Bab 5: Langkah Awal

56 25 27
                                    

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Pagi hari telah tiba. Ini adalah pagi pertama Rui di dunia ini. Ia bangun lebih awal dari biasanya. Rui merasa tidak nyaman tidur di tempat orang lain.

Ia meraba sesuatu di meja sebelahnya. Benda yang ia cari tidak ada. Tidak ada ponsel yang biasa membangunkannya. Rui tersadar dan duduk.

"Aku di mana ya."

Rui masih setengah tidur. Ia berjalan ke ruang tamu. Di sana ada Pallto yang sedang tidur. Rui pergi ke luar rumah dan mengamati sekitar. Langit masih gelap, meski begitu ada sekelompok elf wanita yang berlalu-lalang. Mereka menyapa Rui.

"Selamat pagi."

"Ah, selamat pagi." Rui melambaikan tangannya.

Sekelompok Elf itu pun pergi untuk melakukan tugas mereka. Masih dalam keadaan setengah tidur, Rui duduk di kursi teras rumah. Ia mengacak-acak rambutnya.

Di dunia sebelumnya, Rui selalu menulis kegiatan yang akan dilakukan saat bangun tidur. Kali ini ia lupa melakukannya, karena itu ia kebingungan. Rui mencoba mengingat-ingat kejadian sebelum tidur.

"Semalam aku mengobrol dengan seseorang."

"Iya, kau mengobrol denganku."

"Huaaah?!!"

Rui terkejut ada seseorang di sebelahnya. Rui mengucek matanya. Ini nyata, pikirnya. Ia mulai mengingat kenapa dia di sini. Rui tersenyum sambil menutup mata dengan tangannya seolah bicara 'bagaimana bisa aku lupa'.

"Sedang apa kau pagi-pagi di luar begini, Rui?"

"Mencari udara segar."

"Hmm begitu ya."

"Tadi aku melihat sekelompok elf lewat, mereka akan pergi memasak ya?"

"Yap, kau lapar ya?"

"Ah, aku ingin mi. Apa di sini ada mi?"

"Mi? Yang kau bicarakan semalam ya. Aku tidak pernah memakan itu. Kita bisa menanyakannnya pada nona Framir."

"Tunggu. Kau bilang dia cukup galak kan?"

"Tenang saja. Dia baik kok, asalkan kau tidak membuat kekacauan di dapur."

"Ah saran yang bagus."

Rui dan Alea pergi ke dapur umum untuk menemui nona Framir. Alea berjalan di depan, sedangkan Rui berjalan santai di belakang sambil melihat-lihat desa. Ia belum mengetahui seluk-beluk desa ini. Rui terlalu malu untuk berjalan-jalan sendirian. Kemanapun ia pergi, elf di sana akan menatapnya karena ia satu-satunya ras manusia yang berada di desa. Di tambah rambut hitam nya yang langka semakin menarik perhatian.

"Apa aku harus mencukur habis rambutku ya."

Lelaki itu bergumam sambil memelintir poni rambutnya. Ia menggelengkan kepalanya setelah membayangkan bagaimana dirinya jika menjadi botak, "Tidak, itu menggelikan."

"Kita sampai!"

Alea yang berhenti tiba-tiba membuat Rui menabraknya. Gadis itu langsung berlari mencari nona Framir sedangkan Rui terdiam di tempat. Ia tidak sengaja mencium aroma rambut Alea.

"Buset! Wangy-wangy!" Rui bergumam.

"Rui, ayo kesini!"

"Ah, iya baiklah!"

Rui berlari ke tempat gadis itu. Di sana, Alea sedang berbicara dengan nona Framir. Kepala dapur itu memiliki tubuh langsing dan tinggi, rambutnya berwarna kastanye. Mata nya berwarna biru laut. Ia tidak memiliki kesan galak sama sekali.

Taste of Noodle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang