10. Kembali Bertemu

24.2K 2.6K 45
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya...
Instagram : @ellechelle_

***

Hari yang Mentari tunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Dia menatap pantulan dirinya di cermin dengan pakaian kerja yang rapih. Dia melangkah keluar kamar, menemukan Kai yang sudah duduk manis di meja makan. Dua potong roti panggang dengan selai coklat dan segelas susu putih yang tinggal setengah.

"Morning ma." Kata Kai tidak begitu bersemangat.

"Morning juga, kok lesu gitu. Biasanya paling semangat kalau mau sekolah." Mentari tidak bohong, Kai memang suka belajar. Disaat anak lain yang seumuran dengannya malas-malasan kalau disuruh kesekolah, Kai malah kebalikannya. Putranya lebih semangat saat harus bersekolah dibandingkan dengan libur.

"Capek, kemarin habis main bola sampai sore. Capeknya masih samapai sekarang." Jawab Kai sedikit merengek. Mentari hanya bisa menggelengkan kepalanya. Bagaimana tidak lelah kalau dia baru pulang pukul setengah enam sore. Mentari sampai di rumah pukul enam sore, sementara anaknya baru selesai mandi. Luar biasa bukan betapa aktifnya Kai.

"Terus hari ini mau main bola lagi?" Tanya Mentari.

"Nggak ma, mau pulang aja. Tidur siang. Mama hari ini pulang jam berapa? Kita jalan yuk ma ke mall."

"Katanya capek, memang masih kuat jalan?"

"Masih kalau ke mall aja. Kai mau ke toko buku ma. Mau beli komik baru. Ya ma ya?" Mana bisa Mentari menolak permintaan anaknya.

"Mama ada persidangan hari ini. Mama nggak bisa janji sore ya, tapi mama usahakan. Kalau nggak bisa sore agak malam nanti kita jalannya. Atau kamu mau minta temenin mba Yuli aja?" Tawar Mentari. Kai menggelengkan kepalanya lesu.

"Maunya sama mama aja." Cicitnya pelan.

"Oke, nanti mama telepon mba Yuli kalau sudah selesai." Kai mengangguk kemudian menghabiskan roti panggangnya.

Mentari sibuk, tapi sesibuk apapun dia selalu punya waktu untuk Kai. Dia tidak ingin membuang-buang waktu yang berharga bersama anaknya. Kemarin rasanya baru saja dia menggendong Kai yang masih menjadi bayi merah. Sekarang putranya itu sudah pandai bertanya dan menjawab setiap perkataannya. Besok entah apalagi yang bisa membuat Mentari tercengang dengan pertumbuhan putranya. Bodoh sekali dia kalau sampai melewatkan masa-masa itu.

Mentari mencomot sepotong roti panggang dan mengoleskan selai kacang diatasnya. Sedikit sarapan sebelum dia langsung ke Pengadilan nanti. Kopi hitam buatan Yuli juga menemani sarapan pagi Mentari seperti biasanya.

"Kalau mama lama nanti Kai ke kantor mama aja, biar pulangnya bisa langsung jalan." Usul Kai yang memang sering melipir ke kantor Mentari kalau sedang bosan. Biasanya Mentari akan menerima dengan senang hati usulan putranya, tapi tidak untuk kali ini. Sampai dengan perceraian Natasha selesai dia tidak akan mengijinkan putranya menginjakan kaki di kantornya. Terlalu berbahaya.

Dia tidak ingin membiarkan kesempatan sekecil apapun Kai bertemu dengan Adrian. Kai tidak boleh tahu dulu, paling tidak sampai dia cukup dewasa dan bisa berpikir dengan jernih untuk mencerna semuanya.

"Nggak bisa sayang, mama nggak balik ke kantor. Selesai sidang nanti mama langsung jemput kamu kok. So don't worry ok?"

"Ooo, oke ma."

Mentari menghabiskan sarapannya dengan sesegera mungkin. Pagi ini dia lumayan terlambat bangun. Dia langsung menghabiskan kopinya dengan sekali tegukkan.

"Kai, jangan lama-lama sarapannya. Nanti kita terlambat. Cepat habiskan, mama tunggu di dalam mobil ya." Kai hanya mengangguk patuh. Mulutnya masih tersumpal dengan roti.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Where stories live. Discover now