❄𝓟𝓪𝓻𝓽 31

Start from the beginning
                                    

"Udah cocok jadi Bapak aja", celoteh Nate dengan gerlingan mata nakal.


Libra tak bereaksi, ia meletakan Jilva untuk duduk di sampingnya, lalu menyuapi gadis kecil itu dengan telur rebus.
"Buka", titah Libra.

Dengan pelan Jilva menerima suapan itu sambil menyenderkan kepalanya di lengan pamannya. Sungguh, dirinya sangat mengantuk dan maunya tidur lagi.

Zoia menatap pemandangan itu dalam diam. Hatinya menghangat menyaksikan sikap suaminya yang sudah seperti seorang ayah yang menyuapi anaknya yang baru bangun. Otaknya bergerak dan berakar membayangkan jika hal itu akan mereka lewati ke depannya. Seindah itu kah? Dirinya bahkan sampai tak bisa menyembunyikan rasa bunga-bunga itu. Berlebihan memang.


***

Reya menghentikan aktivitasnya yang sedang memasukan kue-kue buatannya selamam ke dalam toples, saat mendengar suara klakson motor putranya. Wanita itu segera mencuci tangannya di wastafel lalu mengelapnya.


Tanpa melepas apronnya, wanita itu berjalan cepat. Di ruang tamu, seorang gadis berambut di atas bahu sedang duduk manis. Dan Alan yang tadinya mau memanggil Bundanya langsung mengurungkan niatnya karena Reya sudah duluan ke sana.

Melia langsung berdiri saat melihat Reya yang berjalan ke arahnya.
"Halo Tante, aku Melia", ujar Melia langsung mencium tangan Reya dengan gugup. Tentu saja gugup, ini kali pertama bertemu dengan Bundanya Alan, pacarnya.



Reya tersenyum ramah sambil mengelus kepala gadis dengan tubuh sedikit pendek itu.
"Panggil Bunda aja kayak Alan ya cantik", ujar wanita itu bersikap baik walaupun sempat tidak menyukai gadis itu akibat perubahan anaknya.


Melia malu diperlakukan seperti itu. Awalnya ia kira Bundanya Alan tidak menyukainya, makanya pacarnya itu tidak mengizinkanya bertamu ke rumahnya.

"Kamu udah makan?", tanya Reya duduk sambil menarik tangan Melia ikut dengannya.

"Udah Bunda", balas Melia sedikit gugup.



"Tunggu di sini ya, Bunda mau buatin minum dulu", ujar Reya.

"Ehh nggak usah Bunda, Melia nggak haus. Nanti Melia ambil sendiri kalo perlu", ringis gadis itu berjaga-jaga agar tidak merepotkan Reya.


"Alan, kamu temanin Melia dulu. Bunda mau nganter cemilan buat adik kamu dan teman-teman dia", titah Reya mulai bangkit.

"Iya Bun", paham Alan.

"Bunda mau kemana?", tanya Melia.

"Bunda mau ngaterin cemilan buat adiknya Alan sama teman-temannya. Mereka lagi camping di sana", sahut Reya.

"Melia boleh ikut? Sekalian mau kenalan sama adiknya Alan", ujar Melia dengan senyum manisnya.

"Nggak usah, kamu di sini aja", sela Alan dengan cepat.

"Kalo Melianya mau ikut yaudah nggak apa-apa", ujar Reya.

"Nggak usah Bun", tolak Alan membuat Melia yang sempat senang langsung berubah cemberut. Kini gadis manis itu memasang wajah memelas ke arah Alan yang tampak tegang.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now