❄𝓟𝓪𝓻𝓽 13

Start from the beginning
                                    

Zoia melewati orang-orang yang juga mempunyai tujuan yang sama dengannya. Ia menaiki jembatan terbuat dari kayu yang sengaja dibuat di tengah-tengah danau. Zoia berhenti saat sudah berada dipertengahan danau. Matanya berbinar melihat katak-katak yang berhamburan turun dari daun teratai saat tangannya terulur ke bawah.


Gadis itu duduk di jembatan, menjadikan pembatas jembatan sebagai pegangan. Ia menenggelamkan tangannya di dalam danau yang hampir diselimuti oleh teratai dengan bunganya yang bewarna pink pucat itu.



Dengan nakal ia menyentuh telur katak yang berada di bawah daun teratai dan siap menjadi berudu di waktu yang dekat. Namun dahinya menyeringit heran saat tak sampai semenit ia memainkannya, telur-telur itu sudah membuka.

Zoia panik, setahunya kekuatannya itu tidak keluar tanpa seizinnya. Ia kembali memegang telur beku itu, dengan pelan-pelan es itu mencair. Namun sialnya, semua tak sesuai keinginannya.


Zoia kalang kabut saat telur-telur itu memang terbebas dari kebekuan tapi mereka langsung berubah menjadi debu yang perlahan mulai menyebar ke air danau.

"Hai"

Zoia langsung menyembunyikan ekspresinya. Ia mendongak, menatap sesosok yang berdiri di belakangnya.
"Ya?"

Sosok itu tersenyum manis, ia ikut duduk di samping Zoia.
"Lo nggak ingat sama gue?", tanyanya.

Dengan pelan Zoia mengangguk.

"Lo lupa ternyata. Gue Vansel yang waktu itu", jawabnya.

Ah Vansel, antagonis pria bukan? Lalu kenapa ia ada di sini?

"Gue tadinya duduk di bangku samping danau dan nggak sengaja liat lo duduk di sini sendirian", ujar Vansel seperti bisa membaca isi hati Zoia.



"Ohhh hehehe maaf gue lupa tadi", cengir Zoia bersikap normal dan melupakan kejadian tadi untuk sekarang ini.

Vansel terkekeh. Ia membuka sepatunya, kemudian mencelupkan kakinya ke dalam danau.
"Nyaman banget, coba deh", ajaknya. Zoia mengangguk, ia nemyampirkan sandal rumahannya ke samping tubuhnya, dan melakukan hal yang sama seperti Vansel tadi.

Kakinya bersentuhan secara utuh dengan air danau yang dingin, sangat cocok di sore hari yang panas. Zoia mulai asik dengan dunianya dan mulai melupakan keberadaan Vansel. Gadis itu menggoyangkan kakinya berirama.

"Lo kenapa sendirian aja?", tanya Vansel.

"Karena emang sendirian aja", tutur Zoia.

Vansel mengangguk walau tak paham.
Sepasang kekasih melewati jembatan begitu saja. Vansel menatap punggung keduanya dalam diam.
"Gue lagi suka sama seseorang Zoia", ujar lelaki itu.

Zoia menatap sekilas Vansel. Apa lelaki itu sedang curhat? Tapi kenapa padanya? Lalu, Vansel bukanlah sosok yang terbuka, dia pendiam namun berbahaya. Dalam cerita True Love, Vansel diceritakan memiliki jiwa psychopath yang kadang kambuh. Namun lelaki itu berusaha mengontrolya karena ia juga sangat takut dengan dirinya. Ia menganggap dirinya menjijikan karena sangat menyukai darah.

Vansel hanya orang kesepian yang besar tanpa peran orang tua. Vansel tumbuh di panti asuhan sebelum diadopsi oleh seorang nenek tua yang sebatang kara. Nenek itu meninggal tak lama saat Tamiya dilecehkan. Dan otomatis segala harta waris berpindah di tangan Vansel.

Tunggu... Tak lama setelah Tamiya dilecehkan? Berarti neneknya meninggal beberapa waktu ini dong?

"Lo tahu siapa cewek yang gue suka?", tanya Vansel.

"Siapa?", Tamiya dong hehe, ujar Zoia.

"Lo kenal Tamiya? Keknya lo satu sekolah sama dia"

Zoia mengangguk.
"Jadi dia?", ujar Zoia.

Vansel mengangguk pelan.
"Tapi dia suka sama Libra dan Libra suka sama dia juga", tutur Vansel.

Dia sudah bertemu dengan Libra?

"Terus-terus?", ujar Zoia.

"Gue nggak tahu harus gimana. Menurut lo, gue nyerah atau gimana?", tanya Vansel. Zoia tersenyum, lelaki ini bisa dijadikan sekutu tanpa sadar.

"Gas aja sih menurut gue", ujar Zoia menepuk kepala Vansel agak kesusahan karena tinggi badan yang jauh berbeda.

Vansel tanpa sadar tersenyum manis saat mendapatkan perlakuan itu. Dan adegan itu disaksikan oleh mata Libra walau hanya sekilas karena sedang mengendarai motor menuju apartemennya.
"Bajingan itu"




***




True Love tentang sebuah cinta yang tulus. Cinta seorang tokoh utama pria yang begitu menyayangi tokoh utama wanitanya. Libra merelakan harga diri, nama, dan masa depannya untuk menjadi punggung untuk melindungi Tamiya dari kepahitan setelah kejadian pelecehan itu.



Libra sama sekali tidak jijik atau rugi saat istrinya sudah tidak perawan dan pernah dinikmati secara bergilir oleh begal jalanan itu.



Libra sama sekali tidak membenci anak dari sperma orang lain yang lahir di perut Tamiya. Malahan lelaki itu memberikan cinta untuk anak itu seperti ayah pada anaknya.


Libra tidak keberatan dengan itu, sungguh ia tidak keberatan. Ia abai dan tak peduli saat lingkungan menggunjingnya, saat anak mereka tidak memiliki kemiripan dengan dirinya. Terserah, Libra tak peduli. Karena baginya, istri dan anaknya adalah segalanya.




Zoia menutup pintu balkomnya, ia menarik tirai lalu merangkak ke atas tempat tidur. Ia bersandar pada kepala kasur, menatap jam dinding yang masih belum larut.


Zoia sedikit khawatir, alur sudah berubah saat ia menghalau pelecehan itu. Hanya dengan itu, ia secara seutuhnya sudah menghancurkan cerita True Love. Namun yang membuat ia risau, apa tidak adakah efek dari semua ini? Apa setelah mengacaukan semua akan baik-baik saja? Atau jangan-jangan ia semakin memperkeruh semua takdir para tokoh.


Zoia menarik napas panjang, semoga saja semuanya tidak. Tugasnya tinggal satu bukan? Melengserkan Tamiya dari hati suaminya. Dan jika diberikan kesempatan untuk kembali ke dunianya, maka ia akan pulang.





Dan untuk kejadian tentang berudu itu ia tak mengerti. Apa itu hanya sebuah kebetulan atau salah satu kutukan miliknya yang mulai keluar?






"Besok adalah hari dimana Tamiya ditolong oleh antagonis dan protagonis pria, gue nggak mungkin ngelewatin momen ini gitu aja bukan? Dan juga, gue bakalan nyaksiin kehadiran antagonis wanita. Bagaimana dengan bermain-main?", gumam Zoia.


Gadis itu berikutnya tersenyum lebar saat memikirkan sesuatu di dalam otaknya.
"Lumayan untuk dicoba", bisiknya lada diri sendiri.








___o0o___

12 Januari 2023

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now