❄𝓟𝓪𝓻𝓽 45

Zacznij od początku
                                    

Tamiya menatap ragu pintu hitam di depannya. Sudah sejak lama ia penasaran dengan pintu itu. Jangankan untuk masuk, berdiri di depan pintu ini saja langsung memancing amarah sang Mama.

Apakah dengan masuk ke sini semua keraguan dalam dirinya terjawab sudah? Ya semoga saja.

Tamiya membukanya. Dirinya agak kesulitan karena lampu sudah padam. Dengan bantuan flash ponselnya, gadis itu menyingkap tirai tebal hingga cahaya di luar sana menyeruak masuk.


Yang yang ia lihat dari sini hanyalah ruangan hampa. Tapi tidak dengan dinding-dindingnya yang penuh dengan foto-foto seorang.... Apa?!  Libra?!

Tamiya takut. Ada apa ini? Ibunya? Kenapa ibunya mempunyai foto lelaki pujaannya sebanyak ini? Lututnya bahkan langsung melemas saat ia baru sadar jika lantai yang ia pijak penuh dengan coretan cat.

'MILIKKU!'

Tamiya menggeleng mundur beberapa langkah.
"Nggak, hahaha nggak mungkin. Mama nggak mungkin suka sama Libra hahaha nggak bakalan mungkin", ujarnya.

"Obsesi?", tambahnya saat sebuah kata muncul tiba-tiba di otaknya.

Baru saja ia ingin berlari keluar, tapi kakinya tak sengaja menendang sebuah kunci yang tergeletak begitu saja di atas lantai. Pelan-pelan Tamiya berjongkok agar tak menyiksa perutnya. Ia meraih benda itu lalu menatap sekeliling mencari keberadaan lubang yang bisa membuka jawaban lebih lanjut.

"Pasti ada di sekitar sini", gumamnya. Ia berdiri, berkeliling menatap semua dinding. Tangannya tak tinggal diam, ia mengelus-elus permukaan dinding bercat putih itu. Namun matanya sedikit terpaku saat mendapatkan foto yang sedikit berbeda dari ribuan foto di dalam ruangan ini.

Tamiya merasa aneh. Siapa wajah yang mirip Libra di dalam sana. Bentukan foto sebesar telapak tangan yang tampak kusam itu menandakan jika ia sudah ada beberapa tahun atau puluhan? Gadis itu menariknya dari dinding. Ia membolak-baliknya namun tak menemukan apa-apa. Tapi saat ia berniat mengembalikannya, dirinya termangu melihat lubang tempat dimana foto itu tertempel.

Tamiya memasukan kunci itu dan memutarnya berlawanan arah dengan jarum jam.

Clik

Tamiya terpaku karena lubang kecil tadi adalah yang ia cari-cari. Ia membuka benda persegi yang menyatu dengan dinding secara cepat. Matanya langsung disambut dengan sebuah buku diary milik Aruna?

Gadis itu membukanya sambil mendudukan diri di atas lantai. Lembaran pertama berisi coretan tangan persis milik sang ibu.

'Mengesalkan sekali, Stevin lagi-lagi menolakku hanya karena Liqa teman baiknya!'

Walaupun Tamiya tak tahu menahu dengan orang-orang yang disebut-sebut Aruna dalam diarynya, namun ia tetap membalik halaman selanjutnya.

'Mereka menikah?! Kenapa Liqa selalu lebih unggul satu langkah dariku? Rencanaku? Kenapa semuanya selalu gagal!'

Tamiya membalik lagi.

'Dan pada akhirnya dia meninggalkan aku. Liqa, kau sangat licik! Kau membawa suamimu menjauh dari jangkauanku! Aku benci kau!'

Snow White's an Extra [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz