❄𝓟𝓪𝓻𝓽 42

4.3K 596 17
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________



"Mamaaaaa"

"Mamaaaa Tami pulanggggg"

Libra hanya diam dan menatap dengan sangat tenang kehadiran sosok paruh baya yang menuruni anak tangga dengan senyum manisnya. Aruna tampil cantik dengan dress rumahannya sekarang. Jika disandingkan dengan Tamiya, mungkin orang-orang berpikir jika status keduanya adalah adik-kakak, bukan anak-ibu.

"Maaa, ini Libra yang Tami ceritain", seru Tamiya sambil menunjuk Libra dengan malu-malu.

Aruna menoleh ke arah Libra lalu mengulurkan tangan putih mulusnya.
"Saya Aruna, panggil aja Tante Aruna", ujarnya.

Libra menerima uluran tangan itu, namun hanya satu detik karena ia lebih dulu menariknya.
"Libra Tante", ujarnya dengan senyum tipis.

"Ayo-ayo silahkan duduk. Tami, suruh bibi Jeanie buatin minum", suruh Aruna pada anaknya yang langsung bergegas mencari ART untuk menyampaikan pesan sang Mama. Sedangkan Aruna mempersihkan Libra untuk duduk di sofa mewah ruang tamu mereka.


"Maaf ya kalau anak Tante nyusahin kamu", celetuk Aruna yang duduk di depan Libra.

"Iya Tan", sahutnya seadanya.

"Kamu sering-sering dong main ke sini, biar rumah Tante nggak sunyi-sunyi amat", tutur Aruna.

Libra tak menjawab lagi, ia hanya tersenyum kecil tanpa niatan mengiyakan.
"Kamar kecilnya dimana Tan?", tanyanya dengan topik yang berbeda.


"Sini biar Tante anterin ke lantai dua, soalnya kamar kecil di lantai ini lagi direnovasi", ujar Aruna.

"Nggak usah repot-repot Tan, tante tinggal kasih tahu aku mesti lewat mana aja", ujar lelaki itu.

"Hahahaha okelah. Kamu tinggal naik ke lantai atas terus lurus aja, nanti ada belokan ke kiri. Nah kamar pertama itu adalah kamar tamu, kamu tinggal masuk nah disitu ada kamar kecilnya", petunjuk Aruna.

Libra mengangguk.
"Libra izin dulu Tan", pamitnya menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai. Ekor matanya menatap setiap sisi rumah yang terpasang CCTV dengan amat tenang.

Setelah menemukan kamar yang dimaksudkan wanita itu. Libra langsung masuk dan menuju kamar mandi. Ia menatap setiap sudut kamar mandi. Syukur saja tidak ada kamera CCTV di situ. Lelaki itu melepas gelangnya yang tadi melilit dan melingkar di pergelangan tangannya.

Ia meletakkannya di pinggir wastafel setelah memastikan benda itu berada di posisi yang aman. Sebelum ia meninggalkan kamar mandi itu, ia sempat menoleh kembali ke gelang hitamnya.

Libra langsung keluar untuk turun kembali ke ruang tamu. Di sana masih ada Aruna dengan Tamiya yang sudah kembali. Lelaki itu berjalan terburu-buru.

"Ada apa Libra?", tanya Tamiya melihat keadaan gelisah lelaki itu.

"Gue harus pulang sekarang. Ada urusan mendadak", ujar lelaki itu.

"Yahhh", kecewa Tamiya.

"Yaudah kalau kamu mau pulang, tapi lain kali ke sini lagi ya?", ujar Aruna sambil tersenyum. Libra mengangguk lalu mengulurkan tangannya untuk menyalim wanita paruh baya itu. Tentu saja Aruna menerimanya dengan senang hati walaupun keningnya sempat berkerut melihat sekilas pergelangan tangan lelaki itu.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now