❄𝓟𝓪𝓻𝓽 22

5K 674 4
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________


"Bang, biar Kakak yang gantian jaga istri kamu. Abang pulang aja, istirahat. Ini udah hampir pagi lohh", suruh Ella yang sudah datang sejak lima menit lalu di sebuah kamar rumah sakit swasta di kota ini.


Libra menggeleng sambil mengusap wajahnya yang awut-awutan dengan rambut yang sudah berantakan, ditambah lagi belum mandi sejak pagi.

"Abang di sini aja Kak. Mending Kakak balik aja, kasian Jilvanya capek di bawa di sini", ujar Libra. Ella menatap keponakannya yang sudah tidur di pengakuannya. Gadis mungil itu memaksa ikut padahal baru bangun. Dan diperjalanan tadi dia malahan kembali terlelap sampai sekarang.



"Kan Kakak ke sini mau nyuruh kamu pulang Bang", ujar Ella.

"Kakak pulang aja, Libra masih mau jaga Zoia. Bukannya jam tujuh nanti Kakak berangkat kerja kan?", ujar Libra.

"Kakak tinggal ambil cuti beberapa hari buat jaga Zoia", ujar wanita paruh baya itu.

"Nggak usah Kak. Abang telpon Bang Neil biar jemput kalian yaa"

Ella akhirnya pasrah dan mengangguk saja. Wanita itu hanya bisa menatap kegiatan adiknya yang sedang menelpon suaminya. Ella berdecak, dasar keras kepala.

"Udah ya Kak, Bang Neil langsung otw ke sini", ujar Libra.

"Hufttt yaudah, Abang jaga kesehatan juga. Itu makanan yang Kakak bawa tadi dimakan. Jangan terlalu banyak pikiran, nanti kalo Abang sakit nggak ada yang jaga Zoia", celoteh Ella.

"Iya kak"

"Kakak sama Jilva nunggu Abang kamu di lobi aja yaa. Kita pulang, ingat pesan Kakak tadi", ujar Ella berdiri dari tempatnya sambil menggendong tubuh Jilva.

"Biar Libra anter sampai ke bawah", ujar lelaki itu. Ella langsung menggeleng.

"Nggak usah, kamu di sini aja", tolak wanita itu.

"Yaudah, hati-hati di jalan Kak", ujar Libra.

"Iya"

Setelah kepergian Ella dan Jilva, kini ruangan itu kembali sepi. Libra mengambil tempat di tempat yang tadi diduduki Ella. Lelaki itu menatap tubuh Zoia yang terbaring pucat di atas brankar.

"Lo kenapa lama banget bangunnya?", ujar Libra.



"Setelah kami periksa berulang-ulang kali, ternyata tidak ada kejanggalan di tubuh beliau. Organ-organ luar maupun dalam baik-baik saja. Kami tidak bisa mengklarifikasi ini penyakit apa yang diderita pasien. Semua bagian tubuhnya normal. Hanya saja saraf pusatnya seperti sedang tidur hingga organ pasien seperti mata, telianga, tangan, kaki dan sebagainya tidak bisa merespon segala usaha kami. Dan kita hanya bisa menunggu keajaiban dari Yang Maha Kuasa"



Libra mengacak rambutnya gelisah saat kembali mengingat perkataan dokter tentang kondisi Zoia. Lelaki itu mengambil tangan istrinya, mengelusnya dengan pelan sambil merebahkan kepalanya di sisi brankar. Perlahan matanya tertutup karena rasa lelah dan ngantuk yang menyerangnya dalam waktu bersamaan.



Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now