❄ Bonus Part ❄

5.3K 610 23
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________

Libra menatap lekat tubuh istrinya yang sedang duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya. Lelaki itu berdecak lalu kembali menjatuhkan kepalanya di atas bantal, menarik selimut yang menutup tubuh telanjangnya hingga sebatas dada.

Dan kegiatan kelaki itu terus diamati oleh Zoia lewat cermin di depannya. Ah iya, lelaki itu memang selalu memasang wajah masam seperti sekarang ini sejak dua bulan belakangan ini.

"Aku ada kelas pagi", ujar Zoia.

"Hm"

Libra hanya membalasnya dengan deheman. Lelaki itu mengubah posisi menjadi membelakangi gadis itu lalu mengambil guling untuk ia peluk.
"Kamu tidak ke kantor hari ini?", tanya Zoia meletakan hairdryer ke atas meja.

"Nggak", jawab cuek Libra.

Zoia menyeringit sambil memasang sepatunya.
"Kenapa?", tanyanya.

"Malas", ketus Libra.

"Tumben kamu malas", tutur gadis itu.

"Hm!"

Zoia membasahi bibirnya sambil menahan senyum geli. Lagi-lagi Libra merajuk. Tentu saja lelaki itu tidak ingin dirinya kuliah seperti ucapannya dua bulan lalu. Tapi Zoia ingin kuliah. Awalnya gadis itu menurut pada perintah Libra, tapi atas ceramah Liqa waktu itu, akhirnya dengan ogah-ogahan sang suami mengizinkan. Kata wanita itu, jangan menghalangi mimpi Zoia selagi itu tak mengurangi tugasnya sebagai istri.

Libra tidak rela Zoia didekati oleh lelaki lain, itu adalah alasan kuatnya. Istrinya itu cantik dengan lekuk tubuh yang berisi di bagian-bagian tertentu. Lalu pertanyaannya, siapa yang tidak kepincut? Sedangkan dirinya tak bisa selalu berada di samping istrinya karena ia juga harus mengelolah usaha teh keluarganya. Apalagi akhir-akhir ini dirinya sangat sibuk dikarenakan untuk pertama kalinya ia akan meluncurkan produk teh kotak.

Ya, awalnya perusahaan keluarganya hanya mengelolah bahan mentahnya saja. Di tanam, dipanen, lalu dipasarkan. Hanya itu. Tapi sekarang ia akan memberanikan diri memajukan bisnis orang tuanya.

"Ibra, aku berangkat. Kamu nggak mau nganter aku?", tanya Zoia.

"Tunggu di depan", ujarnya Libra mulai turun dan berjalan ke kamar mandi dengan muka yang tetap sama, masam.

Setelah 10 menit menunggu, lelaki itu sudah tampan dengan wajah segar setelah membersihkan diri. Keduanya berjalan beriringan menuju motor yang terparkir di basement.

Zoia kuliah satu kampus dengan si kembar dan Nuel. Tetapi mereka berbeda jurusan. Sacha dan Nuel berada di jurusan Manajemen sedangkan Secha memilih jurusan Hubungan Internasional. Dan dirinya? Ia mengambil Sastra Mandarin. Entahlah, Zoia kepincut di sana pertama kali Sacha mengenalkan jurusan-jurusan di kampus itu.

Teman-temannya yang lain? Candice melanjut di Canada seperti yang gadis itu impikan. Venus melanjutkan studinya di Jerman tempat Evens dan Gwena tinggal. Lalu si prik Nate sedang berada di luar kota mengikuti seleksi masuk TNI AU. Si playboy Lintang berada di universitas tetangga dengan jurusan teologi. Zoia bahkan tak habis pikir lelaki yang sering suaminya juluki kadal itu akan menjadi pendeta di masa depan.

Setelah sampai di depan gerbang, gadis itu langsung melepas helmnya begitu juga dengan sang suami. Zoia langsung mencium tangan Libra seperti biasanya.
"Aku masuk dulu, mukanya jangan serem-serem gitu hihihi", cengir Zoia.

Libra berdecak.
"Sana, kalo ada yang ganggu kamu tendang aja burung pipitnya", ketus Libra.

Zoia mengangguk, ia melambaikan tangan pada sang suami sebelum berjalan masuk ke dalam. Setelah memastikan gadis itu masuk, Libra langsung menancap gas menuju sebuh cafe tak jauh dari sana.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now