❄𝓟𝓪𝓻𝓽 22

Start from the beginning
                                    

"Enghhh"



Libra membuka matanya lebar-lebar. Ia duduk tegak dengan ekspresi yang seperti baru mendapatkan nyawanya yang hilang. Lelaki itu buru-buru menekan bel di samping brankar. Sambil menunggu dokter, Libra mengambil waktu untuk mengelus kepala istrinya yang dingin.

"Bertahan", bisiknya.

Tak lama setelah itu, terdengarlah bunyi langkah kaki yang saling bersahutan di koridor rumah sakit yang sunyi. Libra tanpa disuruh lagi langsung sadar diri dan memilih menunggu di luar.

Libra mengucapkan banyak permohonan yang sama agar gadis itu sadar dari komanya.


Disela-sela itu juga, kantuknya kembali menyerang matanya. Namun lelaki itu berusaha agar bisa terjaga, untuk menunggu hasil dari pihak medis yang sedang bekerja semaksimal mungkin untuk nyawa seseorang.


Ceklek


"Pasien sudah kembali normal. Beliau akan siuman dalam beberapa jam lagi", ujar mereka.


Libra tersenyum lebar. Hatinya langsung merasakan rasa lega yang melepas semua beban di dadanya dan pikiran-pikiran yang sudah bercabang-cabang terlebih dahulu.



***



Secha keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap. Gadis itu menarik selembar tisu di atas meja make upnya. Ia menggunakannya untuk mengelap kecamatanya yang tadi jatuh ke dalam bathrobe.

Secha sedikit heran saat melihat baju-bajunya sudah berhamburan keluar dari dalam lemari. Gadis itu memungutnya dan memasukannya kembali ke dalam lemari. Ia terdiam melihat dompetnya sudah terbuka.

Secha membukanya.

"Sacha!!!!"

Gadis itu dengan kesal berlari ke kamar sebelah. Secha memukul pintu tak sabaran.

Ceklek


Sacha keluar dengan pakaian modis. Ia menatap heran atas keberadaan kembarannya di depan pintunya. Oh tumbenan sekali.


"Apa?", tanya Sacha.


Secha menggeram, ia melempar dompet miliknya ke wajah Sacha.
"Black card gue mana?!!!" teriak Secha.


Sacha tidak merasa takut atau menyesal.
"Sama gue, gue mau senang-senang bareng tuh kartu di club", sinisnya.


"Gila ya lo, kembaliin! Itu uang bulanan kita", geram Secha.

"Ohh ya? Sayang sekali gue nggak mau", celetuk santai Sacha.

"Kembaliin!!!", geram Secha.

"Diem dehh, lo pikir gue nggak tahu ini uang jajan lo dari dulu kan? Bonyok selalu lebihin uang jajan lo dibanding gue yang pas-pasan. Jadi lo mending diam"

Sacha begitu saja menerobos Secha yang marah.

"SACHA!"

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now