Tak bisa jauh

103 8 0
                                    

“Bim, lo udah ngerjain tugas trigonometri dari pak Reno? Kalau udah selesai gue nyontek dong.” Zaskia mencoba mencairkan suasana yang sangat canggung sejak pagi tadi.
Tanpa menjawab sepatahkatapun, Bimo mengeluarkan buku tulis berwarna merah dari dalam tasnya dan menyodorkannya kehadapan Zaskia. Zaskia harus berusaha lebih keras lagi agar Bimo kembali seperti Bimo yang bersikap peduli dan selalu mencari perhatiannya.

“Bim, yang nomer 4 ini gimana sih cara nyelesainnya.” Tanya Zaskia yang berpura-pura tak mengerti. Bimo diam tanpa menoleh sedikitpun kearah Zaskia.

“Bim, kalau yang ini....” belum selesai Zaskia dengan kata-katanya, Bimo bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Zaskia. Zaskia menatap langkah kaki cowok itu yang semakin jauh meninggalkannya. “Masak ke kantin gak ngajak gue sih”ucap  Zaskia kesal.

Setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi, Bimo langsung keluar kelas menuju parkiran diikuti oleh Zaskia. Tubuh Zaskia yang pendek membuatnya sulit untuk mengimbangi langkah kaki Bimo yang sangat cepat.

“Bim!” pekik Zaskia, namun Bimo tak menoleh.

“Bim! Bimo! Tungguin gue dong!” tak mendapat respon dari Bimo, Zaskia memutuskan untuk mengejarnya.

“Bim, tunggu dulu.” Zaskia berhasil meraih tangan Bimo yang membuat langkahnya terhenti.

“Apaan?” tanya Bimo ketus.

“Gue balik bareng lo ya,” Zaskia mendongak menatap Bimo yang enggan melihatnya.

“Itu permohonan atau perintah?” ucap Bimo.

“Permohonan.” Zaskia menatap wajah Bimo dengan ekspresi memohon yang membuat siapapun enggan untuk menolak.

“Sorry, gue sibuk!” Bimo melepaskan tangan Zaskia dan berlalu meninggalkan Zaskia dengan motornya. Zaskia terdiam ditempatnya. Dia semakin bingung bagaimana cara mengatasi masalahnya dengan Bimo dan menghapus semua kesalahpahaman ini.

“Zaskia!” panggil Dareen dari dalam mobil. Cowok itu langsung menghampiri Zaskia yang berdiri diparkiran.

“Balik bareng gue yuk!” ajak Dareen.

“Gue....”

“Udah pesan ojol? Lo aja gak ada megang hp dari tadi.” Dareen menunjuk kearah tangan Zaskia yang kosong.

“Udah jangan banyak alasan. Bareng gue aja, sekalian gue juga mau ngajakin lo ke mall, bantuin gue nyari kado buat nyokap gue yang besok mau ulang tahun.” Ucap Dareen.

Zaskia berpikir tidak ada salahnya dia membantu Dareen kali ini. Cowok itu sudah begitu baik padanya, jadi tidak ada salahnya jika Zaskia membantunya kali ini.

“Okay.” Zaskia dan Dareen masuk kedalam mobil dan pergi menuju sebuah mall yang termasuk salah satu yang terbesar di Jakarta.

***

“Hei, bro!” Andri yang sedang bermain bola langsung menghampiri Bimo yang baru saja datang dengan wajah kusutnya.

“Hei!” keduanya langsung menyatukan kepalan tangan sebagai bentuk keakraban.

“Kenapa nih, tumben banget lo pulang sekolah langsung kesini.”  Andri yang melihat Bimo masih memakai seragam sudah bisa menebaknya.

“Gue bingung mau kemana, jadi gue kesini deh,”

“Lo mau langsung main apa gimana nih? Tapi, bentar! Ini muka kenapa kusut banget.” Andri menunjuk kearah wajah Bimo yang memang tak bersemangat sama sekali.

“Kepo aja lo. Udah, lo main sana. Bentar lagi gue nyusul.”

“Gue bukan kepo, gue tuh care sama lo”

“Elleh, kebanyakan gaya lo!”

Bimo selalu menghabiskan waktunya untuk bermain bola supaya melupakan masalah yang sedang dia hadapi. Malam harinya, Bimo seringkali ikut balapan liar bersama teman-temannya, sehingga pada saat pulang kerumah Bimo langsung tertidur akibat kelelahan.

***

“Kayaknya ini cocok deh buat lo.” Dareen mengambil sebuah hoodie berwarna pink dan mencocokkannya ketubuh Zaskia.

“Gak usah, Dareen. Gue lagi gak bawa duit juga.” sambut Zaskia.

“Lo tenang aja, gue yang traktir,” ucap Dareen.

“Tapi...” Zaskia ragu.

“Anggap aja ini ucapan terima kasih gue karena lo udah bantuin gue nyari kado buat ulang tahun nyokap.” Ucap Dareen memaksa.

Zaskia mengambil hoodie yang diberikan Dareen dan memperhatikan bandrol harga hoodie yang terbilang mahal itu.
“Ini mahal banget, Dareen. Mending gak usah deh. Better kalo duitnya lo tabung aja.” Zaskia menyerahkan kembali hoodie yang dipegangnya pada Dareen. “Gue gak enak nerima barang semahal ini dari lo,” tambah Zaskia.

“Kok gitu? Lo tuh cocok pake ini tau” Dareen memaksa.

“Nggak, gue gak bisa nerima ini. Sorry ya...” Zaskia tersenyum tipis. “Udah dapet kan yang lo cari? Balik yuk!” ajak Zaskia.

“Ya udah kita balik. Gak mau makan dulu?” Dareen menunjuk kearah restoran Jepang yang ada di mall tersebut.

“Enggak deh. Gue udah janji mau makan malam bareng ibu gue dirumah,” Zaskia menolak halus ajakan Dareen.

“Okay, kita balik!” Dareen mempersilahkan Zaskia untuk berjalan duluan didepannya. Sebuah tindakan yang gentle pikir Zaskia, tapi Bimo tak pernah melakukannya. Dia selalu berjalan disamping Zaskia dan terkadang menggenggam tangannya sehingga membuat Zaskia merasa aman berada disamping Bimo.

Fat Girl and Skinny BoyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora