22. Shocking Truth

19.4K 1.8K 19
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya. Thank you...

Instagram : @ellechelle_


***


"Aaarrgghh, pelan-pelan Tar." Melvin memegang sudut bibirnya yang sudah sedikit bengkak dan membiru. Mereka kembali ke rumah Mentari, tidak mungkin ke kantor dengan keadaan Melvin yang begini. Alhasil Mentari putuskan untuk kembali ke rumah dan mengobati luka Melvin.

"Baru kena pukul sekali sudah begini." Mentari mencoba kembali mengompres Melvin.

"Sakit, pelan-pelan. Kamu kenceng banget ngompresnya. Pakai perasaan sedikit dong sayang." Mentari melirik kesal. Setelah apa yang terjadi, dia sama sekali tidak bicara dengan Melvin selama di perjalanan. Dia tentu saja kesal, tapi Melvin masih berani memanggilnya dengan kata sayang. Ingin dia rajam mulut lelaki ini rasanya.

"Kamu kompres sendiri deh kalau banyak protesnya." Mentari menyodorkan handuk yang ada di tangannya pada Melvin.

"Jangan gitu dong Tar. Kamu jangan marah dulu," Melvin mencoba menahan Mentari yang ingin pergi. "Duduk dulu, aku jelasin semuanya. Kamu mau tahu kan?" Perkataan Melvin mampu menahan Mentari untuk tidak beranjak dari tempatnya duduk sekarang.

Dia menarik kembali handuk tadi dan melanjutkan mengompres luka lebam Melvin sembari menunggu lelaki itu membuka mulutnya menjelaskan. Dengan telaten Mentari mengompres, kali ini lebih pelan dan lebih lembut dari yang tadi.

"Kamu janji dulu tapi dengerin aku sampai selesai, jangan dipotong, jangan dicela, jangan pergi juga. Pokoknya harus sampai selesai dengerin aku."

"Hhhmmm...." Gumam Mentari meng-iyakan.

Melvin menahan tangan Mentari lembut, mengambil handuk yang ada di genggaman tangannya kemudian meletakkannya kembali ke dalam baskom. Dia menatap Mentari sebentar, kemudian menyelipkan anak rambut Mentari yang sedikit menutupi wajah Mentari.

"Aku dan Mas Adrian sepupu, ibunya dan ibuku kakak adik," Akhirnya Melvin bisa mengatakannya dengan sekali tarikan nafas. "Kami cukup dekat dulu, sebelum dia pergi ke Amerika melanjutkan pendidikannya. Makanya aku bisa kenal dengan Safira, Anggun, dan Gemal. Mas Adrian yang mengenalkan, sayangnya aku nggak pernah kenal sama kamu, dan aku tahu sekarang kenapa Mas Adrian nggak mau mengenalkan kamu padaku." Di situasi seperti sekarang Melvin masih bisa saja mengeluarkan rayuan mautnya.

Mentari bingung harus bereaksi seperti apa. Dia kaget, tapi kekecewaannya jauh lebih besar dibandingkan kekagetannya. Disaat dia baru membuka hatinya untuk seseorang yang baru, Tuhan mengacaukannya dengan mendatangkan seseorang dari masa lalu. Sepertinya semesta memang mengutuknya untuk tidak bahagia.

Dia tidak ingin memiliki hubungan apapun lagi dengan Adrian, paling tidak untuk sekarang. Kalau pun harus tentu saja hanya sebatas partner karena tanggung jawab mereka terhadap Kai, itu pun bisa iya bisa tidak dia akan memberitahu Adrian yang sebenarnya. Sekarang dia malah menjalin hubungan dengan sepupu Adrian, masih keluarga, yang artinya dia berhubungan dengan seseorang yang memang sudah sejak awal seharusnya dipanggil Om oleh putranya. Mentari menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tidak habis pikir kenapa hidupnya jadi serumit ini.

"Adrian itu ayahnya Kai, ayah biologisnya Kai...." Ujar Mentari lemah. Perlahan dia memberanikan diri menatap Melvin, mencari tahu reaksi lelaki ini. Mentari sudah mempersiapkan skenario terburuk tentang hubungan mereka sepersekian menit ketika mengetahui kalau Melvin dan Adrian masih memiliki hubungan keluarga. Sekarang dia hanya tinggal menunggu apa yang akan Melvin lakukan.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon