❄𝓟𝓪𝓻𝓽 33

4.6K 661 10
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________




Zoia menyikap gorden putih dengan tangan bergetar. Langit tampak berawan, membuat bintang bulan menghilang di sana. Gadis itu merosotkan tubuhnya di dinding kamarnya yang terasa dingin.

Zoia tidak tahu kenapa tubuhnya sangat lemas dan tak bertenaga. Seluruh badannya sedingin es dan kepalanya pusing. Gadis itu mengharapkan Libra pulang. Namun ia sadar, ada seseorang yang membutuhkan suaminya.

Zoia menumpukan kedua tangannya pada lantai dengan erat, melampiaskan rasa sakit pada dadanya yang berdetak kencang. Aliran darahnya kacau dan pikirannya kosong.

Gadis itu hanya bisa menatap lantai sulur es yang menjalar di lantai. Matanya berkedip takut, ia menatap kedua telapak tangannya yang menjadi asal dari sulur-sulur es itu.

"K-kenapa?", bisiknya bergetar.

Ia memang bisa mempunyai sihir, yaitu bisa menghasilkan es dan hawa dingin. Namun sejak kapan ia bisa mengeluarkannya tanpa kendalinya? Kenapa bisa sihirnya muncul tiba-tiba? Sihirnya hanya berlaku jika sedang musim salju saja.

Zoia menarik tangannya lalu ia angkat setara dengan matanya. Ia meneliti telapak tangannya dan ia menemukan sebuah keanehan. Sejak kapan nadinya nampak sangat jelas? Padahal ia masih diselimuti oleh kulitnya. Nadi-nadi itu tampak mengerikan dan menonjol ke luar.



"I-ini kenapa?", gagap Zoia.


Tok tok tok

Zoia dengan pincang berlari keluar dari kamarnya. Ia menatap penuh harap pada pintu, namun saat membukanya harapannya langsung sirna karena orang yang ia harapkan keberadaannya tidak ada. Gadis itu berjongkok, memungut sebuah kotak hitam yang tergeletak di bawah pintu. Ia menatap sekeliling, namun tidak menemukan siapa-siapa.

Dan pada akhirnya gadis itu menutup pintu kembali. Zoia membawa kotak itu dengan langkah sepelan mungkin mengingat kepalanya yang sudah sangat berat dan tergoncang. Gadis itu masuk ke dalam kamarnya dan duduk di atas ranjang.


Zoia membukanya dan terpampanglah sebuah coretan tangan yang tergores di selembar kertas.

'Yang kamu anggap kekuatan adalah kutukan'

Zoia menegang. Ia menatap sekitarnya was-was. Siapa yang mengirimnya surat ini? Apa katanya? Zoia lagi-lagi dibuat takut saat tak punya jawaban atas sosok itu. Ia seperti tahu semuanya. Tapi siapa dia?

Zoia kembali memfokuskan matanya pada deretan kalimat yang saling berkesinambungan.

'Kutukan adalah kekuatanmu. Berkatmu adalah cinta. Pusat duniamu adalah cintamu, dia hanya milikmu. Dan dunia kita adalah milik kita. Pahami lah dunia yang saya berikan"

Zoia gelisah saat menyelesaikan membaca secarik kertas itu.
"Siapa?", bisiknya ketakutan. Ia khawatir, ternyata itu telah lalai dan terlalu menikmati keadannya. Dia bahkan melupakan jika dirinya hanya pendatang asing. Tentu saja kedatangannya mempunyai konsekuensi lain.

Zoia meremas kepalanya yang tiba-tiba seperti dihantam sesuatu yang keras. Gadis itu berteriak kesakitan, demi apa pun ini sangat sakit. Zoia meraung di dalam kamar yang sepi.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now