Bab 26: Hilangnya Bayangan

18 8 26
                                    

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Tanpa rasa takut maupun keraguan, Carla berdiri di barisan paling depan bersama dengan pengguna elemen cahaya lainnya. Kesungguhan yang terlihat di wajahnya membuat Rui dan Peter terkagum.

Sihir cahaya lebih efektif digunakan saat siang hari. Langit cerah pagi ini membuat sinar matahari bisa menyinari langsung kota mati ini. Sang Mage terkuat kerajaan, tuan Barayev dan tuan Hadley sangat yakin misi ini akan berhasil.

"Versch! Winzen!"

Carla dan empat orang lainnya merapalkan sihir pembalik kutukan. Sihir berbentuk bola cahaya tersebut tidak keluar dari depan telapak tangan, namun turun dari langit ke tengah-tengah kota Montagna.

Bola cahaya tersebut mulanya berukuran kecil, namun perlahan membesar. Suara retakan dari batu-batu sihir pun terdengar. Orang-orang bersiap mengantisipasi datangnya para monster.

Suara tanah bergetar dan mulut mengerang yang dikeluarkan para monster mulai menggema. Terlihat monster Delphra si Rubah dengan ekor menyusahkan, Varreth si Ular Besar yang lincah, dan Thorius si Rusa dengan tanduk seperti unicorn yang mampu mengeluarkan sihir api. Monster-monster tersebut muncul dalam jumlah besar. Kebanyakan dari mereka merupakan monster tingkat menengah.

"Lindungi nona Carla dan lainnya! Berhati-hatilah dengan sihir yang kalian gunakan! Jangan sampai menimbulkan longsor!"

Pangeran Kenric memberi arahan. Orang-orang pun mulai bergerak untuk melakukan pertahanan. Suara kapak dan pedang yang membelah tubuh monster, suara anak panah yang melesat dari busurnya, serta suara ledakan-ledakan sihir mulai terdengar.

Rui, Alea dan Grimm tidak pergi terlalu jauh dari tim pembalik kutukan untuk melindungi mereka.

"Rui! Aku pinjam ini!"

Alea tiba-tiba menarik pedang milik Rui. Memang, pedang itu tidak akan berguna jika digunakan dalam bertarung oleh Rui. Tapi apakah pedang bernama Stampford milik Rui bisa digunakan untuk membelah monster?

Selama ini Rui berpikir, pedang ini adalah pedang spesial yang hanya bisa memotong bahan makanan ke dalam bentuk apapun, sesuai dengan pikiran sang pengguna. Misalnya saja, jika Rui berpikir untuk memotong semangka ke bentuk segidelapan, maka semangka tersebut akan terpotong menjadi segidelapan hanya dalam sekali tebas!

"T-tunggu!" Rui berusaha meraih gadis itu namun Alea melompat begitu jauh.

Di hadapan Alea berdiri Ul Delphra. Gadis itu memadukan sihir angin dengan pedang milik Rui. Dengan mudahnya Alea menebas monster itu dan membelahnya menjadi dua.

Ternyata pedang itu bisa digunakan bertarung oleh orang lain?

Dengan pemikiran seperti itu, mungkin Rui bisa memotong bahan makanan sesuai keinginannya dengan pedang apapun. Tidak hanya dengan pedang Stampford miliknya.

Ternyata pedangku sama sekali tidak spesial.

🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜

Bola cahaya tersebut lama-kelamaan menyelimuti kota. Para pengguna elemen cahaya masih berdiri dengan tangguh. Meskipun pertarungan dengan para monster tengah terjadi, mereka berlima tetap fokus.

Sebuah bola api tiba-tiba memancar ke arah mereka berlima. Grimm melompat dan menggunakan sihir tanah. Ia membuat tembok besar untuk melindungi mereka. Namun, panas dari bola api tersebut mampu menghancurkan tembok buatan Grimm.

"Ugh, Thorius benar-benar merepotkan! Rui! Tangani saudara sesama pengguna api mu ini!" Grimm berteriak ke arah Rui yang sedang memanggang beberapa Varreth.

Taste of Noodle Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz