Bab 5: Menjaga Hubungan

22 4 12
                                    

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Masih memegangi mulutnya, Rui bangkit dari kasur dan berlari ke luar kamar. Rasa muak terhadap asumsinya barusan membuat perut Rui mual.

"Hoi, kau kenapa?"

Rui melewati Grimm begitu saja. Jika Rui membuka mulut, ia bisa-bisa memuntahkan isi perutnya di lantai kamar.

Di koridor, Willy dan Noe telah kembali. Mereka berdua memperhatikan Rui yang berjalan terburu-buru. Mereka pun memutuskan untuk mengikutinya.

Sesampainya di kamar mandi, Rui pun mengeluarkan isi perutnya. Tidak banyak yang ia muntah kan, karena ia hanya baru memakan sepotong roti hari ini.

"Ugh, ini gila."

Keringat dingin membasahi tubuh Rui. Sudah lama ia tidak merasa seperti ini. Terakhir kali ia merasa mual karena suatu hal, adalah saat menyaksikan Willy dan kakaknya bertengkar.

"Kapten! Kau tidak apa-apa?"

Willy dan Noe tiba saat Rui keluar dari kamar mandi.

"Kenapa kalian di sini? Bukannya aku menyuruh kalian membeli bahan-bahan?" Rui mengalihkan pembicaraan.

"Damon bilang semua bahan ada di dapur. Jadi, dia bilang kami tidak perlu membelinya." jelas Willy.

"Oh begi--" belum selesai bicara, Rui kembali mual. Ia kembali masuk ke kamar mandi.

"Oi, Kapten?! Kau kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu?"

"Ha-ha ... b-berisik, Willy," Rui keluar dari kamar mandi dan duduk di koridor, "Noe ...."

"Iya?"

"Katakan, semua nama anggota kelompok penjarah itu. Cepat!" Suara Rui sedikit meninggi. Hal itu membuat Willy dan Noe terkejut.

"Eh? Umm ... Tuan Vudh, Tuan Arden, Tuan Rob, Tuan Hathson d-dan Tuan Fort."

Rui menutup mata sembari menengadah,

"Kurang ... kurang satu orang lagi. Pria yang kita temui di luar gua. Siapa namanya? Katakan semua yang kau tahu tentang orang itu!"

"D-dia, menyebut dirinya sebagai Tuan Eliot. Beberapa bulan lalu, setelah Tuan Vudh membeli ku, kami pergi ke Rasenfeld. Di sana, kami bertemu dengan Tuan Eliot. D-dia membicarakan sesuatu tentangmu."

Noe menjelaskan dengan suara yang pelan. Ia dan Willy memang sering bertukar umpatan. Namun, di hadapan Rui yang sedang kesal, Noe benar-benar menciut!

"Jangan ragu-ragu! Katakan semu--!"

Plak

Willy menampar Rui dengan tangan kirinya. Meski tangan Willy begitu kecil, tamparannya sangat keras hingga menimbulkan bekas kemerahan di wajah Rui. Suara yang ditimbulkan pun terdengar dan menggema hingga ke ujung koridor.

"Kapten, aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi tenangkan dirimu. Ini bukan waktunya untuk marah-marah tidak jelas. Bukankah kau bilang kita akan membuat kue untuk Kak Alea?"

Rui memegangi pipinya sambil menunduk. Hatinya diluputi rasa malu. Bahkan anak kecil bisa lebih rasional daripada dirinya sendiri.

Willy mengajak Noe pergi meninggalkan Rui yang terduduk diam di koridor.

Mengecewakan. Bukannya aku baru saja sombong soal kekuatan kami pada Grimm?

Bukan hanya soal fisik, sihir atau sejenisnya, Rui juga harus memikirkan hubungan antara dirinya dengan kelompoknya saat ini. Hanya karena Rui menolong kedua anak itu, bukan berarti ia bisa bertindak semena-mena. Rui Archwood dimakan oleh rasa angkuhnya sendiri.

Taste of Noodle Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum