31. Serius

14.2K 1.5K 9
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment, dan jangan lupa follow aku. Thank you...

Instagram : @ellechelle_


***


"Sudah semua? Ini aja?" Tanya Melvin ketika mengangkat satu tas terakhir dan memasukkannya ke dalam bagasi.

"Iya, segini aja, orang cuma beberapa hari doang. Lagian aku sama Kai juga masih punya baju di sana," Melvin mengangguk, lalu menutup bagasi mobilnya. "Kamu yakin mau berangkat malam-malam begini?" Tanya Mentari ragu-ragu ketika melirik jam yang ada di ponselnya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lewat sedikit.

Mentari menatap Kai yang ada di belakangnya, sudah lengkap dengan baju tidur sambil sesekali menguap. Ini sudah lewat dari jam tidur Kai.

"Iya, biar pagi-pagi sudah sampai di sana, jadi kita punya waktu lebih banyak. Kai, let's go..." Melvin membuka pintu penumpang, menyuruk Kai masuk ke dalam yang tentu saja langsung dituruti oleh putranya tanpa banyak ba-bi-bu.

Mentari kembali meringis, Melvin saja baru pulang dari kantor pukul delapan malam tadi. Mandi dan makan di tempat Mentari, kurang dari satu jam istirahat, dan sekarang mereka sudah bersiap-siap menempuh perjalanan jauh.

"Yakin kamu nggak capek?" Tanya Mentari yang langsung dihadiahi tatapan lembut Melvin.

"Tenang saja, kalau aku nggak mampu aku nggak akan memaksa untuk berangkat sekarang juga." Melvin beralih ke kursi di samping kemudi, membukanya, dan mempersilahkan Mentari masuk, yang mau tidak mau dituruti juga oleh Mentari. Kemudian Melvin beranjak ke belakang kemudi dengan sedikit berlari.

"Siap? Kita berangkat ya?" Tanya Melvin antusias.

"Iya pa..." Kebalikan dengan Kai yang sudah lesu karena mengantuk. Kai langsung merebahkan tubuhnya di kursi belakang, memeluk bantal guling kecil yang sempat dia bawa dari rumah. Tidak butuh waktu lama, Kai sudah terlelap ke alam mimpi.

Melvin, lelaki ini tiba-tiba datang begitu saja dalam kehidupannya secara tidak sengaja. Kalau dalam mode waras, Mentari tidak akan membiarkan dirinya didekati oleh lelaki manapun. Menjaga jarak adalah cara teraman bagi Mentari untuk membuat hatinya tetap kuat. Baginya, jatuh cinta hanya akan berujung dengan menyakitkan.

Dia kembali mengingat kali pertama pertemuannya dengan Melvin malam itu. Siapa yang menyangka mereka bisa berada disini sekarang. Malam singkat itu jelas membawa Melvin masuk terlalu dalam pada kehidupan Mentari dan Kai, dan Mentari tidak menyesalinya.

Mempercayakan hatinya sekali lagi pada seorang lelaki ternyata tidak seburuk yang dia kira. Meskipun Mentari tidak tahu akan seperti apa perjalanan kisah mereka ke depannya, tapi untuk terakhir kalinya, dia ingin kembali percaya pada seseorang.

"Kalau kamu ngantuk tidur saja..." Kata Melvin. Mentari tersenyum kecil. Lihat kan bagaimana lelaki di sampingnya ini memperlakukannya dengan baik. Hal sederhana yang sudah mampu membuat hati Mentari menghangat.

"Kalau kamu capek, gantian nyetirnya sama aku..." Jawab Mentari yang diiringi dengan tawa Melvin.

"Mana mungkin, Solo nggak terlalu jauh. Kamu pikir aku mau nyetir dari Jakarta ke Bali apa pakai acara gantian segala." Lagi-lagi Melvin terkekeh.

"Dulu aku pernah lihat ibu bantuin bapak ngurusin sawah waktu bapak sakit, atau bapak yang repot-repot masak di dapur kalau ibu nggak ada. Aku selalu berpikir kalau pasangan yang tepat itu yang seperti itu, saling menopang," Ingatan Mentari melayang pada masa-masa kecilnya dan keluarganya yang begitu menyenangkan.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Where stories live. Discover now