27. Lampu Hijau

17.6K 1.7K 28
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya, terima kasih...

Instagram : @ellechelle_


***


Melvin dan Mentari duduk berdampingan di hadapan Arimbi seperti dua anak kecil yang ketahuan berbuat salah oleh ibunya. Keduanya sama-sama menunduk, sementara Arimbi secara bergantian memandangi kedua orang tersebut.

Pasca kedatangan mendadak Arimbi di apartemen Melvin, juga teriakan membahananya yang seolah-olah ingin memutilasi Melvin hidup-hidup, Melvin yang sedang asik tertidur mendadak bangun. Menyambar asal pakaian seketemunya saja dan langsung bergegas keluar kamar.

Disana Mentari sudah terpaku, diam tidak bergerak seperti batu. Melvin melihat ibunya yang juga ikut-ikutan membatu bersama pakaian dalam Mentari di bawah kakinya. Jangan lupakan juga pakaian dan dalaman Melvin yang juga berserakan di sekitarnya.

Melvin memberanikan diri berjalan menghampiri Arimbi, memungut pakaian serta pakaian dalam milik Mentari kemudian menyerahkannya pada Mentari dan menyuruh wanita itu masuk ke dalam kamar.

Arimbi diam, hanya memperhatikan apa yang di lakukan putranya. Bahkan ketika Mentari masuk ke dalam kamar tanpa sepatah kata pun, Arimbi tidak protes sama sekali. Matanya mengikuti gerak-gerik wanita yang ada di apartemen putranya itu.

Setelah mengenakan celana jeans panjang dan kaos Melvin, Mentari keluar, menghampiri Melvin dan Arimbi yang sudah duduk di sofa ruang tamu, berhadap-hadapan. Mentari langsung duduk di samping Melvin.

Melvin sempat menatap Mentari, memberikan tatapan hangat yang seolah berkata "Semuanya akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir." Tapi tetap saja dalam hati Mentari tidak tenang. Tidak perlu ada yang memberitahu juga dia sudah tahu kalau wanita di hadapannya ini adalah ibunya Melvin, dan dia belum siap untuk bertemu. Terlebih dengan keadaan seperti ini.

Dan disinilah mereka sekarang. Hampir sepuluh menit berlalu, dan belum ada yang memulai pembicaraan sama sekali. Tatapan Arimbi seolah-olah menelanjangi mereka.

"Jangan bilang sofa yang mama dudukin ini sudah bekas kalian semalam..." Kata Arimbi tenang. Melvin menggeleng cepat menepis pemikiran ibunya.

"Nggak, kita nggak main di sofa semalam." Jawab Melvin santai.

Kepala Mentari yang tertunduk otomatis langsung terangkat, menatap Melvin dengan tidak percaya. Se enteng itu lelaki ini membicarakan kegiatan panas mereka semalam. Pandangannya beralih pada Arimbi yang juga sama terkejutnya seperti dirinya. Mata Mentari tidak bisa berbohong, dia merasa tidak nyaman dan sungkan saat ini.

"Kamu kalau nggak bikin mama jantungan kayaknya nggak senang ya?"

"Salah sendiri kenapa main seenaknya masuk ke apartemen aku? Tau dari mana mama kata sandinya? Si Disha nih pasti yang ember. Seharusnya waktu buka pintu apartemen Disha aku suruh mundur tiga meter ke belakang biar nggak bisa lihat."

Sudah pasti keponakannya yang memberitahu kata sandinya. Selama ini tidak ada orang lain yang tahu, baru Mentari yang dia beri tahu kemarin malam. Selebihnya hanya Disha dan Kai yang pernah diajak main ke apartemennya. Tidak mungkin Kai yang memberitahu. Siapa lagi kalau bukan keponakan rese nya.

Mata Arimbi kembali bertemu dengan Mentari. Tidak seperti tadi, sekarang Mentari sudah punya sedikit keberanian untuk menatap langsung. Paling tidak dia sedikit lega, reaksi Arimbi tidak seperti dugaannya. Tadinya dia kira akan ada acara tangis-tangisan atau lempar-lemparan barang.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Where stories live. Discover now