama-lama karena bisa saja hal yang tidak diinginkan terjadi pada dua insan yang sedang di mabuk asmara itu, akhirnya Arimbi juga menyetujui untuk segera meminta Mentari secara resmi.

Bapak dan ibu datang dari Solo ke Jakarta, karena menurut Mentari akan sangat merepotkan kalau keluarga Melvin harus berangkat ke Solo. Jangan lupakan Jagad yang akhirnya bisa hadir dan bertemu dengan Melvin walaupun dia kesal setengah mati karena bisa bertemunya baru di acara lamaran.

Sebelum mereka resmi menikah dan menjadi suami istri, Mentari ingin Kai dan Adrian berdamai dulu. Paling tidak ayah dan anak itu bisa menghabiskan waktu berdua selayaknya. Mentari tahu betapa sedihnya Adrian, namun dia pandai menyembunyikan semuanya dibalik sibuknya bekerja. Lalu untuk Kai, putranya yang mulai beranjak remaja, dia sedang ada di fase yang paling membingungkan dalam hidupnya.

Sedikit demi sedikit Mentari mulai melatih dirinya dalam menghadapi Kai. Orang bilang kita hanya akan menjadi orang tua sampai dengan anak kita berusia dua belas tahun, dan ini yang sedang Mentari latih dalam dirinya. Menjadi seorang teman dan pendengar yang baik bagi putranya.

Ini juga yang membuat Mentari iba dan nelangsa pada Adrian. Seumur hidupnya lelaki itu hanya akan meratapi nasibnya yang tidak bisa merasakan bagaimana pertumbuhan Kai. Mulai dari pertama kali Kai bisa tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, hingga berlari. Bahkan ketika pertama kali bisa mengucapkan sebuah kata, papa adalah kata pertama yang keluar dari bibir mungil Kai yang mampu membuat hati Mentari teriris saat itu. Andai saja Adrian ada disana, tentu mereka akan bersorak kegirangan, momen paling bahagia bagi setiap orang tua.

Namun yang berlalu biarlah berlalu. Kini mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing, dan Mentari bersyukur dengan apa yang dia jalani sekarang. Mentari dan Melvin akan mencoba memperbaiki segalanya, terutama hubungan Kai dan Adrian. Mungkin sekarang Kai belum mau bercerita, mungkin dia masih memendam semuanya. Tapi suatu saat nanti, dia yakin putranya akan menceritakan semua keluh kesah dan perasaannya. Sama seperti dirinya dulu yang pada akhirnya membuka semua yang terjadi pada bapak dan ibu. Sekali lagi, keluarga adalah tempat ternyaman untuk kembali pulang.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Where stories live. Discover now