❄𝓟𝓪𝓻𝓽 25

Start from the beginning
                                    

Libra menggaruk kepalanya. Apa ia baru saja melakukan kesalahan? T-tapi kesalahan apa? Ia baru saja pulang sekolah dan tidak tahu apa-apa.

Libra menghela napas. Ia menangkup wajah Zoia, memutarnya agar menoleh ke ayahnya.
"Heiii liat gue", ujarnya.

Zoia menatap datar mata suaminya dan itu entah kenapa membuat hati Libra gelisah.
"G-gue ad-a sal-ah?", gagap Libra sambil menahan napas.

"Pikir sendiri!", sinis Zoia membuat suaminya membolakan mata.

Libra menelan ludah. Matanya bergerak gelisah mencoba membongkar memorinya, mencari-cari letak dari kesalahannya pada sang istri.

"L-lo marah soal tadi malam karena gue cium lo?", cicit Libra. Zoia menepia tangan suaminya di wajahnya.

"Masih nggak nyadar ya lo? Lo pura-pura lupa perbuatan lo di sekolah?!"

Setelah mengatakan itu, Zoia pergi dari sana untuk sekedar ke kamar mandi, meninggalkan Libra yang melongo sambil menggaruk lehernya kebingungan.
"Emang gue habis ngapain?", cicitnya dengan wajah memelas untuk pertama kalinya.

***

Libra turun dengan wajah kusut seperti pakaian yang belum disetrika bertahun-tahun. Di sisinya ada Jilva yang tadi memanggilnya untuk makan siang. Di ruang makan, terdengar ramai dengan suara gelak tawa.

"Nahh ini Libra yang aku maksud Rak", ujar Neil saat menyadari keberadaan adik iparnya.

"Duduk di samping Zoia, Bang", suruh Ella menunjuk bangku kosong di samping gadis yang hanya menatap diam Libra.

Libra dengan gerakan cepat langsung menarik kursi dan duduk dengan nyaman di samping gadis itu.
"Lib, ini Bang Raka dan anaknya Orion", ujar Neil.

Libra mengangguk sambil menjabat tangan pria paruh baya yang berada di depannya. Saat tatapan dan uluran tangannya berpindah ke samping pria bernama Raka itu, Libra terdiam. Sosok lelaki yang lebih tua tiga tahun darinya itu langsung menerima uluran tangannya.

"Orion bro", sapa lelaki muda itu.

"Ayo mari makan", ajak Ella mempersilakan. Libra mengunyah makanannya yang terasa hambar di mulutnya. Mata lelaki itu menatap geram ke arah lelaki bernama Orion yang terus tersenyum dengan Zoia. Libra mengenal lelaki itu, bukankah dia mahasiswa magang yang pernah memuji istrinya waktu itu?



Libra meneguk air mineralnya dengan cepat. Ia menarik kursi Zoia hingga menempel di kursinya. Yang ditarik hanya menatap datar pada lelaki yang berstatus suaminya itu.

"Sayang, nggak boleh makan yang pedas-pedas, kamu masih belum sembuh", celetuk Libra dengan penuh perhatian pada Zoia, meskipun matanya pada Orion.



"Kalian pacaran ya Nak?", tanya Raka.

"Dia calon tunangan saya Bang", ujar cepat Libra.

"Wahhh bagus dong kalau seperti itu. Jangan lupa undang pria tua ini di hari H-nya", ujar antusias Raka.

'Udah lewat Pak!', pekik Zoia di dalam hatinya.

"Emang Zoia sakit apa?", itu suara Orion yang ikut meramaikan suasana.

"Ngapain nanya?", celetuk Libra.

"Ehh santai bro santai hahahaha", tawa Orion namun yang diajak santai tidak bersaksi apa-apa.

'Cemburu ohh cemburu',  cibiran Venus yang sedari tadi dikacangin di samping Jilva yang tidak tahu menahu tentang yang dibicarakan mereka.

***


Anneth mengelap keringatnya yang membahasi pelipisnya. Gadis itu memilih meneduh sebentar untuk beristirahat dari kegiatannya. Anneth menunduk, menatap brosur berisi info diskon besar-besaran dari toko tempat ia kerja.

Sudah sekitar dua jam ia berdiri sambil memberikan brosur pada siapapun yang lewat, akhirnya ia tak mampu lagi berdiri. Gadis itu meringis saat merasakan perutnya berdemo minta diisi. Namun saat ia merogoh satunya, Annth pasrah tidak makan karena dirinya hanya punya uang receh.


Anneth kembali berdiri, ia harus menghabiskan brosur ini agar bisa pulang ke rumah.

"Silahkan mbak, semoga tertarik", ujar Anneth.

"Lohhh Anneth?"

Gadis itu menoleh saat tahu ada seseorang yang menepuk bahunya. Ia berbalik dan langsung terkejut.
"Lohh Tante Aruna"

Anneth langsung menyalim wanita yang menjadi ibu dari sahabatnya. Gadis itu menurut saat tangannya ditarik oleh tangan halus Aruna menuju tempat ia berteduh tadi.

"Nihh makan, lapar kan?", ujar Aruna meletakan seplastik makanan di pangkuan gadis muda itu.


"E-ehh kok?"

"Makan gihh", suruh Aruna dengan senyum manis. Mata Anneth berkaca-kaca.

"Makasih Tante", ujarnya. Aruna mengangguk sebagai jawaban. Dengan lahap, Anneth mulai memakan makanan pemberian wanita itu. Dalam hati Anneth menangis, kenapa keluarga Tamiya sungguh baik padanya?

Hutang-hutang ayahnya dibayar lunas, mereka menyediakan rumah untuknya dan ayahnya yang diusir dari kontrakan karena belum baya sewa, ayahnya diberi pekerjaan sebagai cleaning servis di perusahaan mereka. Kadang-kadang jika Anneth butuh uang, Tamiya akan memberikannya secara cuma-cuma. Bahkan sahabatnya itu tidak segan-segan memberinya barang-barang mewahnya kepadanya.



Sejauh ini mereka sudah sangat-sangat berperan penting. Sampai-sampai Anneth tidak tahu harus membalas kebaikan mereka.

"Anneth?"

Gadis itu mendongak saat wanita di sampingnya memanggilnya.

"Iya Tante?", sahutnya.

"Kamu mau bantu Tante nggak?", ujar Aruna.

"Mau bantu apa tante?", tanya Anneth.

Aruna mengelus rambut gadis itu dengan sayang, membuat Anneth terbuai menginginkan seorang ibu.
"Tapi janji dulu"

Tanpa ragu Anneth mengangguk.
"Janji", sahutnya.

Aruna tersenyum.
"Kamu jadi selingkuhan suami Tante"

Anneth mematung.
"A-apa?"

"Suami Tante suka sama Tamiya sayang. Tante mau kamu jadi wanita Om Reilan, suami Tante. Kamu mau kan? Kamu nggak mungkin mau masa depan sahabat kamu hancur", ujar Aruna.

Anneth kaku, ini tidak bisa masuk di akal. Gila? Ya! Sangat gila malah.
"Tante ngomong apa sih?"

"Nggak jelas sayang? Kamu jadi selingkuhan suami tante. Tante nggak lagi becanda", ujar Aruna.


Anneth menggeleng.
"Nggak mau Tan", tolak cepat gadis itu.

Aruna masih saya mempertahankan senyum manisnya.
"Mau pilih mana sayang? Mau jadi wanitanya suami tante atau kamu mau ganti semua apa yang telah keluarga tante berikan sama kalian ditambah ayah kamu dipecat dari pekerjaannya. Ohh lagi, ditambah dengan biaya rumah sakit ayah kamu selama bertahun-tahun"



Jder!

Anneth terdiam.

Aruna langsung berdiri.
"Tante pergi dulu sayang. Tante tunggu jawaban kamu hanya dua hari. Jika setuju maka kamu harus nyembunyiin status baru kamu dari anak Tante dan kamu akan mendapatkan hidup bergelimang harta. Tapi jika menolak, Tante tidak perlu mengulang apa yang Tante bilang tadi kan?"






____o0o_____

24 Januari 2023

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now