Bab 19: Orang-orang yang Kompeten

7 1 0
                                    

🍜

Pagi ini, langit di atas Kota Findolt begitu cerah. Para tukang dengan bersemangat siap membangun kembali kota. Karavan para pedagang pun terus datang dan pergi silih berganti. Alea, si gadis Elf dari Hutan Agung sedang mengelap alat-alat makan di dalam kereta naga sambil bersenandung, entah kenapa ia terlihat sangat ceria belakangan ini. Duo cilik Noe dan Willy sedang berlatih sihir berdua. Grimm pergi berjalan-jalan entah kemana. Elf bengis itu sering menjadi sok sibuk belakangan ini.

Sementara itu, suasana mencekam tengah menyelimuti dua orang pemuda dan satu pemudi, mereka adalah orang dari dunia lain yang terseret bersama-sama ke dunia ini. Meski tempat mereka tiba terpisah, tapi kini mereka bersama. Rui, Derek dan Carla berdiri berbanjar di tengah tanah tandus. Di hadapan mereka, berdiri seorang pria nan karismatik berwajah masam. Rambut biru pastel bergaya slicked back-nya selalu terlihat rapi dan kelimis. Kacamatanya yang baru saja merosot langsung ia betulkan kembali. Ia adalah Barayev Milton, seseorang yang hingga sekarang masih disebut sebagai Ksatria Terhebat Kedua di Kerajaan Rasenfeld, meskipun kini profesinya sudah berubah menjadi ahli sihir kerajaan.

“Daku bersama dua ahli sihir kerajaan lainnya sudah berusaha sekuat tenaga untuk memanggil orang-orang kompeten dari dunia lain. Mari kita lihat apakah kalian benar-benar makhluk yang kompeten?” Cahaya terpantul dari kacamata Tuan Barayev seraya ia membalikkan badan.

“Hei, sebenarnya apa yang akan kita lakukan?” bisik Derek pada Rui.

“Mungkin ia akan menguji seberapa dahsyat sihir kita? Keluarkan saja jurus pamungkasmu. Eh, memangnya kau tidak pernah berlatih dengannya di istana?” jawab Rui.

“Ia sangat sibuk, tahu! Aku hanya berlatih dengan Grimm dan Peter.”

“Bukan begitu, Tuan Barayev lebih sering menguji daya tahan seseorang dalam pertempuran. Jika bisa merapal sihir dahsyat tapi langsung tumbang, itu sama sekali tidak berguna!” Jelas Carla.

“Kau tampak santai sekali ya, Wanita,” sindir Derek.

“Pelatihan sihirku diawasi langsung oleh Tuan Barayev, jadi hal seperti ini sudah biasa saja bagiku.”

“Tentu saja! Kau kan berdiam diri di istana sejak tiba di dunia ini. Segala yang kau butuhkan sudah disediakan. Tidak sepertiku yang terus menerus menjelajahi gua untuk menjalankan quest dan mencari harta karun untuk bertahan hidup! Hmph!”

“Oh, begitu. Sayang sekali bagimu,” Carla begitu ketus, membuat Derek menggertakkan gigi-giginya.
Rui merasa kesan gadis pemalu yang dimiliki Carla berubah 180° menjadi penyihir angkuh. Topi penyihir tingginya pun membuat kesan tersebut semakin kental. Rui tidak bisa menahan ekspresi herannya. Menyadari hal itu, Carla memalingkan wajah dengan malu.

“BARIERRA!” Tuan Barayev tiba-tiba berteriak, mengagetkan ketiga trio yang sedang bergosip. Tiga buah tembok tanah setinggi lima meter pun keluar dari dalam tanah. Pergerakan tembok itu membuat tanah di sekitar bergetar. Carla tampak tenang, sedangkan Rui dan Derek bertanya-tanya apa sebenarnya maksud dari Tuan Barayev. Mereka berdua mengamati fitur dari tembok tersebut. Tidak terlalu lebar, tetapi tebal.

“Kalian semua harus menghancurkan tembok yang ku buat ini. Dengan sihir kalian.”

“Apa?!” Rui terbelalak. Ia pikir atribut sihir yang ia miliki tidak terlalu menguntungkan untuk menghancurkan tembok seperti itu. Sihir api hanya akan membakar, sedangkan sihir anginnya tidak sehebat itu hingga bisa menghancurkan tembok.

“Sudah ku duga, ini latihan daya tahan seperti biasa,” gumam Carla. Mendengar gadis itu, Rui makin linglung.

“Ha-ha! Ini terlalu mudah, Tuan-Tuan. Kalian hanya perlu phew dan semuanya hancur berantakan,” seseorang dari kejauhan tiba-tiba berbicara, ia adalah Peter. Mereka bertiga benar-benar sudah melupakan keberadaan penonton yang satu ini. Untuk seseorang yang pernah meledakkan satu penginapan dalam satu tembakan sihir, tentu saja latihan ini begitu mudah.

Taste of Noodle Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon