❄ Bonus Part ❄

Start bij het begin
                                    

"Kamu yang ambil sayang, Zoia ngidam kamu manjat pohonnya", jelas Irene sambil tersenyum manis. Melia? Gadis itu membelalakan matanya.

"Ihhh kok gitu sih Mih? Melia nggak bisa manjat issss. Pokoknya Melia nggak mau, amit-amit manjat-manjat. Nanti kulit Melia lecet", tolak gadis itu mentah-mentah.

"Yahhhh"
Zoia mendesah kecewa dengan bibir melengkung ke bawah. Rasanya seperti patah jantung, karena keinginannya tak akan terwujud. Eh?

"Aduhh jangan sedih dulu ya Nak. Melia, ayo dong ambilin jambu buat Zoia. Kan ada dahan yang pendek, paling kamu cuman manjat dua langkah aja langsung dapat sayang. Pohon jambunya kan berbuah sampai di dahan terdekat", ujar Irene.

Melia membolakan matanya.
"Mih! Melia nggak mau, manjat-manjat bukan kerjaannya cewek lohh", sarkasnya.

"Iyain aja Melia, nggak susah kok. Nanti Mami beliin kamu produk skincare yang kamu ngemis-ngemisin kemarin", ujar Irene. Dan bagaikan terpaan mujizat, Melia langsung berdiri dengan wajah cerah.

"Ayo Zo, kita petik jambunya", ajak Melia dengan senyum lebar.

Kedua anak muda itu langsung keluar rumah meninggalkan Irene dan Liana yang serentak menepuk jidatnya.
"Cucuku itu benar-benar jiplakan Ibu waktu muda, disogok dulu baru mau", kekeh Liana membuat Irene mau tak mau tertawa.

Beralih pada Melia yang yang kini mulai mengambil ancang-ancang, sedangkan Zoia di sampingnya sudah menatap liar buah-buah jambu di atas sana. Benar-benar menggoda imannya.

"Ayo Mel, semangat demi skincare!", ujar Zoia menyemangati. Melia mengangguk dengan patuh, gadis itu menggulung lengan bajunya dan mulai naik.

"Lo kutip ya! ", pesan gadis itu.

"Oke!", jawab Zoia. Gadis itu membuka hoodienya, menyisakan kaos tipis putih tanpa lengan. Wanita hamil itu menjadikan hoodie suaminya itu sebagai tempat jambu-jambu yang ia kutip nanti.

"Melia, itu ada yang besar! Aku mau yang itu Mel", pekik Zoia menunjuk dahan yang terdapat beberapa buah jambu dengan ukuran sedikit lebih besar dari yang lain.

"Iya sabar", ujar Melia dengan hati-hati mulai berpindah dahan.

"Yang ini bukan sih?", tanya Melia.

"Iya-iya yang itu Mel", pekik Zoia sambil melompat-lompat kegirangan.

Melia membelalakan matanya di atas pohon.
"Lo nggak usah lompat-lompat juga bodoh! Ponakan gue bisa lompat keluar nanti!", teriaknya kesal.

Zoia cengengesan dan mulai mendekat pada batang pohon.

"Zo! Ngapain lo?", ngegas Melia.

"Mau ikut manjat juga. Seru keknya kan?", celetuk wanita itu.

"JANGAN NGADI-NGADI LO YAA. Jauh-jauh lo hussss, mending lo duduk cantik di sana", teriak Melia dengan mata melotot hampir keluar dari sangkarnya.

"No no no gue pengen manjat", bantah Zoia. Tak mengindahkan larangan Melia, wanita itu mulai naik dengan hati berbunga-bunga. Di dahan atas, Melia menggigit bibirnya gelisah.

"God anak orang, kalo jahuh terus meninggoy kan gue yang jadi tersangka, aihhh bumil dakjal", gumamnya dengan wajah memucat.

Gadis itu akhirnya sadar saat Zoia sudah berdiri di depannya. Melia melongo. Kok cepat?
"Astaga Zo, udah kan? Sekarang turun, gue masih mau hidup tenang tanpa ngedekam di penjara", celoteh gadis itu.

Snow White's an Extra [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu