Bab 21: Apapun, Dimanapun

16 4 23
                                    

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Setelah berdiam selama satu bulan di Kota Tarafen, Kerajaan Travolvis, Rui memutuskan bahwa ini sudah saatnya melanjutkan perjalanan. Kelompoknya akan bergerak ke arah timur menuju Kerajaan Havenland. Kerajaan yang terkenal dengan pertaniannya. Komoditas utama mereka merupakan bahan makanan pokok seperti gandum, beras, jelai, tepung, kentang dan lainnya.

Pagi ini kelompok Rui sedang berada di bagian timur Kota Tarafen. Di sana juga terdapat Walter dan istrinya, Mary. Mereka berdua memberi banyak perbekalan untuk Willy; pakaian baru, makanan dan perlengkapan lainnya. Melihat hal itu Rui memasang wajah masam--

"Aku jadi teringat pertama kali pergi camping di kelas tujuh. Orangtuaku memasukkan banyak barang ke dalam tas ku!"

"Haha! Saat kita pergi dari Hutan Besar juga, malam sebelumnya Nona Framir memasukkan banyak bahan-bahan ke keranjang sayur kita," ucap Alea.

"Orangtua memang seperti itu, ya?" Senyuman Rui yang terpampang sejak tadi menghilang begitu mengingat momen mereka pergi dari Hutan Besar. Grimm dan Tuan Pallto tidak mengantar Alea pergi. Kakak dan ayahnya memiliki sifat yang mirip, tingkah mereka tidak mengherankan bagi Rui. Mereka berdua bersedih karena ditinggalkan ratu tercinta mereka.

Ya, setidaknya saat pergi dari Rasenfeld, Grimm datang untuk melepas adiknya.

Lamunan Rui terganggu oleh suara keras Walter tengah menasehati adiknya--

"Kau tidak boleh merepotkan Tuan Archwood, jadilah berguna! Bekerjalah! Jangan hanya makan dan tidur saja!"

"I-iya iya siap! Aku akan membantu Kapten Rui! Ini janjiku sebagai seorang pelaut!" Willy mengepalkan tangannya di dada.

"Bagus! Begitulah William Hart! Kau adalah kebanggaanku, Willy!" Walter mengacak-acak rambut oranye adiknya.

Walter membalikkan badan dan berjalan ke arah Rui.

"Aku menitipkan adikku padamu. Maaf, ini karena aku bukan kakak yang becus dalam menjaga janji. Karena itu aku harus menitipkan impian Willy untuk menemui ibunya padamu." Walter mengucapkan kalimatnya dengan pelan agar tidak ada orang lain yang mendengar selain Rui.

"Jangan bicara seperti itu. Lagipula, perjalanan kami akan lebih menyenangkan jika ada anak kecil, haha."

Meski menjawab seperti itu, Rui merasa diberi tanggungjawab yang besar. Satu nyawa lagi yang harus ia lindungi. Di dunia penuh monster dan misteri seperti ini, melindungi diri sendiri saja sudah sulit. Tapi, tak terbayangkan olehnya jika selama ini ia hanya sendirian.

Berapa banyak hubungan yang telah terjalin hingga saat ini? Dimulai dari Alea, Grimm, Tuan Pallto, seluruh warga Desa Elf, Peter dan yang lainnya. Rui tidak merasa sendirian lagi.

Mengingat seluruh ikatan yang ia jalin, orang terakhir yang ia ingat adalah Derek Mayne. Saat itu ia berusaha memulai ulang segalanya dan berteman dengan Derek. Ntah upayanya terbilang berhasil atau gagal. Namun, satu hal yang pasti, Rui bertekad untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Tetap menjadi mengagumkan seperti yang Derek katakan.

Sembari tersenyum, Rui menepukkan tangan, "Baiklah, kawan-kawan! Mari kita pergi ke Havenland!"

Diikuti oleh Alea dan Willy, Rui memimpin jalan menuju kereta naga.

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Hans menarik kereta naga itu dengan penuh semangat. Sudah lama sekali naga darat berwarna biru itu tidak berlarian dengan bebas di dataran luas.

Kelompok Rui tengah melintasi dataran rumput di luar Kota Tarafen. Hanya dibutuhkan setengah hari untuk melintasi dataran itu. Di tengah hari, mereka akan singgah di sebuah desa untuk makan siang.

Taste of Noodle Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ