15. Misi Kedua

19.7K 2K 27
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya, thank you...

Instagram : @ellechelle_


***


Mentari melepas sepatunya, meletakkannya di rak sepatu yang ada di samping pintu, kemudian dia menggantung kunci mobilnya di atas rak sepatu. Matanya menyipit ketika mendengar suara tawa Kai yang cukup kencang dari ruang tamu. Ini sudah hampir pukul enam sore, tidak mungkin kalau anaknya itu sedang menonton televisi. Atau malah dia sedang membaca komik di ruang tamu? Sebegitu lucu kah?

Perlahan dia masuk ke dalam, sambil masih mencerna tawa Kai. Ada satu suara lagi yang menemani Kai di sana. Bukan Yuli yang pasti karena suara itu jelas-jelas suara laki-laki. Mata Mentari melotot ketika menyadari siapa yang ada di sana.

Melvin, dengan enaknya sedang berbaring di lantai bersama Kai sambil menemani Kai menggambar. Malahan Melvin juga ikut-ikutan menggambar di sana.

Di atas lantai, krayon dan pensil warna Kai berserakan dimana-mana.

"Kamu ngapain di sini?" Tanya Mentari, mengganggu kegiatan dua lelaki itu.

Kai dan Melvin sama-sama menoleh menatap Mentari.

"Mama udah pulang." Kata Kai pelan.

"Main sama Kai. Kamu nggak lihat?" Bukan Melvin namanya kalau tidak cari-cari masalah.

"Lihat, maksud aku, ngapain kamu masih di sini?"

"Tadi Om Melvin haus, jadi minum dulu, terus sekalian ke toilet." Jelas Kai. Mentari menyipitkan matanya, tentu saja dia tahu kalau Melvin hanya cari-cari alasan saja.

"Terus sekarang minum sama ke toiletnya udah?" Mentari memang bertanya pada Kai, tapi matanya melirik pada Melvin.

"Udah ma, lihat deh, Om Melvin pintar gambar juga. Kai jadi ada temannya." Kai menyodorkan gambar milik Melvin yang sebenarnya tidak bagus-bagus amat, tapi untuk anak usia sepuluh tahun gambar milik Melvin bisa dibilang lumayan. Lebih baik dibandingkan gambar anak-anak yang masih berantakan.

"Sekalian numpang makan dong Tar, aku lapar. Lagian sudah malam juga.

Kamu tega aku suruh cari makan sendiri." Kata Melvin tidak tahu diri.

Mentari memutar kedua bola matanya. Malam dari mana sih orang jam enam sore saja belum. Kalau sedang tidak ada Kai, Mentari pasti sudah melempar lelaki itu keluar dari rumahnya. Dia menatap putranya yang sedang memperhatikan dirinya, menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh Mentari.

Melvin memang sialan, bisa-bisanya dia sengaja mengambil perhatian putranya. Lihat betapa mata Kai menunggu Mentari mengiyakan permintaan Melvin untuk makan malam di sini. Dia menatap Melvin datar sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. Senyum Kai begitu lebar ketika melihat anggukan Mentari.

"Mama mandi dulu, baru masak," Kata Mentari pada putranya. "Terus kamu jangan banyak protes nanti. Makan aja apa yang ada." Peringat Mentari pada Melvin.

Dia berjalan masuk ke kamarnya. Membersihkan diri dengan cepat, hanya dua puluh menit, kemudian segera menuju ke dapur. Menuju ke dapur, Mentari masih mendapati Melvin dan Kai di posisi semula di ruang tamu.

Mentari mengabaikan kedua orang itu. Dia langsung membuka kulkas, mengeluarkan beberapa bahan makanan yang memang sudah dia siapkan tadi pagi untuk makan malam mereka. Udang goreng tepung dan capcay goreng. Makanan yang tidak terlalu ribet untuk dimasak, jadi tidak memakan waktu juga.

Tidak sampai satu jam masakan Mentari sudah jadi. Dia menghidangkan masakannya di atas meja makan. Nasi sudah dimasak oleh Yuli tadi pagi. Mentari sempat melihat apakah nasinya cukup untuk Melvin juga. Ternyata masih lumayan banyak, seharusnya mereka tidak akan kekurangan.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Where stories live. Discover now