❄𝓟𝓪𝓻𝓽 16

5K 623 40
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________




Ting tong

Venus terpaksa meninggalkan sofa nyamannya karena bel rumah mengganggu di pagi minggu yang damai ini. Gadis itu berjalan menuju pintu sambil melepas masker wajahnya.

Ceklek

Venus melongokan kepala dan perlahan membuka pintu selebar-lebarnya.
"Tamiya?"

Tamiya tersenyum manis.
"Hai Venus", sapanya ramah. Venus mengangguk tanpa niatan membalas lagi.

"Nyari siapa ya?", tanya Venus langsung ke intinya. Karena jujur saja Tamiya sekarang sudah masuk list orang-orang yang bisa saja menghancurkan keluarga paman kesayangannya di masa mendatang.

"Gue mau ketemu Libra. Dia ada?", ujar Tamiya.

Venus sedikit kaget. Nahkan, apalagi ini?

"Ngapain ketemu Libra?", tanya gadis itu.

Tamiya menggaruk kepalanya.
"Ibu Ilia, guru BK kita kemarin nunjuk gue buat jadi pembimbing belajar buat Libra karena nilainya sedikit buruk. Karena beberapa bulan ke depan ada seleksi Universitas buat kita yang seangkatan", jelas Tamiya.

Venus tampak berpikir. Libra tak tinggal lagi di sini dan adanya Tamiya sebagai pembimbing belajar lelaki itu, maka otomatis pamannya gagal move on. Bisa rumit rumah tangga mereka.

"Venus? Libranya ada kan?", tanya Tamiya.

"Ahh itu, Libra lagi keluar sama temen-temennya", ujar Venus mencari alasan.

Tamiya diam. Ia tampak kecewa karena dirinya sudah jauh-jauh ke sini namun tak ada hasil. Salahnya juga sih karena tidak mengkonfirmasi terlebih dahulu pada Libra.

"Kalo gue nunggu kira-kira pulangnya jam berapa?", tanya Tamiya, lagi.

Venus kembali memutar otak.
"Kalo hari minggu gini, Libra rata-rata pulang hampir tengah malam sihh, itu pun kalo dia nggak nginap di rumah temennya", jawab Venus.

"O ohh, yaudah deh. Gue balik aja yaa. Nanti bilang sama Libra kalo besok istirahat pertama dia nemuin gue di ruang osis buat belajar", pesan Tamiya.

Venus mengangguk saja sambil menyaksikan ketos itu pulang kembali.
"Sorry tapi gue nggak mau", gumamnya sebelum menutup pintu dan kembali pada kegiatanya.

Di perjalanan pulang, motor scoopy yang dikendarai Tamiya tiba-tiba berhenti, padahal dirinya harus menempuh setengah jalan lagi. Gadis itu turun, menatap motornya kebingungan.

"Gimana dong?", gumamnya kebingungan.

Tin tin

Tamiya menoleh ke samping . Matanya melotot ketakutan saat begal yang dulu pernah hampir melecehkannya kini berhenti di sebelahnya. Gadis itu segera berlari cepat tak peduli dengan motornya yang ditinggal begitu saja.

"Kejar pelacur kecil itu. Gara-gara dia bos kita terbaring di rumah sakit sampai sekarang!", teriak salah satu dari mereka.

Tamiya berteriak meminta tolong. Karena tak bisa berpikir rasional, dirinya langsung saja masuk ke dalam hutan, membuat para begal itu saling bertatapan sambil tersenyum smirk.

Snow White's an Extra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang