❄𝓟𝓪𝓻𝓽 35

4.5K 609 32
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________

Zoia mencuci tangannya di wastafel sambil mematut tubuhnya di depan cermin toilet perempuan. Ia menghela napas lega karena bazar yang diadakan telah terlaksana dengan baik sejak setengah jam yang lalu.

"Hai"

Zoia menatap gadis yang ikut berdiri di sampingnya. Tamiya, sosok yang baru keluar dari salah satu bilik ikut mencuci tangannya. Gadis itu dengan santai menoleh, menatap Zoia yang mengabaikan kehadirannya.

"Gue lagi hamil anak Libra", bisik Tamiya sambil tersenyum sangat manis.

Zoia mengangkat alis. Heolll? Drama apa ini?

"Ohh ya? Nggak percaya", ujar Zoia dengan acuh tak acuh. Tamiya terkekeh. Gadis itu menunjukkan foto Libra yang sedang mengelus perutnya yang masih rata.

"Masih nggak percaya?", tanya Tamiya.

"Libra sering ngunjungi gue dan baby kami lohh hihi. Terakhir kali tadi malam? Iya tadi malam. Iya kan anak Mama?", celetuk gadis itu menambahkan sambil mengelus perutnya yang terbalut pakaian yang sama dengan Candice.

Zoia hanya menatap sang ketos itu dengan ekspresi tak senang.
"Jadi mau lo apa?"

Tamiya menyimpan ponselnya kembali. Gadis manis itu melipat tangan.
"Zoia, lebih baik lo berhenti berharap sama Libra. Karena cepat atau lambat kami akan menikah, mengingat janin kami semakin membesar. Gue nggak mau lo malu sendiri saat itu", ujar gadis itu dengan pelan.

Zoia bertepuk tangan antusias.
"Gue kira lo mau ngasih bukti apa. Ternyata bukti yang nggak ada kaitannya dengan permasalahan", sahut Zoia. Gadis itu melangkah satu langkah lebih dekat dari Tamiya. Zoia menepuk bahu sang ketos.

"Gue prihatin, gue kira lo bisa bikin skenario yang lebih berbobot. Tamiya, kita emang nggak sekenal itu, tapi yang harus lo tahu, gue bukan cewek bego yang bisa dibego-begoin oleh siapa pun. Lo cuman cewek yang minta pertanggungjawaban dari cowok yang lo suka, karena ayah kandung dari janin lo ini bukan lah cowok yang lo harapin. Benar kan?", bisik Zoia tepat di telinga Tamiya yang mematung.

"N-nggak usah sok tahu ya! Ini emang anak Libra!", bantah Tamiya.

Zoia melipat tangan di depan dada.
"Tamiya, lo kalo nggak bisa boong mending terima kenyataan. Terima kenyataan lo yang hamil di luar nikah karena seks tak jelas dengan seseorang yang beri lo surga dunia. Harusnya kalo nggak mau kek gini, lo mikir dari awal biar nggak bebanin orang yang nggak tahu apa-apa", ujar Zoia sebelum pergi dari sana meninggalkan Tamiya yang tak berkutik.

Mendengar pintu yang tertutup, ketos itu langsung mengepalkan tangan.
"Kenapa dia nggak bisa dipengaruhi?", bisiknya pada diri sendiri.

Dan Vansel yang menyandarkan punggungnya di dinding salah satu bilik hanya bisa terdiam dengan mulut yang terkatup.
"Dia hamil? Hah semesta emang nggak bisa tertebak", bisiknya lirih dengan tatapan nanar.

***

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Zoia berjalan ke stan Libra yang sedang suaminya itu kemas. Sekolah sudah lumayan sepi dan hanya menyisakan penghuni sekolah. Itu pun tak semua karena hampir setengah siswa-siswinya sudah bubar dikala sudah selesai mengamas stan masing-masing.

"Kita pulang?", tanya Zoia dengan datar.

Libra meregangkan tangannya yang kebas. Lelaki itu langsung merangkul bahu istrinya dengan wajah lelah.
"Ayo".

Libra menarik tangan Zoia menuju perkiran mobil mereka.
"Kamu masuk duluan yaa, aku lagi ada urusan. Cuman lima menit kok", bisik lelaki itu sambil mencium pipi kiri istrinya yang sudah bersiap-siap membuka pintu mobil. Lelaki itu ngacir meninggalkan Zoia sendirian.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now